Chord #12

46 1 0
                                    

Park Jisung lagi-lagi memilih menghabiskan waktu selepas jadwalnya di ruang Latihan agensi. Beberapa bulan terakhir ini, siapapun yang mengenal NCT Dream akan jarang menemukan Jisung di dorm bersama para member setelah jadwal resmi mereka. Bahkan di akhir pekan atau hari libur, Jisung selalu memilih menghabiskan waktu di agensi. Baik untuk berlatih dance, rap atau bahkan vocal. Alih-alih di dorm atau rumah kedua orang tuanya.

Siapapun yang mengenal Jisung, pastinya bisa menyadari bahwa ada yang aneh dengan Park Jisung. Seambisiusnya Jisung akan project apapun yang sedang dia kerjakan, sebisa mungkin dia tetap mengusahakan memiliki waktu untuk dirinya sendiri dan orang disekitarnya. Apa yang saat ini dia lakukan lebih seperti ..... melarikan diri?

"Jisung ke agensi lagi ya?" suara manager Han memecah kesunyian dalam mobil yang sedang dikemudikannya. Tiga member NCT Dream yang sebelumnya tenggelam dengan ponselnya masng-masing, serentak menggumamkan jawaban yang serupa.

"Ngapain lagi sih ke agensi? Memang itu badan tidak remuk apa?" omel manager Han lagi. Tidak ada jawaban apapun dari orang disamping atau dibelakangnya. Hingga wanita itu mengira ucapannya lebih kepada dirinya sendiri. Ketika tiba-tiba suara berat Jaemin memecahkan kesunyian.

"Noona...." Panggil Jaemin ragu.

"Mmm..." balas Manager Han singkat.

"..."

"Apa sih Jaem?"

Jaemin terbatuk kecil, mengumpulkan suaranya.

"Noona tidak berniat berbicara dengan Jisung?"

"..."

"Atau berbicara dengan Jieun-ssi?" tanya Jaemin dengan nada menggantung. Khawatir jika melewati batas, tetapi dia tidak bisa menahan lagi kekhawatirannya akan adik kesayangannya. Park Jisungnya yang berharga.

Diam adalah jawaban yang diberikan oleh manager Han, bahkan hingga mobil yang ditumpangi memasuki ke Kawasan apartemen mereka. Namun alih-alih masuk ke parkiran basement, manager Han mengarahkan mobil ke lobi apartement.

"Kalian turun disini saja ya? Aku mau langsung ke agensi lagi," ucap manager Han tiba-tiba.

Semua orang dimobil cukup terkejut dengan perkataan manager mereka, namun memilih untuk diam, kecuali Na Jaemin.

"Noona, tolong ingat bahwa Park Jisung sudah berusia 25 tahun..."

"..."

"Dia bukan lagi pemuda yang ketakutan akan dunia luar yang sudah noona jaga bertahun-tahun yang lalu,

"..."

"Dia sudah cukup dewasa untuk menentukan arah hidupnya,"

Manager Han memilih tidak membalas ucapan Jaemin, karena dalam hati mengamini kebenarannya.

***

Tertidur di lantai ruang Latihan terkecil di agensi, memasang ear phone, memutar beberapa lagi buatannya sembari memejamkan mata adalah hal yang selalu Jisung lakukan. Kepada semua orang, dia boleh berpamitan akan Latihan di agensi. Namun kenyataannya dia hanya ingin menghindari semua orang. Sembari menata pikirannya, jika bisa disebut demikian.

Banyak pertanyaan kenapa dan apa yang terjadi jika muncul dikepalanya semenjak dia mengetahui siapa sebenarnya Han Jieun. Mulai dari pertanyaan paling sederhana kenapa Jieun memilih membohonginya? Hingga pertanyaan tersulit, mengapa Jisung tidak bisa memaafkan Jieun?

Semua potongan jawaban sudah Jisung dapatkan. Baik dari Jieun maupun manager Han. Bahkan Chenle ikut menambahkan beberapa tambahan jawaban. Hanya saja tetap sulit bagi Jisung mencerna serta menganggap semuanya baik-baik saja. Jisung sangat ingin Kembali seperti dahulu dan tidak memungkiri jia dia sangat merindukan waktu yang dihabiskannya dengan Jieun.

Tetapi rasanya masih sulit menerima kenyataan orang yang dia percayai dan sayangi, ternyata membohonginya.

"Jie..." suara yang dikenalnya terdengar memanggilnya. Dengan earphone yang menempel di telinganya, pemilik suara ini pasti berada amat dekat dengan dirinya hingga suaranya dapat menembus lagu dari ear phonenya.

"Jie, noona ingin meminta maaf akan semua hal yang sudah terjadi dan mengacaukan pertemananmu dengan Jieun,"

Lagi-lagi ucapan yang sama. Jisung sudah mendengar kalimat yang sama semenjak malam terakhir konsernya berbulan-bulan yang lalu.

"Aku mohon, jangan seperti ini lagi. Kami semua mengkhawatirkanmu," lanjut manager Han sendu.

Jisung akhirnya membuka matanya dan melepaskan earphone yang menutup kedua telinganya.

"Noona...."

"Ya?" Manager Han tidak bisa menutupi kegembiraannya mendengar Jisung membalas ucapannya. Sementara beberapa bulan belakangan, Jisung lebih kea rah berbicara seperlunya dengan dirinya/

"Noona pernah mengucapkan kalimat yang sama ke Jieun-kah?" pertanyaan Jisung jelas bukan sesuatu yang diduga oleh manager Han.

"Jieun?"

Jisung tetap menatap langit-langit ruang latihan, ketika mengucapkan kalimat berikutnya.

"Apakah noona sadar berapa kali noona mengucapkan permintaan maaf dan menanyakan keadaaanku semenjak konser terakhir kita?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah noona sadar berapa kali noona mengucapkan permintaan maaf dan menanyakan keadaaanku semenjak konser terakhir kita?"

"..."

"Belasan kali, atau mungkin puluhan kali..."

"Tetapi apakah noona menanyakan hal yang sama ke Jieun? Dia hanya melaksanaan permintaan Noona. Dia hanya berniat membantu kakak perempuannya..."

"Kurasa dia lebih kesulitan daripada diriku,"

"Jisung...." Bisik manager Han tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Aku paling tidak memiliki kalian, para manager dan member, yang ada disekitarku serta tahu siapa itu Han Jieun,"

"Tetapi dia tidak memiliki siapapun disekitarnya. Aku yakin jika dia bercerita ke sahabat terdekatnya pun akan sulit yang mempercayai ucapannya. Hubungan dengan seorang idol selalu dianggap halusinasi paling tinggi dari para penggemarnya, bukan?"

Manager Han seolah tertampar dengan ucapan Jisung.

Berbulan-bulan dia mengkhawatirkan bagaimana seorang Park Jisung akan menghadapi kebohongan yang sudah direncanakan oleh dirinya dan adik perempuannya. Khawatir jika panic attack maupun stress disorder Jisung semakin memburuk setelah kejadian ini. Namun tidak pernah sekalipun dia menanyakan keadaan adiknya. Hanya sekali dia menghubungi Jieun setelah kejadian itu, dan ucapannya pertamanya justru menyalahkan adiknya karena sampai ketahuan.

Sementara dalam hati terdalamnya, dia tahu rahasia lebih besar yang harus ditutupi Jieun, bukan hanya didepan semua orang tetapi terutama dihadapan Jisung.

Manager Han tidak mengucapkan apapun kepada Jisung, dan memilih segera bangkit meninggalkan ruang Latihan. Tepat sebelum keluar dari ruangan, suara Jisung menghentikan langkahnya.

"Sampaikan kepadanya untuk rutin makan. Jangan memforsir diri untuk bekerja dan pencarian beasiswa..."

"...."

"Sampaikan juga kepadanya, aku baik-baik saja disini. Apa yang dia lakukan kepadaku setahun terakhir ini bukan sesuatu yang sia-sia,"

Manager Han hanya bisa menitikkan air mata mendengar ucapan Jisung. Seorang anak kecil yang dia jaga sepenuh hati selama bertahun-tahun, telah tumbuh menjadi pemuda yang luar biasa. Bahkan pemuda baik hati itu sudah mampu menasehatinya untuk menatap arah yang tepat.

***
published 19.06.2023

Faded Last SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang