18. Berhenti seperti ini

574 57 5
                                    

Berurusan dengan jaemin sangat menyusahkan gue, gue mau berenti tapi dianya yang selalu narik gue buat berjalan sesuai maunya
-Ningning








Dihari yang sama, setelah haechan mengantarnya kerumah, abangnya itu langsung bergegas bimbingan dan memastikan dirinya selesai sebelum sore, karena dia harus mengantar ningning yang akan melaksanakan proker kknnya hari ini

"Kenapa muka lo, kusut amat ning" sapa lily yang juga baru dateng, mereka janjian untuk mengerjakan proker sederhana hari ini, ningning tadi diantar haechan

"Gk papa ko" jawab ningning berusaha tersenyum, dirinya masih tidak enak hati gara gara adu mulut dengan abangnya pagi tadi

"Kamu sakit sayang?" Soobin yang baru dateng langsung ngerusuh, merangkul ningning tidak tahu tempat dan kondisi

"Tangan lo bin" jaemin memberi peringatan, matanya menyimpan amarah, tapi berusaha keras dia tahan

"Tau lo!!" Lily yang menyentak tangan soobin dari bahu ningning

"Gak pp ko, gak sakit gue" ucap ningning tersenyum lebih manis agar semua percaya dia baik baik saja

Jaemin menarik ningning agar berjalan lebih pelan, karena dia ingin bicara dengan gadis itu, sedangan soobin dan lily terus berjalan sambil adu bacot, mereka tidak sadar ningning dan jaemin tidak ada di samping mereka

"Kamu kenapa hmm?" Astaga jantung ningning rusuh mendengar kalimat lembut yang baru saja keluar dari mulut jaemin

"Gue gak papa, kan tadi udah bilang" ningning memalingkan muka menutupi kegugupannya

"Ada masalah?" Tanya jaemin lagi

"Iya, masalah gue itu lo!" Ningning berniat kabur namun di cegah jaemin

"Bisa gak sih ngomong ke aku jangan kasar" kata jaemin menatap dalam manik mata ningning

"Bisa, kalo lo bisa bersikap selayaknya temen ke gue" jawab ningning menatap jaemin

"Emang sekarang kita bukan temen?" Jaemin mengangkat alisnya sambil smirk

Ningning tahu arah pembicaraan ini "yayaya terserah" ningning berniat kabur lagi dan kali ini jaemin membiarkan itu, dia memandang kepergian ningning sambil tersenyum

"Sampai kapan lo keras kepala ning" gumam jaemin



.
.
.


Proker sudah selesai

"Lo gak balas chat dan jawab telpon wonny, dia minta lo ke rumah dia malam ini" ucap winter

"Hmm, gue akan kesana" jawab jaemin

"Oke, gue sampaikan ke wonny" ucap winter lalu pergi dari hadapan jaemin

"Jaemin tetap jaemin" tiba tiba ningning duduk di samping pemuda itu, jaemin melihat ningning lalu dia menghela nafas

"Kenapa?" Tanya jaemin dingin, oh ayolah sikap pemuda ini cepat sekali berubah

"Sikap lo berubah lagi" ucap ningning tanpa melihat jaemin

"Maaf, kenapa?" Kali ini jaemin berbicara lembut

"Lo gak perlu bersikap lembut kayak gini, ahh tapi terserah lo sih, oh ya, bisa sehabis ini gue nebeng lo, sekalian ada yang mau gue omongin" kata ningning

"Kayaknya tadi lo udah denger, kalo gue mau ke rumah wonny" ucapan jaemin begitu menyakitkan bagi ningning, sebenarnya, tapi masih bisa ditutupi gadis itu dengan berekspresi sedatar mungkin

"Hahaha, iya, gue denger jelas tadi, sorry" ningning tertawa hambar, jaemin menatap intens ningning penuh arti

"Kalo gitu gue ngomong sekarang saja, diam dan dengarkan gue" ucap ningning serius, tanpa menunggu jawaban dari jaemin, ningning melanjutkan kalimatnya

Pink Sauce || Jaemin-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang