12. Apa katamu saja

561 74 10
                                    

Tok tok tok!!!!

Suara ketukan pintu berulang kali, semakin keras, tapi orang di dalam sana belum berniat untuk mengakhiri suara kebisingan itu

"Wonny buka pintunya nak, kamu belum makan" suara tiffany disela kesibukannya mengetuk pintu kamar berwarna putih tersebut. Belum juga ada respon dari wonyoung, hanya terdengar isakan nyaring dari dakam sana

"Assalamu'alaikum, papah pulang" suara yang berasal dari lantai bawah

"Sayanggg!!, wonyoung" tiffany panik bergegas turun ke bawah dan menarik min ho untuk menuju kamar wonyoung

"Kenapa?" Min ho yang ikut panikpun bertanya

"Wonny, tadi pagi baik baik saja, tapi tiba tiba aku dengar dia nangis kenceng, sampai sekarang dia belum buka kamar, aku takut dia kenapa napa" ucap tiffany gemeteran

"Kamu tenang dulu, mungkin wonyoung tidur" kata min ho, dia mendekat ke kamar wonyoung..tok tok tok!! "Wonny ini papah, bisa buka pintunya" pinta min ho terdengar tenang dan berwibawa, perlu kalian ketahui, sikap min ho ke wonyoung atau min ho ke ningning itu sama, pria dewasa ini menyayangi dan memperlakukan sama kesemua anak anaknya, tak terkecuali wonyoung

Ceklek! Hanya sekali min ho bersuara, wonyoung mau membuka pintu "papahhh" peluk wonyoung langsung, min ho terlonjak kaget, namun secepat mungkin dia mencoba menenangkan putrinya ini dengan membalas pelukannya

"Hiks..papahh..jaemin mutusin aku..hiks, karena ka ningning, papahh..bilang ke ka ningning jangan rebut pacar wonny..hiks" ucap wonyoung terbata, wajahnya sudah dipenuhi air mata

"Apa maksud kamu wonyoung?" Tanya tiffany

"Hiks..mamah, jaemin mutusin aku..hiks" adunya

"Sayang, kamu tenang dulu, ngomong pelan pelan" min ho mengajak wonyoung untuk duduk ditepian ranjang milik gadis itu, diikuti tiffany yang wajahnya sudah menahan kesal, siapa yang tidak kesal melihat putrinya menangis seperti orang gila seharian ini, ternyata hanya gara gara laki laki..

"Masalahnya apa sayang, sekarang ceritakan pelan pelan" ucap lembut min ho

"Tadi, jaemin bilang putus pah, padahal kami gak ada masalah apa apa sebelumnya, ini pasti karena ka ningning pah" wonyoung yang masih terisak berusaha berbicara sejelas mungkin

"Anak kamu sudah menyakiti anakku mas" ucap tiffany emosi

Min ho sempat terdiam, namun dirinya mencoba mengambil peran tengah disini "kenapa kamu bisa bilang ningning yang bikin kamu putus wonny?" Tanyanya pelan pelan

"Jaemin pernah bilang kalo dia seneng deket ka ningning, sekarang jaemin mutusin aku, apalagi kalo bukan karena ka ningning pah" emosi wonyoung belum juga surut

"Nanti akan papah tanyakan ningning masalah ini, sebaiknya kamu bicarakan baik baik ke jaemin, mungkin dia punya alasan lain, atau sebenarnya kalian memang punya masalah sebelumnya" ucapan min ho membuat tiffany tambah emosi

"Mas, jelas jelas ningning yang rusak hubungan wonyoung, kamu cepat beri peringatkan dia untuk menjauh dari jaemin, atau aku sendiri yang mendatangi anak itu" marah tiffany

"Jangan berani berani mendekati anakku tiffany, biar aku yang bicara dengannya nanti, lagian ini hanya tuduhan dari wonyoung yang belum tentu nyatanya seperti itu" min ho memilih keluar kamar wonyoung, menjauhi dua orang yang tengah emosi itu

Tiffany mendekat dan memeluk wonyoung
"Kamu yakin wonny tentang yang kamu bilang tadi?" Tanya tiffany memperjelas, wonyoung mengangguk "didikan shin hye murahan juga ternyata" ucap tiffany yg tengah memeluk wonyoung

.
.
.

"Terimakasih jaem tawarannya, tapi bang echan janji mau jemput gue" ucap ningning

Setelah acara tadi selesai, mereka bersih bersih dan berkemas, lalu masing masing pergi ke tujuan mereka entah kemana, tersisalah ningning dan jaemin yang duduk di bangku taman dekat gedung tempat acara mereka tadi dilaksanakan. Jaemin yang kekeh untuk mengantar ningning, dan sebaliknya ningning tidak mau karena sudah berjanji dengan haechan

"Tapi abang kamu belum dateng juga, biar aku yang antar ya" bujuknya lagi

"Gak usah jaem, lo pulang aja" tolak ningning lagi

"Ning, kita udah pacaran, kenapa masih gini sih, lo gue juga bahasanya, terus masih dingin aja" kesal jaemin

"Jaem, kita gak pacaran ya, tadi itu kesalahan, dan berenti bilang kita pacaran" ningning bicara serius

"Gak bisa, kamu udah janji tadi, aku juga udah mutusin wonny demi kamu, bisa gak sih kamu hargain perjuangan aku" jaemin menggenggam kedua tangan ningning

"Lo gak berjuang, lo nyakitin orang jaem, lo mutusin wonyoung gak ada rasa bersalah gitu, terus lo mau gue juga ikutan permainan lo? Maaf gue gak sejahat itu" ningning melepas genggaman jaemin dan berdiri sedikit memberi jarak dari posisi jaemin

"Kamu munafik ning, aku tau kamu juga sayang sama aku" teriak jaemin, bahkan mereka cukup menarik perhatian orang yang lewat

Hati ningning mencelos, jaemin tidak salah dalam kata katanya tadi, tapi ego dan hati nurani ningning yang meminta dirinya bersikap seperti sekarang

Ningning hanya diam tidak menanggapi ucapan jaemin, jujur dia sangat ingin menangis, jika saja dia hanya seorang diri disini, dia juga lelah menjadi baik yang memberikan segalanya untuk orang lain, mengenyampingkan inginnya dan mencoba tersenyum ketika apa yang dia mau menjadi milik orang lain

"Jangan bohongi perasaan kamu ning, kamu akan sakit sendiri" ucap jaemin yang kali ini lebih lembut, terdengar lirih

"Jangan terlalu percaya diri jaemin, kita bertemu hanya untuk kelompok ini, tugas kita sebagai seorang mahasiswa, aku tidak pernah mengharapkan ada perasaan lebih dari kamu" bohong ningning, dia masih bisa mempertahankan ekspresi dinginnya

"Baiklah, jika itu mau kamu, kita jalani satu bulan ini dengan profesional, kupastikan meskipun semua ini kita selesaikan, kamu dan aku, perasaan kamu, itu gak akan pernah selesai, ingat kata kata aku ini" setelah berbicara seperti itu, jaemin memilih pergi menjauh dari ningning.

Sepeninggal jaemin, ningning berlutut menutup wajahnya, dia terisak pelan, dia masih punya malu untuk menangis dan menumpahkan emosinya di tempat umum seperti ini, hitungan menit, ningning berdiri dan menormalkan ekspresinya kembali, dia sudah bertekat untuk tidak menyisakan sedikitpun perasaan untuk jaemin.

"semoga berhasil gadis sok kuat" jaemin tidak benar benar pergi dari sana, dia terus memperhatikan ningning "berjuanglah sayang, ada aku yang dengan senang hati mengacaukan perjuangan kamu itu"

Setelah ningning masuk ke mobil haechan dan melesat pergi, barulah jaemin juga beranjak dari tempatnya

.
.
.













Wae? Wae? Wae?
Aku berharap mereka jadian, ahh sayang sekali, kita coba lain waktu yaaa..

Terimakasih reader dan votenya, semoga kalian senang baca cerita ini, aku juga akan lebih semangat dalam menulis

See you next part yaaa
🍓

Pink Sauce || Jaemin-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang