Minju menatap jendela dari kamarnya. Menyendiri dengan keheningan.
Haruto, Yoshi dan Asahi sudah tahu kalau tiga gadis itu mengetahui siapa mereka, terlebih Minju yang mengenal mereka secara spesifik.
Tapi ketiga pangeran serigala itu hanya diam. Tidak bereaksi apapun.
Awalnya Chaewon dan Sakura ketakutan setengah mati saat Minju berteriak di depan Yoshi.
Pagi menjelang, setelah melewati pertengahan bulan uranus, mereka benar-benar pindah dari Jepang.
Minju tiba-tiba terisak. Chaewon duduk di pojok ruangan, serta Sakura melamun sambil menatap jendela.
Tok tok tok
Terdengar ketukan dari luar.
"Nona Minju?"
Tetap tidak ada yang menyahuti.
Terdengar suara ketukan sepatu yang menjauh.
Minju mengelap air matanya, "Serigala brengsek!" Teriak Minju. Gadis itu berdiri, membuka kunci kamar dan berlari, membuat Sakura dan Chaewon tersadar lalu panik.
Dua gadis itu segera menyusul Minju yang berlari sambil mengangkat sedikit gaunnya.
"KANEMOTO YOSHINORI!!!" Teriak Minju menggelegar di kastil.
Bahkan Haruto yang sedang bersantai di luar kastil masuk karna kaget dengan teriakan Minju.
Minju berdiri tepat di hadapan Yoshi, sedikit mendongak.
Air matanya kembali meleleh, membuat sungai kecil di pipi mulusnya.
"Kau... kau brengsek! KAU SERIGALA BRENGSEK! LEPASKAN KAMI SIALAN! BAWA KAMI PULANG!!! " Teriak Minju sambil terisak.
Sakura mendekap Chaewon agar gadis itu tidak terjatuh. Mereka berada di tangga teratas, sedangkan Yoshi dan Minju ada di tepat tangga paling bawah.
Yoshi menatap Minju dingin. "Kau bilang aku apa?"
Minju tanpa takut membalas tatapan Yoshi, "Kau.Serigala.Brengsek." tekan gadis itu.
Pria di depannya tertawa sinis, "Sudah di beri tumpangan malah mengataiku, tidak tahu diri."
Minju juga tertawa sinis, "Kau pikir aku tidak tahu?" Ia berjalan melewati Yoshi dan berdiri di hadapan Haruto yang jelas jauh tingginya.
"Kau." telunjuk lentik Minju menunjuk wajah Haruto. "Kau yang membuat kami berada di sini, kau serigala yang mendekati Chaewon sampai di kritis antara hidup mati karna ketakutannya, KARNA KAU HARUTO!!!"
Sama seperti Yoshi, Haruto hanya menatap Minju datar.
"Yoshi, sepertinya kita harus jalankan plan b sekarang."
Di sini Minju sekarang.
Sendirian di kamar gelap dan dingin. Kamar itu tidak luas, hanya 2×2 meter, kamar itu bersih, hanya di isi sebuah ranjang kecil, bantal, selimut, meja kecil dengan nampan berisi makanan di atasnya serta jendela yang memperlihatkan pemandangan indah, jauh lebih indah di banding kamarnya saat bersama Sakura dan Chaewon.
Cklek
Pintu terbuka. Seorang pria berambut merah masuk dengan nampan makanan di atasnya.
"Kau tidak makan lagi, Minju?" tanyanya ketika melihat roti dan susu yang tak tersentuh di atas meja.
Minju tak menjawab. Duduk diam di atas ranjangnya.
Yoshi mengambil sarapan Minju yang tak habis lalu keluar, kembali mengunci pintunya.
"Kenapa kau masih repot mengurusiku?" tanya Minju tanpa menoleh. Suaranya serak, terlalu sering menangis.
Tangan Yoshi yang hendak menutup pintu terhenti.
Hening.
Yoshi belum menjawab. Masih diam menatap punggung Sakura.
"Aku... Ah, waktunya belum tepat untuk mengatakannya, Nona Minju, suatu saat kau akan tahu." Yoshi menutup pintu.
Minju menghela napas kasar.
Tiba-tiba sekawanan angsa melintas anggun di atas danau yang dapat di lihat dari jendela.
Mood Minju mulai membaik siang itu.
Ah. Sakura dan Chaewon apa kabar?
Setelah Minju meneriaki Haruto dan Yoshi, gadis itu di bawa kesuatu tempat yang kini ia tempati, benteng kecil yang di rambati bunga indah.
Pemandangan sekitarnya indah. Jauh lebih indah.
Minju justru tidak stress di sini. Hanya sesekali melamun, mengingat pria yang menemaninya adalah srigala yang sewaktu-waktu bisa memakannuya.
Kadang ia di temani Yoshi bermain di luar, menangkap kupu-kupu, memetik bunga, buah dan lainnya.
Beberapa kali, Minju mengamuk, mendiami Yoshi dan tidak makan. Dan kali ini terjadi untuk yang ketiga kalinya.
Sebut saja Minju gila. Karna Minju yang mengakui itu. Dia gila.
Yoshi tidak selembut itu membantu Minju. Kadang mereka bertengkar hebat. Bahkan Yoshi hampir saja kelepasan menggigit Minju, membuat gadis itu mengunci kamarnya, mendiami Yoshi.
Singkatnya pria itu masih dingin.
🐾🐾🐾
Hayooo ada yang kangen aku gaa??? Hahahahha
Apa kabar kaliaan??? Maaf ya jarang uppp
Nangis banget.
Aku bukan gak mood nulis, aku kalo udah seneng, nyapu gurun pasir aja aku kerjain. Btw aku lagi good mood akhir-akhir ini.
Tapi.
Tapi.
Tapi masalahnya gak ada waktu plisss😭😭😭
Aku masih sibuk ngurusin MPLS minggu inii, terus ngurus kelas juga kan, aku perlu adaptasi karna angkatan aku tuh banyak, dan gak semuanya aku kenal. Kebetulan banget, temen sekelasku rata2 ga aku kenal.
Minggu depan aku pulangnya udah sore, belum lagi di tambah PM, belajar, karna aku udh kelas akhir😭😭😭
Aku mau fokusin dulu belajar, karna buat ke tahap selanjutnya, butuh nilai bagus, jadi aku harus kurangin waktu buat nulis.
Aku usahain sempetin up yaa.
See youuu!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Stalk [HIATUS]
Fanfiction"Semakin kau genggam, semakin kau terluka, semakin kau bersinar, semakin besar juga bayangan hitammu." -Prince of wolf (Cerita ini terinspirasi dari vidio tiktok kak @Lian_noona) Cover by: @shafnai17