03.

76 13 3
                                    

"seharusnya aku yang menebas kepalanya! Poinmu bertambah." Ucap Krystal kesal.

"siapa cepat dia dapat." Iretha berujar santai sambil kembali berjalan melewati Krystal.

Kevin menoleh ke arah Wendy dan Silvan yang sedang membantu Runch berdiri, "kalian, ayo cepat bergerak menuju pintu portal ke enam."

Mereka semuapun berlari menuju pintu portal ke enam yang telah terbuka. Untung saja Runch masih bisa berlari mengikuti yang lainnya. Walau ia harus sedikit menahan nyeri pada bagian perut. Ini benar-benar akan membuang energi yang cukup banyak. Silvan menatap punggung tiga orang yang ada didepannya. Mereka adalah kelompok sepuluh besar. Kemampuan mereka memang tidak dapat diragukan. Namun Silvan yakin dirinya tidak akan kalah dari mereka. Ia yakin akan hal itu. Hingga mereka semua melihat portal gerbang ke enam.

.

.

.

.

.

PART 3

.

.

.

.

.

.

.

Seperti sudah berhari-hari melewati setiap portal. Tapi tetap saja dua bulan itu yang selalu muncul bersama langit sore menuju malam. Bahkan seakan tidak ada jeda untuk beristirahat. Pertarungan demi pertarungan terus dilakukan. Ini sungguh menguras stamina. Silvan bahkan terpaksa terus berlari agar tidak tertinggal dengan yang lain walau pada kenyataannya mereka semua terpencar. Mencari poin yang di dapat dari membunuh monster.

Runch bertemu dengan Silvan di salah satu runtuhan bangunan. Mereka berdua bekerja sama untuk memusnahkan beberapa monster yang ada disana.

"hey kalian! Kemari!" teriakan dari arah barat timur itu membuat Runch dan Silvan menoleh. Seseorang berdiri sekitar 500 meter dari jarak mereka. Dan keduanya berlari menghampiri seseorang itu.

Sesampainya disana keduanya melihat semua Fighter Angels berkumpul mengelilingi api unggun. Terasa seperti perkumpulan keluarga super power disini. Silvan berencana duduk disebelah Wendy tapi seseorang sudah menempati tempat kosong disebelah Wendy.

"ups!" Iretha dengan sengaja meyenggol bahu Silvan sehingga Silvan tersadar dari lamunan.

"aku harap monster itu melahapmu saat kau melamun hahaha..." ledek Iretha sambill berjalan menjauh. Runch yang kebetulan didekat Silvan berdecih tidak suka atas salah satu FA 10 besar itu.

"cih! Belagu sekali," Runch meminum-minuman yang sedari ia pegang, "hanya karena lebih hebat seenaknya dia meremehkanmu!"

"yang diremehkan itu aku. Kenapa kau yang marah?" tanya Silvan terbingung.

"eh. Itu..., bu-bukannya sama saja mengejekku?"

"betul juga." Silvan berpikir sejenak.

"mau minum?" tanya salah seorang yang berdiri sejak tadi memperhatikan keduanya.

"terimakasih." Ucap Silvan menatap Kevin yang berbaik hati membawa dua gelas minuman.

"sepertinya akan ada rapat besar. Aku merasa berkemah di hutan. Ayo kalian bergegas berkumpul." Kevin mengingatkan. Pria itu lebih dulu berjalan untuk ikut berkumpul.

Runch dan Silvan duduk dibelakang. Mereka membentuk lingkaran agar semua dapat mendengar apa yang akan nanti mereka bicarakan. Belum pernah selama beberapa portal mengadakan strategi berkumpul seperti ini. Silvan hanya tahu bahwa mereka lebih memilih pergi secara individual. Namun, ketika salah satu dari mereka menemukan portal, mereka akan segera memberitahu satu sama lain. Ternyata tidak sepenuhnya mereka bekerja secara individual 'kan?

L I B E R T È < On Progress >Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang