BAB 2

173 29 4
                                    

Happy Reading ya semuanya

Semoga kalian terhibur dengan cerita Darren dan Dara ini






Gadis itu melangkah keluar dari rumah. Langkahnya terhenti begitu mendengar sebuah suara memanggil namanya.

"Dara!"

Dara menoleh begitu mendengar sebuah suara memanggil namanya. Rupanya Darren yang meanggilnya. Darren sudah mengenakan setelan jas rapi dan menatap Dara.

"Naik angkot lagi?" tanya Darren kepada Dara yang akan berangkat ke kampus.

"Iya, Darren," jawab Dara dengan jujur.

"Kan mobil banyak. Kenapa gak minta sopir buat anterin kamu ke kampus saja?" tawar Darren. Dara tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya.

"Itu semuakan mobilmu, bukan mobilku," sahutnya. "Lagian gak enak. Aku cuma numpang tinggal di sini. Masa aku pake mobilmu juga. Gak tau diri itu namanya."

Darren hanya bisa mendesah berat. Dara selalu menolak segala bentuk kebaikan yang ingin ia berikan dengan alasan tahu diri

"Aku berangkat dulu, ya?" pamit Dara. Darren pun mengangguk.

Dara langsung meninggalkan rumah tersebut. Sementara itu Darren hanya bisa diam di tempatnya sembari menatap Dara yang semakin menjauh.

Dara turun dari angkot begitu tiba di depan kampusnya. Setelah itu Dara segera memasuki kampusnya. Dara berjalan melewati koridor.

"Natha!" Dara berteriak memanggil nama sahabatnya begitu melihat sosok sahabatnya itu sedang berjalan melewati koridor.

Gadis yang dipanggil Natha itu pun melambaikan tangannya kearah Dara. Natha berlari kecil menghampiri Dara yang memanggilnya.

"Kantin, yuk?" ajak Natha yang langsung menggandeng Dara.

"Yuk!" jawab Dara setuju.

Kedua gadis itupun melangkah menuju kantin bersama. Mereka duduk di bangku tempat biasa mereka duduk. Mata Dara langsung tertuju pada sekumpulan pria yang ada di kantin itu juga. Mereka merupakan seniornya.

"Yaampun... Samuel makin ganteng aja," puji Dara.

Mata Dara tak lepas dari sosok cowok berkulit putih dengan mata sipit dari kumpulan tadi. Pria bernama Samuel itu merupakan seniornya Dara.

"Udah sampe sejauh mana hubungan kalian?" tanya Natha penasaran. Dara mengedikkan bahu. Natha langsung mengerutkan keningnya.

"Paling chat-chat biasa aja," jawab Dara lemas. Natha menatap iba sahabatnya itu.

"Sabar ya, Dar. Emang gini sih naksir cowok populer kayak Samuel," kata Natha menasihati sambil menepuk-nepuk pundaknya Dara. Gadis itupun hanya bisa mengangguk lemah.

"Gue harus gimana ya biar Samuel menyadari keberadaan gue?" Dara meminta pendapat pada Natha yang notabenenya jomblo seumur hidup itu.

"Coba lu kasih perhatian lebih. Siapa tau keberadaan lu terlihat," saran Natha.

"Contohnya?" tanya Dara tidak paham. Pasalnya Dara juga baru pertama kalinya mendekati pria lebih dulu.

"Gue juga gak tau, Dar. Coba lu tanya sama orang yang lebih berpengalaman," saran Natha dengan wajah tak berdosanya.

Dara mencoba memikirkan siapa orang berpengalaman yang dimaksud oleh Natha. Dalam pikirannya hanya ada satu nama.

***

Darren sedang berada di ruang kerjanya. Tidak di kantor ataupun di rumah, Darren selalu menghabiskan waktunya untuk pekerjaan. Wajar saja karena sekarang Darren menjabat sebagai Presiden Direktur dari Mahartida Group yang bergerak dalam bisnis pasaraya.

The Possessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang