Bab 9

5.8K 597 5
                                    

Di suatu pagi yang cerah...

Jieun sedang berjalan di lorong kastil bersama maidnya, dia baru selesai mandi dan berpakaian jadi dia ingin berjalan-jalan di pagi hari ini.

"Dimana Duke Aria?" Ucap Jieun.

"Duke sedang melatih para knight di area pelatihan, nyonya"

Melatih para knight?

Itu terdengar menyenangkan.

Haruskah dia kesana untuk melihat?

"Tunjukan jalannya" ucap Jieun.

Dengan semangat dia berjalan kearah area pelatihan, ini juga pertama kalinya dia kesana. Sebelumnya, Aria melarangnya kesana karena banyak sekali anak muda lajang.

Saat memasuki pintu, orang-orang yang sedang berlatih pedang dan yang lainnya terperanjat kaget melihat dirinya datang kesana.

Mereka langsung berhenti melakukan aktifitas yang sedang mereka lakukan.

"Kenapa berhenti?" Ucap Aria.

Ah, itu Aria.

"Aria!" Teriak Jieun senang.

Dia mengangkat gaunnya yang panjang itu lalu berlari kearah Aria dengan senyuman di wajahnya.

Dia mengangkat gaunnya yang panjang itu lalu berlari kearah Aria dengan senyuman di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cantik sekali everybodyhhhhh;v)

Membuat semua orang terdiam karena kecantikan yang dia pancarkan. Sangat cantik hingga beberapa orang menjatuhkan pedang yang sedang mereka pegang itu.

Bahkan diantaranya ada wanita!

"Apa yang kau lakukan disini" ucap Aria.

"Apa maksudmu? Aku disini untuk menemuimu" ucap Jieun.

Aria menatap anak buahnya yang sedang menatap Jieun dengan wajah memerah karena terpesona dengan kecantikan Jieun.

"Turunkan mata kalian" ucap Aria dingin.

Huh?

Apakah semua orang sedang menatap mereka sekarang? Dia baru sadar akan hal itu.

Aria menyeka keringatnya.
Dia sudah berkeringat sekali.

Jieun terdiam melihat itu.
Keringat yang mengucur pada dahi Aria sangat cool, Aria terlihat mantap!
Dia membawa sapu tangan yang dibawanya dan menyeka keringat di dahi Aria.

"Kau harus segera mandi, sekarang hampir pukul 8. Sudah waktunya bekerja, aku akan menyiapkan makanan dan pakaianmu" ucap Jieun.

Sekarang Aria yang terdiam.

Aria menghela nafasnya disana.
"Kita harus pergi dari sini" ucap Aria.

"Baiklah, ayo pergi. Silahkan, kau duluan" ucap Jieun sembari menyingkir dihadapan Aria.

Aira memegang pedangnya di tangan kiri lalu tangan kanannya menarik Jieun agar mendekat kearahnya.

Dia langsung menggendong Jieun dengan tangan kanannya saja!

"E-eh" ucap Jieun.

Terdengar suara para wanita yang memekik tertahan melihat itu. Mereka langsung terjatuh ditanah sembari menatap keuwuan antara dirinya dan Aria.

"Turunkan aku, banyak orang" ucap Jieun panik.

Sialan, pasti wajahnya memerah sekarang! Dia sangat malu dan sangat terkejut karena tindakan Aria!

"Diam jika tidak ingin jatuh" ucap Jieun.

Mau dibawa kemana dia!

Astaga!

Disepanjang jalan orang-orang yang berada di mansion Kalisto terus menatap mereka sembari tersenyum dan terkekeh pelan.

Baru kali ini merekam melihat Aria seperti itu, sangat terbuka dengan hubungan atasnya itu.

Jieun menutup wajahnya.
Astaga, dia menjadi pusat perhatian.
Gara-gara Aria menggendongnya!

Setelah mereka sampai di kamar, Jieun langsung melompat dari gendongan Aria. Dia langsung berdehem dan duduk di ranjang.

"Siapkan makanan dan pakaianku. Aku akan mandi terlebih dahulu" ucap Aria.

"Baik" ucap Jieun.

Setelah Aria masuk kedalam, Jieun langsung salah tingkah disana. Dia tersenyum tapi malu sendiri saat mengingat apa yang baru saja terjadi. Dia senang tapi bagaimana...

Rasanya sulit diucapkan.

"Ah, aku harus menyiapkannya" ucap Jieun.

Dia langsung berjalan kearah pintu dan membukanya, Jieun meminta maid yang ada didepan untuk menyiapkan makanan untuk Aria sedangkan dia masuk kedalam lalu menyiapkan pakaian Aria.

"Entah kenapa aku merasa sudah menjadi istri yang sesungguhnya" ucap Jieun sembari tertawa.

Sedikit geli, tapi dia senang.

Aria keluar dengan handuk saja.
Membuat Jieun semakin speechless.
Dengan sekuat tenaga dia berusaha tenang dan bersikap biasa saja.

Dia harus tenang.
Jangan sampai dia menunjukkan emosinya didepan Aria yang pandai membaca seseorang itu.

"Ini adalah pakaianmu. Makanannya akan sampai sebentar lagi, aku harus pergi untuk menulis surat kepada Mona" ucap Jieun.

Saat dia akan pergi, Aria menarik tangannya. Menahannya untuk pergi dari kamar itu.

"Ada apa" ucap jieun yang mulai panik.

"Bantu aku berpakaian" ucap Aria.

"Maaf?" Ucap Jieun kaget.

Aria berbalik dan melepaskan handuk miliknya dihadapan Jieun. Membuat Jieun ingin berteriak tapi dia tidak bisa karena itu tidak sopan.

Aria adalah suaminya.

Jieun membawa pakaian dalam terlebih dahulu dan memakaikannya pada Aria. Lalu pakaian luar dan aksesoris lainnya disana.

Akhirnya selesai juga!

"Makanan sudah siap" ucap Jieun sembari mendorong troli berisi makanan yang baru saja dibawakan oleh maid tadi.

Mereka duduk di sofa utama kamar. Jieun memindahkan makanan diatas troli keatas meja untuk dimakan oleh Aria disana.

"Aku dengar kau ingin pergi ke pasar. Nanti kita akan kesana setelah aku kembali dari istana" ucap Aria.

Huh?

"Bagaimana kau tahu" ucap Jieun.

"Banyak telingaku disini" ucap Aria.

"Ini adalah tempatmu, tentu saja" ucap Jieun.

"Tempatmu juga" ucap Aria.

Ada apa dengan wanita ini?
Kenapa Aria berubah?
Biasanya Aria akan sangat dingin padanya, bahkan tidak akan berbicara banyak seperti ini.

"Apa maumu" ucap Jieun.

"Apa maksudmu" ucap Aria.

Kenapa Aria mengajukan pertanyaan bukannya jawaban?

"Kau tiba-tiba baik padaku, pasti ada sesuatu yang kau inginkan bukan?" Ucap Jieun.

Aria meletakkan sendok makannya.
Wanita itu menatap Jieun disana. Membuat Jieun ketar-ketir karena takut salah berbicara tadi.

"Aku adalah orang yang langsung pada intinya, aku menyukaimu" ucap Aria.

"Hah?" Ucap Jieun.

"Aku bukan orang yang menghindari orang yang aku sukai, aku lebih langsung menunjukkan perasaanku. Itulah sebabnya aku seperti ini" ucap Aria.

Astaga!!!

.

.

.

TBC

Beauty And The BeastsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang