Penjelasan dari awal hingga akhir membuat sang empu bosan mendengarnya. Omong kosong yang mantan kekasihnya terus menerus keluar dari bibir nya itu—membuat Jeong-won tidak bisa menahan kantuk.
Seusai Sohee menjelaskan, kini ia mulai memasang wajah penuh dengan pengharapan pada Jeong-won. Tapi ia sama sekali tidak menggubris pembicaraan gadis itu. Ia melihat jam tangannya, menunjukkan pukul 14.40 pm.
" Sudah hampir jam 3, mari kita akhiri pertemuan ini. " Titah Jeong-won seraya beranjak dari kursi cafe lalu menarik pelan tangan Hana. Sohee yang melihat perlakuan mantan kekasihnya pada seorang gadis berambut pendek ini, justru merasakan panas yang begitu membara di dada nya.
" A.... Bagaimana dengan dia? " Tanya ragu Hana sambil melirik Sohee.
" Kau peduli dengannya? Jika kau peduli dengannya, bangunlah hubungan sejenis bersamanya. " Balas Jeong-won dengan melepaskan tangan Hana. Kedua perempuan itu membulatkan bola mata ketika mendengar kata Jeong-won yang dilontarkan pada mereka berdua. Lelaki itu meninggalkan kedua perempuan yang masih setia duduk di kursi cafe. Namun, Hana cepat beranjak dari kursi lalu jalan menghampiri lelaki muda itu.
" Haishhh.... Mengapa aku punya mantan kekasih yang terlalu pintar memberi perintah diluar nalar. "
Hana terus berlari kecil agar bisa menggapai tangan kiri Jeong-won, lelaki itu berjalan sangat cepat hingga membuat kaki nya bukan ikut berjalan tapi malah berlari.
" Ya!! Tunggu! "
Jeong-won berhenti dan membuat tubuh Hana tertabrak punggung nya itu. Hidungnya terkena bahu lebar Jeong-won. Lelaki itu membalikkan tubuh untuk melihat keadaan Hana setelah merasakan tabrakan yang cukup keras di punggung nya.
" Kau tidak apa? "
" Tidak perlu memberi pertanyaan padaku. Hidungku sekarang sakit. "
Jeong-won tertawa kecil sambil menurunkan pelan tangan Hana dari hidungnya. Tidak ada memar ataupun luka di hidung gadis itu. Senyuman Jeong-won terukir lalu menggandeng tangan Hana kembali.
" Hidungmu tidak ada yang luka jadi diamkan saja, nanti sakit nya hilang perlahan. "
" Kau ini siapa bisa menyuruhku begitu saja-"
" Teman privasiku. " Sambung Jeong-won membuat mata Hana sontak menoleh ke arahnya.
" Maksudmu? "
" Sepertinya kita tidak hanya menjadi teman saja untuk kedepannya "
.・゜゜・
" Hyunggg!!! "
Vincent yang baru saja mengeringkan rambutnya tiba-tiba saja mendengar teriakan Heeseung dari luar kamar. Ia mematikan hairdryer kemudian langsung lari keluar dari kamar.
Ia menuruni anak tangga hingga terlihat tubuh Heeseung dari atas. Adiknya itu justru tidak terlihat memasang wajah panik, justru menoleh polos menghadap kakaknya dengan senyuman penuh kejahilan.
" Ibu menyuruhku untuk menjemur pakaian, aku sedang sibuk memasak ramyeon untuk makan siang kita dengan ibu. Heheh, tolong bantu aku ya hyung. " Titah Heeseung sembari mengaduk ramyeon yang kini tengah dimasak olehnya.
Vincent berdecak kesal sekaligus menghentakkan kaki ketika berjalan keluar rumah. Bisa-bisanya Heeseung terus menjahili dirinya yang sangat polos.
Begitu Vincent tengah mengangkat ember berisikan jemuran, terlihat Hana berjalan melewati pagar rumah. Tapi yang membuat Vincent terpaku ialah kehadiran teman lelakinya yang pernah menabrak tubuh Heeseung saat berada di sekolah.
" Sengaja sekali kau ingin menginap di rumahku, pasti kau ingin diam-diam mengambil buku catatan ku. " Ucap Hana seraya berjalan memasukin rumah.
" Bagaimana kau bisa mengetahuinya? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Let me touch it (Jungwon)
FanfictionJang Hana, terlibat dalam permasalahan kehidupan keluarganya sendiri yang terbilang gila akan perusahaan dan bisnis dimana-mana. Sampai nama kedua kakak laki-laki nya tersingkirkan oleh kedua orang tua kandung mereka. Entah mengapa cukup gila dan ti...