Sementara di lain tempat, tepatnya di gedung pencakar langit itu, Ed berjalan menyusuri lorong menuju lift yang tidak jauh dari arah pandangannya. Ed Roughwood atau orang orang biasanya memanggil 'Ed' seorang pahlawan pertama yang berhasil keluar dari dunia virtual itu. Menjadi kunci untuk generasi selanjutnya.Mata sayunya dengan bola mata hijau marun itu menatap pantulan dirinya saat ini. Pintu lift masih belum terbuka dan pantulan dirinya itu seakan lebih menarik dari pada menunggu dentingan suara lift.
Sudah beberapa tahun ia lewati, mengabdikan diri sebagai salah satu pelatih di OFTS. Ia tersadar umurnya tak lagi bertambah, kenapa begitu? Hanya angka yang bertambah tapi hal itu menandakan terkikisnya waktu untuknya tetap hidup. Denting lift terdengar, pintu it terbuka. Ed masuk ke Dalam lift da menekan salah satu tombol lift.
Di lantai atas, Ed turun dari lift dan tidak jauh dari arah pandangnya terdapat pintu otomatis. Sebelum masuk ia harus melewati pemeriksaan tubuh dengan cahaya seperti laser biru. Ruangan yang ia pijaki saat ini memang agak temaram. Beberapa pengawas membungkuk hormat pada Ed. Pria itu cukup ramah dengan setiap orang yang ia temui. Termasuk anak itu, Steven.
"Ed." Panggil Delwyn.
Perkenalkan, Delwyn Anthony adalah salah seorang ilmuwan teknologi dan kepala divisi Operation Technologi Game virtual ini. Bukan, dia bukanlah orang yang menciptakan dunia virtual ini. Tapi dia adalah orang yang memiliki pengetahuan yang cukup hebat untuk mengatasi masalah ini. Maka dari itu petinggi OFTS mempercayakan posisi ini kepada Delwyn.
"Bagaimana? Apa komunikasi terhubung?" tanya Ed yang sudah berdiri di pinggir pagar besi. Dari atas sini ia bisa melihat semua staff begitu sibuk. Mereka bekerja untuk ini.
Delwyn menggelengkan kepala, "sepertinya sistem virtual ini semakin hari semakin seperti manusia."
"Ini terdengar baik atau buruk?"
"Aku yakin kau tahu maksudku."
ㅤ
Delwyn kemudian mempersilahkan Ed untuk ikut keruangan nya. Ruangan itu tidak jauh dari tempat mereka berada. Tetap berada di lantai atas itu. Ruangan kaca itu memang di desain dengan unik. Yaitu dari luar kalian hanya bisa melihat ruang kaca kosong tapi saat kalian masuk ke dalam otomatis semua kaca itu akan memburam. Tapi kalian masih melihat keluar ruangan dengan jelas. Mereka berdua duduk behadapan di kursi sofa. Salah satu robot dengan tinggi 150 cm menghampiri mereka yang sedang duduk. Namanya MAI, singkatan dari Mobile Assistant Intelligence (MAI) dinamakan MAI- B019. Memiliki bentuk 'badan' seperti tabung, dengan kepala seperti setengah lingkaran, dan memiliki mata pada monitor kepalanya."Profesor Delwyn, bagaimana harimu?" Tanya MAI si robot cerdas itu, ia sudah berdiri disamping Delwyn.
"Ahh seperti biasa cukup melelahkan." Jawab Delwyn sambil fokus memeriksa file yang ada di layaar tabletnya.
"Halo Tuan Ed, bagaimana harimu?" tanya MAI kepada Ed yang melihat ruangan tersebut tanpa minat.
"Oh baik." Jawab Ed, "Apa hari ini ada sesuatu, MAI?"
"Tidak ada, hanya Profesor Delwyn yang begitu sibuk dengan pekerjaannya." Jawab MAI dengan suara robotnya.
"MAI."
"Iya Profesor?"
"Tolong buatkan kami kopi."
"Baik, Profesor."
MAI robot cerdas itu bergerak dengan kaki alias dua roda kecilnya menghampiri mesin kopi di dekat pintu masuk ruangan kaca itu. Delwyn melempar tatapan kepada Ed yang terlihat tidak tenang. Seperti biasa ia mengetahui apa yang Ed inginkan jika ia ketempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
L I B E R T È < On Progress >
Science Fiction⚠️ ART COVER BY MANILAVYNS +18 UNTUK ADEGAN KEKERAZAN, DARAH, DAN KATA KATA KASAR. Berperang lewat game virtual? yang benar saja. tapi itu kenyataannya! membebaskan bumi dari pertumpahan darah oleh monster-monster laknat itu. Fighter Angels merupak...