Bab 23

4.5K 470 1
                                    

Setelah bersiap untuk pergi, akhirnya dia sudah sampai didepan istana. Sudah ada beberapa kereta kuda yang terparkir di lapangan istana, artinya sudah ada beberapa orang yang datang.

"Anda tidak apa-apa?" Ucap Vera.

"Jika kau ingin jawaban jujur, aku malas. Tapi bagaimana lagi, aku sudah ada disini" ucap Jieun.

Dari kejauhan saja, dia sudah bisa mendengar suara tawaan orang-orang yang seperti ada di taman istana.

Jieun masuk kedalam istana dan berjalan kearah sumber suara, dia menegakkan punggungnya dan memasang wajah tersenyum andalannya.

Saat menuruni tangga, dia mengangkat sedikit gaunnya karena takut terinjak saat melangkah turun.

Dan terdengar suara orang-orang yang terkagum dengan kecantikannya yang alami itu, memang benar jika Jieun tidak memakai banyak riasan sekarang, dia memakai riasan yang tipis.

Jieun tersenyum kearah orang-orang yang sedang menatapnya itu.

Jieun tersenyum kearah orang-orang yang sedang menatapnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah aku terlambat?" Ucap Jieun.

"Tidak, nyonya Kalisto. Bahkan beberapa orang belum datang kemari"

Jieun tersenyum, dia memberikan salam pada Elizabeth yang sudah menatapnya dengan sinis itu. Astaga, dia baru saja sampai!

"Anda cantik sekali hari ini"

"Benar, gaun anda juga cantik!"

"Seorang dewi berdiri didepanku!!"

Para gadis terus berteriak tak karuan saat menatapnya, memang tak bisa dia pungkiri jika dia memang sangat cantik. Bukannya sombong tapi itulah kenyataannya.

Lalu datang sang kakak, Sofia.

Kenapa orang jauh itu datang? Maksudnya rumah Sofia yang sekarang jauh dari Byulharang, apakah Elizabeth yang mengundang Sofia datang?

Setelah beberapa saat, semuanya sudah berkumpul dan pesta para gadis pun dimulai.

"Aku mendengar rumor kurang baik belakang ini, aku sangat khawatir padamu. Apakah semuanya baik-baik saja?" Ucap Sofia.

"Ya, semuanya baik-baik saja. Kakak tidak perlu khawatir soal itu, orang-orang terus berbicara tanpa tahu kenyatannya bagaimana" ucap Jieun.

"Jadi rumor tentang perselingkuhan Duke Aria itu tidak benar?" Ucap Elizabeth.

"Benar, saya hanya salah paham saja dan terlalu emosi waktu itu jadi terjadi kesalahpahaman" ucap Jieun.

"Bagaimana bisa seorang istri menuduh pasangannya selingkuh dihadapan publik seperti itu?" Ucap Elizabeth.

Nah, sifat asli wanita itu keluar.
Ini yang dia tidak suka pasa Elizabeth. Mulutnya sangat pedas, lebih panas dan pedas daripada cabe-cabean!

Jieun hanya tersenyum.

"Mungkin kau yang selingkuh?" Celetuk Elizabeth.

Sialan.

"Benar, mungkin dia yang berselingkuh"

"Wajahnya sangat cantik, pasti banyak pria atau wanita yang mengantri untuknya"

"Aku tidak mengangkat jika itu benar-benar faktanya"

Kenapa semua orang menyerangnya?
Kenapa dia disudutkan seperti ini?

Jieun menggepalkan tangannya dan menatap Elizabeth yang menatapnya sembari tertawa pelan, tawaan yang mengejek dirinya.

"Dengan segala hormat yang saya punya terhadap tuan putri, tolong jangan membuat rumor baru yang tidak berdasar soal saya ataupun pasangan saya. Kenapa anda begitu tertarik pada gosip tak berdasar seperti ini?" Ucap Jieun.

"Maafkan aku, aku hanya berpendapat" ucap Elizabeth santai.

"Pendapat anda membuat orang-orang berpikiran buruk tentang saya, tuan putri. Saya tahu anda memiliki otak yang cukup untuk menyadari hal itu" ucap Jieun.

Suasana menjadi tegang disana.
Perang dingin antara dirinya dan Elizabeth membuat suasana menjadi hening dan dingin.

"Jaga mulutmu, nyonya Kalisto. Kau sedang berbicara dengan seorang tuan putri kerajaan" ucap Elizabeth.

"Dan untukmu, jaga mulutmu juga. Kau sedang berbicara dengan seorang istri jendral, orang yang paling berpengaruh di kerajaan" ucap Jieun.

Elizabeth menggebrak meja disana. Wanita itu menatap tajam Jieun dan menunjuk kearahnya.

"Penjaga! Seret keluar wanita ini!" Teriak Elizabeth.

Tapi anehnya, tidak ada satupun penjaga istana yang berani maju ataupun menyentuh dirinya disana. Membuat Elizabeth semakin murka karena para penjaga mengabaikan perintahnya.

"Tidak perlu repot-repot untuk menyeretku keluar, nona. Lagipula aku hendak kembali karena sia-sia datang kesini. Aku terpaksa karena ayahmu yang mengatakan padaku untuk datang kemari dan aku melakukannya, sekarang aku sudah melakukan perintah yang mulia dan pamit pulang" ucap Jieun.

"Ayahanda yang menyuruhmu?" Ucap Elizabeth bingung.

"Sepertinya hubungan tuan putri dan kaisar sedikit terjadi lost communication ya?" Ucap Jieun.

Orang-orang bingung mendengar ucapan Jieun yang memakai bahasa asing itu, dia memakai beberapa kosakata bahasa Inggris tadi.

"Maaf, aku lupa jika tuan putri tidak bisa berbahasa Inggris. Sudahlah, tidak penting membicarakan hal memalukan seperti itu" ucap Jieun.

Sebelum pergi, dia menatap Sofia.
"Kakak, jangan terlalu dekat dengannya. Aku lihat kau sudah sedikit tobat setelah menikah dan teruslah, jauhi orang-orang yang berpotensi membuat perubahan buruk pada diri kita ya? Aku tidak ingin hubungan kita merenggang kembali karena kau terpengaruh oleh beberapa oknum" ucap Jieun sembari menatap Elizabeth di kalimat terakhirnya.

Dia langsung pergi dari sana bersama Vera yang tersenyum bangga melihat pembalasan nona nya itu!

"Anda mengenainya!" Ucap Vera.

"Setelah bergabung di sosialita para bangsawan, aku menjadi pandai dalam hal menyindir seseorang dengan senyuman. Jika dipikir-pikir, itu adalah senjata ampuh di lingkaran sialan ini" ucap Jieun.

Benar, ini adalah cara bertahan hidup di lingkungan sosialita para bangsawan.

Jika dia diam artinya dia menerima hinaan dan perkataan orang-orang, jika dia berbalik menyerang maka dia "bertahan hidup".

Tapi dia harus waspada, mungkin Elizabeth akan melakukan sesuatu yang lebih ekstrim karena ulahnya tadi. Dia sadar jika ulahnya membuat wanita itu sangat marah hingga menggebrak meja seperti tadi.

Dia harus mengantisipasinya.

.

.

.

TBC

Beauty And The BeastsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang