04.

66 13 1
                                    

"lain kali arahkan anak panahmu dengan benar." Steven menangkap anak panah itu dengan tangan kosong. Lalu melemparnya ke arah Franklin yang dengan sigap menangkap anak panah.

Steven berjalan menjauh dan mencoba menindas semua squilase yang ada di dekatnya. Gerakan tadi, panah Franklin melesat begitu cepat. Dan bagaimana bisa seorang manusia bisa menghentikan itu? Itu terlalu cepat. Silvan hanya terdiam melihat Steven menjauh. Dia aneh menurut Silvan.



PART 4



Para Fighter Angels dipilih dari kekuatan atletik mereka. Silvan yakin akan hal itu. Tapi, lelaki itu dengan cepat menangkap panah yang melesat begitu cepat. Ada sesuatu yang mengganjal pikirannya saat ini. Franklin menghampiri Silvan yang terdiam kala Steven menjauh cukup jauh.

"apa sesuatu mengenaimu?" tanya Franklin sambil meneliti sekitaran wajah Silvan.

Gadis itu tersadar akan lamunannya, "o-oh tidak."

"hm, kalau gitu ayo kita lanjutkan perjalanan."

"ayo."

Kelompok yang ditangani Franklin berisi lima orang termasuk dirinya. Sementara dua kelompok lain menangani enam anggota. Jadi, setiap satu kelompok berisi enam orang. Kelompok Alexander sedang berjalan menuju Barat Laut dan kelompok Kevin terus menelusuri bagian Timur Laut. Frankil memutuskan untuk berjalan menuju utara. Game ini termasuk luar biasa luas. Bagaimana tidak, entah sudah berapa kilometer mereka berjalan dan terus bertemu hutan. Dua bulan di langit juga itu saja yang terlihat seakan tidak ada pagi yang akan menghampiri.

"sebentar," Jake menghentikan langkahnya, "lihat ke arah jam 11 disana ada pohon besar dan juga ada beberapa rumah penduduk."

Semua menoleh ke arah yang ditunjukan Jake.

"kalau begitu kita merencanakan sesuatu sebelum kesana. Jadi sebelum itu aku harus mengetahui kelebihan kalian semua." Usul Franklin.

"aku dapat memahami dan mendapatkan informasi dengan cepat. Tergantung situasi dan kondisi." Jake memperkenalkan keahliannya untuk pertama kali.

"ternyata ada juga yang bukan seorang atlet. Terlebih dia termasuk sepuluh besar." Ucap Silvan dalam hati.

"aku seorang atlet Hockey. Memukul lempar jauh adalah keahlianku. Mungkin aku bisa menahan sesuatu kemudian menggiringnya." Joy merupakan seorang atlet Hockey.

"aku seorang atlet lempar lembing. Kemudahan melempar benda dengan kecepatan kurang lebih 45 km per jam. Selain itu aku mengetahui banyak jenis tumbuh-tumbuhan." Silvan mencoba setenang mungkin menjelaskan keahliannya.

Jake berdecak meremehkan, "aku kurang mempercayaimu."

Silvan menatap tidak suka ke arah Jake yang masih menatapnya dengan remeh. Padahal Jake sendiri hanya memiliki satu keahlian dan itu belum tahu apa dia punya jenis keahlian lain yang lebih hebat atau tidak. Karena memang makhluk di bumi tidak memiliki kekuatan supranatural. Kecuali Steven, itu yang ada dipikiran Silvan.

"Jake hentikan." Peringatan dari Franklin membuat Jake menoleh kesal ke arah lain.

"Steven, keahlian berlari cepat. Atlet lari." Steven berucap secara to the point dan suara bariton rendah.

Semua sempat menatap Steven terdiam beberapa detik setelah pria itu berucap kecuali Franklin yang memang sudah tahu sifat Steven. Siapa sangka suara Steven seperti itu. Belum lagi ia termasuk pria yang kurang bersosialisasi. Jake apalagi sering melihat Steven jarang berbicara dengan trainee yang lain. Tapi Franklin bisa dekat dengan Steven.

L I B E R T È < On Progress >Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang