Part 02. Naughty hands

72 12 4
                                    

Gerakan tangan menulis Hana begitu cepat sebab dirinya merasakan sedikit kesal dengan hal yang baru saja terjadi di UKS. Matanya fokus lurus pada lembaran buku tulis. Ia tidak seharusnya lewat lorong lantai dasar agar sosok kedua kakak laki-lakinya itu tak muncul di hadapannya secara langsung, tapi sudah terlanjur—hal diluar dugaannya justru lebih buruk dari yang ia kira. Selesai Hana menulis ringkasan mata pelajaran Kimia, bel berbunyi tepat setelah Hana menulis.

Semua bangku dan meja siswa berbunyi untuk merapikan semua alat tulis. Jeong-won perlahan merapikan semua buku nya dan memasukkannya ke dalam tas ransel. Entah apa yang ia harus lakukan setelah menyelesaikan kerjaan di sekolah, manik mata lelaki itu melirik ke arah Jang Hana. Tiba-tiba. Untuk melihat keadaan dan ekspresi wajah si gadis itu, ia begitu cemas dengan Hana setelah berdebat di UKS tadi bersama siswa kelas lain.

" Hana-ssi "

" Aku ingin pulang sendiri-"

" Tapi Hana... "

Gadis itu menghembuskan nafas pasrah lalu menolehkan kepalanya le belakang. Berusaha untuk memasang wajah ramah pada Jeong-won agar tidak terlihat seperti emosi.

" Aku ingin pulang bersamamu, Hana. " Mohonnya sambil memegang bahu sebelah.

" Baiklah, kemari. "

Jeong-won berjalan menghampiri Hana sambil memegang bahu sebelahnya—dengan percaya diri ia tersenyum pada Hana dan menggandeng tangan kiri Hana. Gadis itu menunduk langsung untuk memperhatikan tangan kiri nya yang sudah di pegang oleh Jeong-won. Ia segera melepaskan pegangannya lalu memberikan tatapan datar, sangat dekat jarak wajah mereka hingga Jeong-won sadar tatapan Hana sangat tajam seketika.

" A.... Maafkan aku, aku akan mengikutimu dari belakang saja. "

Jeong-won kini mundur selangkah dengan menatap takut ke arah Hana.

.・゜゜・

Sepertinya lelaki itu tidak akan bisa dekat dengan seseorang jika ia tidak menyentuh lawan bicaranya. Seperti merangkul, bergandengan dan juga memegang bahu. Jeong-won tidak mudah menahan tangannya yang begitu nakal untuk memegang tangan seorang gadis.

Hana pun meninggalkan Jeong-won begitu saja sambil membenarkan tas ransel nya yang ia bawa. Gadis itu juga berpikir, mungkin Jeong-won memang butuh sekali sentuhan dari seseorang—karena pada dasarnya ia terlihat kesepian untuk berbaur dengan murid kelas. Tapi tidak untuk langsung menyentuh seseorang saja, mereka pasti tidak nyaman seketika di sentuh oleh orang yang baru saja dikenal.

" Wonie-ah " panggil Hana tanpa menoleh ke belakang.

" Kenapa? " Saut Jeong-won dengan nada lembutnya.

" Kau terlihat seperti... "

" Seperti apa? " Tanyanya penuh dengan penasaran.

" Pedofil "

Jeong-won tersenyum ragu lalu menunduk tanpa berhenti berjalan di belakang Hana. Gadis itu sangat berani dalam berkata jujur, tapi mau bagaimana lagi—dengan jujur orang sekitar akan mengetahui apa yang sebenarnya mereka miliki dalam perilaku mereka.

" Maafkan aku.. "

" Mengapa kau minta maaf? Aku berkata jujur padamu. "

" Aku akan bisa dekat denganmu jika terus menyentuhmu. "

" Ya, aku tahu itu. Apa sebelumnya kau juga memiliki teman perempuan sepertiku? "

Jeong-won mendongakkan kepala dan melihat rambut belakang Hana, senyumannya terukir sekilas lalu melirik ke arah lapangan sekolah. " Aku tidak pernah memiliki teman perempuan sepertimu, tapi aku mengajak mereka berkencan dan berpacaran. "

Let me touch it (Jungwon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang