Bab 40

2.9K 346 9
                                    

Berminggu-minggu setelah itu, perang masih berlangsung. Dugaan Jieun memang benar, perang sekarang memakan waktu yang lama. Bahkan jatuhnya sudah beberapa bulan lamanya.

Jieun terus bertukar pesan dengan Aria yang ada di medan perang itu, melalui elang milik Aria, surat mereka sampai dalam waktu yang sangat singkat dan aman.

"Aquilas, sampaikan kertas ini pada ayahmu itu mengerti? Terbanglah dengan cepat dan kembali kemari sembari membawa balasan ayahmu itu, mengerti?" Ucap Jieun sembari mengikatkan tali pada kaki Aquilas.

Sebelum pergi, Aquilas mendekat kearah Jieun. Jieun yang mengerti tertawa sebentar, dia mencium kepala Aquilas sebagai bensin.

"Dasar caper, apakah ayahmu yang mengajarkan itu huh?" Ucap Jieun.

Aquilas langsung terbang dengan cepat di langit, mengirimkan pesan yang ditulis oleh jieun untuk Aria.

"Putri, waktunya makan siang" ucap Hong-Yeon.

Ah, dayang itu menjadi dayang kepercayaan Jieun disini. Dia tidak memiliki siapapun lagi untuk berbicara tentang sesuatu, hanya Hong-Yeon yang bisa diajak bicara dan sudah dia percaya disini.

Dia berjalan kearah ruang makan dimana sudah ada ayahnya dan kakak tirinya itu.

Jieun tersenyum kearah kedua pria itu lalu duduk diseberang Chung Myung.

"Aku dengar kau mengajari para dayang membaca, apakah benar?" Ucap raja.

"Benar, apakah ada yang salah?" Ucap Jieun.

"Tidak, itu bagus. Semua orang mengatakan jika kau sangat hebat, membuat semua dayang mu berpendidikan. Ayah berencana akan membuat sekolah untuk para dayang, mereka butuh pendidikan" ucap raja.

"Itu rencana yang bagus, semua orang bisa belajar. Hidup lebih mudah jika kita tahu semuanya tentang dunia ini" ucap jieun.

"Untuk apa belajar, ujung-ujungnya menjadi dayang. Opsi yang bodoh, tidak menyelesaikan masalah" ucap Chung Myung.

"CK, diamlah kakak. Kau mengeluarkan kata-kata yang buruk, sama seperti kelakuanmu" ucap Jieun.

Jujur, semenjak berurusan dengan Elizabeth dia sering berbicara tanpa di sortir terlebih dahulu. Kata-kata mutiara miliknya terjun bebas dari mulutnya tanpa sadar.

Mengundang pertengkaran jadinya.

"Lihat wanita ini, mulai berani" ucap Chung Myung kesal.

"Sudah! Kita sedang makan!" Ucap raja menengahi.

Saat sedang makan, tiba tiba Kim Jwa Geun datang dengan tergesa-gesa. Sebelum mengatakan apa yang akan dia laporkan, pria itu memberikan hormat kepada raja.

"Maaf karena mengganggu makan siang anda, ada sesuatu yang sangat mendesak" ucapnya.

"Ada apa" ucap raja.

"Banyak perempuan yang berdemo didepan kejaksaan, mereka ingin pangeran Chung Myung bertanggungjawab atas bayi mereka" ucapnya.

Huh?

Jieun dan raja langsung menatap Chung Myung yang sudah memucat.

Apa katanya? Bayi?
Chung Myung memperkosa wanita-wanita itu hingga hamil?!

"Ay—"

Plak!!!

"Memalukan! Putra mahkota melakukan hal sekeji dan memalukan seperti itu, dasar bodoh" ucap raja.

Raja berdiri dan pergi dari sana. Sepertinya raja harus mengatasi masalah ini dengan cepat agar berita selebritis ini tidak menyebar ke rakyat.

"Kau... Brengsek sekali" ucap Jieun.

Dia juga ikut pergi menyusul ayahnya, dia ingin melihat keadaan wanita-wanita itu.

Didalam ruangan, Chung Myung sudah mengobrak-abrik meja makan serta benda disekitarnya karena marah mendengar hinaan yang dilontarkan oleh Jieun dan ayahnya.

Jieun duduk dibawah bersama para menteri dari klan Kim sementara klan Jo ada di sebrang mereka.

Seluruh wanita yang tadinya diluar masuk kedalam, sangat banyak hingga memanjang kebelakang. Membuat semua orang terkejut.

"Baginda raja, tolong kami! Hanya anda yang bisa menolong kami"

Diantara wanita-wanita itu, ada beberapa yang berlutut sembari membawa seorang bayi digendongan mereka.

Astaga kasihan sekali.

"Apa yang membuktikan jika putra mahkota yang melakukan ini pada kalian?" Ucap raja.

Lalu perwakilan dari mereka memberikan kertas berisi tulisan tangan Chung Myung serta cap putra mahkota di kertas itu.

Astaga, Chung Myung sangat bodoh. Bagaimana bisa pria itu menempelkan cap sepenting itu di sembarang kertas? Memang tolol.

"Kalian bisa pergi, istana akan menanggung hidup kalian serta anak-anak kalian" ucap raja.

"Terimakasih Baginda raja"

Para wanita itu menangis bahagia, mereka dijanjikan akan menjadi selir Chung Myung jika dia menjadi seorang raja tapi itu tak kunjung terjadi hingga anak mereka sudah besar. Mereka semua marah karena terus dipaksa melayani Chung Myung tanpa bayaran atau biaya hidup untuk mereka sendiri dan bayinya. Bahkan ada yang sampai meninggal karena berusaha mengadukan perbuatan Chung Myung ke kejaksaan tapi pria itu membungkam beberapa wanita selamanya.

Biadab sekali.

"Panggilkan Chung Myung kemari!!!" Teriak raja.

Nah, mampus.
Raja marah sekarang.
Tamatlah riwayat Chung Myung.

Tak berapa lama kemudian, Chung Myung datang dengan wajah yang terlihat takut tapi dibuat-buat seolah-olah pria itu tidak takut.

"Aku rasa semuanya sudah jelas, kalian semua melihatnya bukan? Aku akan memberikan titah sekarang" ucap raja.

Semua orang bersujud di lantai saat raja berdiri untuk memberikan titah. Bahkan Chung Myung juga bersujud dibawah raja.

"Hari ini, aku mencabut gelar putra mahkota kerajaan milik Chung Myung karena menodai nama istana dan martabat Joseon. Perilakunya yang biadab tidak pantas untuk menjadi seorang raja yang akan mengarahkan Joseon di masa depan. Aku juga memerintahkan untuk memindahkan tempat tinggal Chung Myung ke istana pengasingan. Aku memindahkan gelar penerus kerajaan kepada putriku, Kim Jieun sebagai pemimpin Joseon setelah aku turun tahta nanti. Inilah titah dari raja kalian, Wang-So" ucap raja.

"Nee, pyeha" ucap mereka semua.

Sementara jieun terus melotot mendengar titah dari raja tadi, dia akan menjadi penerus Joseon?!

Dia?!

Kenapa dia?!

.

.

.

TBC

Beauty And The BeastsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang