Sendiri

23 3 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.

S e l a m a t M e m b a c a
.
.
.

Disebuah kamar yang gelap berdiri seorang gadis tengah memandangi langit malam. Gadis itu Lesti, dia tengah melamun memutar waktu dimana setelah kejadian tadi itu terus berputar.

Setelah keluar dari ruang musik. Lesti memutuskan untuk pulang menuju rumahnya. Namun siapa sangka bawa di depan pintu rumahnya sudah ada sang ayah yang berdiri dengan tatapan tajam memandangi dirinya. Dan siap untuk memarahi dirinya.

"Dari mana kamu?, jam segini baru pulang," tanya sang Ayah dengan sinis.

"Dari sekolah Yah, tadi mampir ke ruang musik dulu," jawab Lesti dengan malas karna sudah pasti sang Ayah tidak percaya dengan kata - katanya.

"Alah paliang juga keluyuran gak jelas Pa," sahut suara dari dalam.

Seorang wanita seumuran Ayahnya, Dialah ibu tiri Lesti namanya Diana Ayulestari. 3 tahun yang lalu, ibu kandung Lesti yang bernama Tyas Meirantih meninggal karna kecelakaan. Dan setelah 6 bulan menduda Ayah Lesti membawa seorang perempuan beranak dua, untuk mengenalkan dirinya dengan Diana.

Lambat laun memang baik namun setelah menikah dengan Ayahnya, Diana jadi berubah. Lebih sering memarahi dirinya, Mengadu domba dirinya dengan situasi. Begitu pula dengan kedua saudara tirinya yang tidak suka kepadanya. Dan mereka sekarang sedang belajar di luar negeri.

"Enggak Ma, aku beneran dari sekolah," Ucap Lesti lagi.

"Itu cuma alasan dia Pa, pasti dia hanya mencari alasan saja," balas wanita itu lagi.

"Beneran Yah, aku gak bohong," ucap Lesti semeyakinkan mungkin.

"Saya lebih percaya istri saya dari pada kamu," ucap sang Ayah dingin.

"Tapi beneran Yah, Mama yang bohong. Lesti gak pernah ngelakuin itu," ucap Lesti dengan wajah melasnya.

"Diam Lesti!, Saya tidak suka anak pembangkang seperti kamu!" sahut sang Ayah marah.

"Tapi Yah, Lesti..."

"Cukup Lesti! Ayah gak suka kamu Kayak gini, sekarang kamu masuk ke kamar kamu," potong sang Ayah.

"Ayah? kenapa Ayah lebih percaya sama Mama dari pada sama Lesti sendiri. Semua perkataan Mama itu bohong. Aku yang selama ini di fitnah sama Mama. Aku yang di suruh - suruh bukan aku yang menyuruh mereka Yah!" ucap Lesti mengeluarkan semua unek - uneknya.

Melihat itu Diana langsung berucap "Bohong Pa, Mama gak pernah nyuruh anak kamu. Dia yang fitnah aku. Aku salah apa sama Lesti, Yah?" ujar Diana dengan air mata palsunya.

"Tapi Yah, Les..."

Plak!!

"Cukup Lesti! jangan fitnah Mama kamu, semenjak Bundamu meninggal kenapa kamu berubah!" ucap sang Ayah.

Gadis itu memegang pipinya nyeri. Menatap sang Ayah dengan pandangan kecewa.

"Ayah yang berubah bukan Lesti," ujar Lesti lalu pergi menaiki tangga dan menutup pintu dengan keras.

Kini gadis itu merindukan seseorang yang di sayangnya. Berharap ada keajaiban, jika seseorang menolong dirinya untuk keluar dari rumah yang penuh kenangan namun juga rasa sakit.

"Bunda, Lesti kangen..."

"Kangen pelukan Bunda, kangen makanan Bunda, kangen semuanya," gumam Lesti seraya memejamkan matanya memasuki alam mimpi.

.
.
.
.
.
.

Hai aku hadir lagi. Maaf upnya lama ya. Dan maaf juga kalo kurang puas sama ceritanya. Makasih untuk semuanya.

See You...

17-07-2022

Seterang MentariWhere stories live. Discover now