Bab 5

90 12 2
                                    

Dara semakin gugup karena Darren yang tak berucap sepatah katapun dan terus menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Tiba-tiba saja Darren melangkah maju mendekati Dara. Sontak Dara melangkah mundur.

"D-Darren, mau ngapain?" Dara bertanya gugup. Saking gugupnya ia sampai berbicara gagap.

Darren tak menjawab dan masih terus melangkah maju. Hal itu membuat Dara terpojok dengan punggung yang menabrak kitchen set.

"Aku mau ambil gelas," sahut Darren dengan santainya dan mengambil gelas yang ada di lemari atas tepat di belakangnya Dara.

Darren menarik dirinya menjauh dari Dara. Barulah Dara bisa bernafas lega setelah Darren menjauhkan dirinya.

"Aku ke kamar dulu!" Dara langsung melarikan diri menjauh dari Darren.

Dara masuk ke kamarnya. Ia langsung duduk di atas kasurnya. Dara memegangi dadanya yang berdegup sangat kencang. Malam ini Darren sukses membuatnya berdebar sebanyak dua kali.

Dara tidak mengerti mengapa ia bisa merasa seperti ini. Sebelumnya ia sudah cukup dekat dengan Darren karena mereka berteman sejak kecil. Tetapi, sekarang rasanya sudah berbeda. Terkadang Dara merasa ada gejolak aneh ketika berada di dekatnya Darren.

Buru-buru Dara menepis semua yang ada di pikirannya. Dara memutuskan untuk berbaring dan memejamkan matanya.

***

Dara sedang duduk di kantin bersama dengan Natha. Tiba-tiba saja ada salah seorang mahasiswa menghampiri Dara.

"Dar, dipanggil Kak Samuel, tuh. Katanya lu di suruh ke taman," kata mahasiswa tadi.

"Hah? Gue?" kaget Dara. Mahasiswa tadi mengangguk kemudian pergi meninggalkan Dara.

"Ngapain Kak Samuel nyuruh gue ke taman? Kenapa gak bilang langsung? Kan bisa chat," kata Dara bingung sambil menatap Natha.

"Mana gue tau, Dar. Coba aja lu ke taman. Siapa tau ada hal penting yang mau dikatakan Kak Samuel sama lu," sahut Natha.

Dara bangkit dari duduknya. Ia segera pergi menuju taman dengan ditemani oleh Natha.

Dara tiba di taman. Ia melihat Samuel yang sedang berdiri memunggunginya. Di sana juga ada teman-temannya Samuel. Dara tampak bingung dengan situasinya saat ini.

"Kak Samuel?" panggil Dara.

Mendengar suara Dara, Samuel pun langsung berbalik. Mata Dara membulat sempurna begitu melihat Samuel yang sedang berdiri menghadapnya sambil membawa sebuket bunga mawar merah.

Samuel tersenyum ke arah Dara kemudian melangkahkan kakinya mendekati Dara. Semakin Samuel mendekat, jantung Dara semakin berdebar-debar.

Samuel menghentikan langkahnya ketika ia berdiri tepat di hadapannya. Samuel tiba-tiba berjongkok dan mengarahkan buket yang sedari tadi dipegangnya kepada Dara.

Dara mengerjapkan matanya. Ia masih tidak bisa mencerna apa yang barusan terjadi, termasuk ketika Samuel bertekuk lutut di hadapannya.

"Dara, aku memang gak pandai berkata-kata. Terkadang juga aku cuek sama kamu. Tapi, kamu jangan salah paham dengan sikapku. Itu semua kulakukan karena selama ini aku bingung harus bersikap seperti apa padamu."

Dara mengerutkan keningnya dan menatap Samuel.

"Aku terlalu bingung karena gadis yang selama ini aku suka mendekatiku lebih dulu," lanjut Samuel.

Mata Dara kembali membulat begitu mendengar ucapannya Samuel.

"Dara, would you to be my girlfriend?"

The Possessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang