20. Kebahagiaan✅

3.7K 327 11
                                    

Harry merasa gugup, karena malam ini akan menjadi malam yang paling spesial baginya. Mereka akan segera menikah malam ini, dia sangat tak sabar.

Matanya menatap pakaian pengantin yang akan dia pakai nanti lalu mengelus dan memeluk pakaian itu. Sungguh tak percaya, dia akan melepas masa lajang dengan orang yang mustahil bila di bayangkan. Bibirnya membentuk senyuman manis, hidup dan takdir tak akan ada seorangpun yang tau.

"Harry ayo cepat sayangku, kita harus mengunjungi kedua orangtuamu" tom memanggilnya dari belakang.

Tentulah mengunjungi pemakaman orangtuanya adalah bentuk sebuah penghormatan, meski dia sedih dan teringat bahwa orangtuanya takkan bisa mengantar dirinya sampai altar pernikahan.
.
.
.

Makam itu terlihat sangat terawat, tom selalu menyuruh seseorang untuk membersihkannya secara rutin. Mata dark crimson'nya memandang tulisan di nisan itu.
Lalu dia dan harry menyimpan sebuah bunga crisan putih diatas makam.

Tangannya menggenggam harry dengan saat erat, walaupun mereka sudah tiada namun entah kenapa keberadaan mereka terasa memperhatikan keduanya.

"Tuan & Nyonya Potter, saat ini aku ingin meminta restu untuk meminang anak anda satu-satunya. Namun sebelum itu, aku meminta maaf atas semua kesalahan yang telah aku lakukan. Maafkan aku, karena telah membuat putra kalian hidup dalam penderitaan selama ini. Namun takdir sungguh unik dan tak terduga, takdir menginginkan kami untuk bersatu. Bahakan itu semua tak pernah terbayang di benak kami. Aku dan harry bahkan seperti langit dan bumi, dia adalah malaikat yang selalu menerangi kegelapan dengan cahaya, anakmu sungguh sangat bersinar. Sedangkan aku adalah sisi kegelapan itu yang orang-orang takkan memasukinya" harry memegang bahu tom dan menguatkannya untuk kembali berbicara.

"Namun harry putra kalian yang sangatlah hebat, berhasil membuat kegelapan dalam diriku hancur dan membuatku bisa mengenal cahaya. Tapi yang terlebih penting dari itu adalah, aku Tom Marvolo Slytherin meminta restu kalian berdua untuk membawanya keatas altar pernikahan, untuk mengikat hubungan kami pada tingkat yang lebih dalam. Untuk mengikat putra kalian bersamaku" harry menatap sedih nisan kedua orangtuanya, dan menangis haru atas apa yang dikatakan oleh tom.

"Kami merestui hubungan kalian berdua" harry terkejut dan mendongak melihat kedua orangtuannya berdiri dihadapan mereka.

"Ayah... ibu ? Kalian disini" harry tak percaya, namun langsung menerjang keduanya.

"Jangan menangis sayangku, aku percayakan harry padamu Tuan Marvolo. Semoga kalian berdua selalu diliputi kebahagiaan" keduanya memeluk harry dan mengusap kepalanya, sampai mereka menghilang kembali tak lama kemudian.

"Terima kasih, ayah ibu aku bahagia sekali" lalu dia melihat tom dan tersenyum lebar.
.
.
.

Wajahnya sudah dirias oleh hermione dengan secantik mungkin, dia menatap cermin di hadapannya. Merasa puas, karena nampak mempesona. Bibirnya terpoles lipgloss yang membuat bibirnya nampak semakin sehat tersenyum menawan.

"Kau cantik sekali harry, seharusnya kau memakai gaun saja" hermion menggoda harry.

"Tidak, tentu saja itu adalah ide yang buruk. Lagipula aku sangat tampan tau ! Bukan cantik" dia sedikit cemberut mendengar godaan hermione.
.
.
.

Tubuh indah dibalut pakaian pengantin berwarna putih itu berjalan dalam genggaman regulus, ayah baptisnya sudah tiada juga. Jadi regulus dengam senang hati menggantikan posisi kakanya. Dia berjalan anggun dengan bunga lili putih di genggaman, para tamu undangan yang mengadiri pernikahan inipun terpesona melihat harry yang begitu indah.

Dia melihat tom yang sudah berdiri menunggunya diatas altar dengan gagah. Impianmya melihat harry yang berjalan menuju altar pernikahan dengan bunga lili ditangan telah terwujud.

Un-Expected (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang