BAB 4

95 14 3
                                    

Selamat membaca dan selalu jaga kesehatan yaaa ❤



Dara sangat yakin kalau ia mendengar Samuel mengatakan sesuatu. Hanya saja ia tidak ingin terlalu percaya diri.

"Kupikir kita punya jadwal yang sama jadinya kita bisa pulang bareng. Eh, ternyata engga," ulang Samuel.

Dara mengerjapkan matanya mendengar perkataan Samuel barusan. Ia tentunya merasa salah tingkah.

"Mungkin lain kali ya, Kak?" sahut Dara dengan canggung. Samuel kemudian tersenyum dan mengangguk.

Dara langsung pergi meninggalkan Samuel. Jantungnya terasa berdebar-debar setelah mendengar perkataannya Samuel tadi.

Malam ini Darren memiliki sebuah acara yang sangat penting, yaitu peresmian sebuah mall yang dibangun oleh Hard Group dan bekerja sama dengan RUM Group. Keduanya sama-sama perusahaan paling berpengaruh di Jakarta.

Darren menatap dirinya yang kini telah dibalut dengan setelan jas berwarna navy. Setelah di rasa dirinya siap, Darren pun keluar dari kamarnya.

Darren menuruni anak tangga. Tepat di anak tangga terakhir, Darren berpapasan dengan Dara. Hal itu tentu tidak bisa membuat Dara mengabaikannya begitu saja.

Langkah Dara terhenti begitu melihat penampilan Darren yang tampak sangat rapi malam ini. Dara memperhatikan penampilan prianitu dari bawah hingga ke atas.

"Kok ganteng banget?" Dara membatin setelah memperhatikan penampilannya Darren.

"Dara, ada apa?" Darren memutuskan untuk bertanya karena melihat Dara yang terus memperhatikannya.

"Kamu... Mau kemana?" Dara tidak bisa menahan rasa penasarannya. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya kepada Darren.

"Oh... Ini aku mau peresmian mall," jawab Darren. Dara hanya mengangguk paham.

"Aku pergi dulu," pamit Darren kemudian meninggalkan Dara begitu saja.

Dara menoleh ke belakang menatap kepergiannya Darren. Setelah itu Dara menyentuh dadanya sendiri. Dara seperti merasakan adanya gejolak perasaan yang sangat sulit ia jelaskan.

"Mungkin gue berdebar gara-gara liat Darren terlalu ganteng kali, ya?" gumam Dara.

Dara memutuskan untuk menepis perasaan itu. Dara mengurungkan niatnya untuk menaiki tangga dan memilih kembali menuju kamarnya yang ada di bagian belakang rumah ini.

***

Darren tiba di acara bersama dengan Hendra. Banyak sudah tamu yang hadir. Darren melangkahkan kakinya menuju salah satu sosok pria paruh baya yang sedang mengobrol dengan beberapa rekannya.

"Pak!" sapa Darren. Lantas pria itu menoleh.

"Oh, Pak Daren!" sambut pria paruh baya itu dengan senyum yang mengembang setelah melihat kedatangannya Darren.

Darren balas tersenyum simpul. Pria yang disapa oleh Darren barusan adalah Direktur dari RUM Group, Ardi Rahardi.

"Darren, kenalkan ini putriku," kata Ardi sambil menunjuk pada gadis cantik yang berdiri di sampingnya sejak tadi.

Mata Darren kemudian beralih kepada gadis yang mengenakan gaun panjang berwarna hitam yang membalut tubuh rampingnya. Gadis itu tersenyum kepada Darren dan memperlihatkan lesung pipinya.

"Maudy Rahardi." Gadis itu memperkenalkan dirinya kepada Darren sambil mengulurkan tangannya.

"Darren Mahartida," sahut Darren datar kemudian menyambut uluran tangannya Maudy. Setelah itu Darren langsung melepaskan genggamannya.

The Possessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang