Jieun sudah menduga siapa yang akan dia temui malam ini di apartemennya. Sosok tersebut sudah mengirim pesan beberapa jam yang lalu, mengabari jika dia akan datang ke tempatnya. Namun apa yang dia temui saat ini di depan apartemennya jelas sangat berbeda dengan bayangannya.
Siluet tinggi berbaju hitam bersandar didepan pintu apartamennya. Ketika jarak diantara mereka semakin menipis, Jieun dapat melihat rambut acak-acakan dan sedikit peluh menghiasi sosok tersebut. Dari jarak dekat, Jieun dapat melihat make up untuk konserpun masih melekat di wajah lawan bicaranya. Jieun ragu untuk memanggil, sementara sosok diseberangnya hanya menunduk sibuk dengan ponselnya.
"Jie...." Panggil Jieun pelan. Ketakutan akan apa yang dia hadapi sesaat lagi. Kepalanya kosong, tak tahu apa yang harus diucapkan.
Apakah kata maaf cukup?
Atau penjelasan panjang kali lebar, dimana Jieun sendiri tidak tahu harus memulai dari mana?
Jisung mengangkat kepalanya mendengar namanya dipanggil. Biasanya ada senyum di wajahnya ketika mendengar suara itu memanggilnya. Sayangnya malam ini pikiran Jisung terlalu penuh akan banyak hal, hingga tersenyum mungkin adalah hal terakhir yang bisa dia lakukan.
"Kenapa tidak masuk dan menunggu di dalam?" tanya Jieun pelan. Berusaha memecahkan kecanggungan diantara mereka berdua.
"Sudah sembuh?" tanya Jisung dengan suara beratnya. Memilih menghindari pertanyaan Jieun.
"Kamu bisa datang kekonserku, seharusnya sudah sembuh ya?" lanjut Jisung lagi dalam gumaman. Seolah berbicara pada dirinya sendiri.
"Jie..." panggil Jieun lagi. Tidak tahu apa yang harus dia ucapkan selain memanggil nama Jisung dan berharap nada suaranya lebih dari cukup menjawab semua pertanyaan di wajah Jisung.
"Kenapa aku tidak masuk? Karena aku tidak tahu apartement siapa ini," jawaban Jisung menohok secara tidak langsung kesadaran Jieun.
"Kenapa tidak bilang sedari awal bahwa kamu penggemar kami? Apa itu alasan sebenarnya kamu mendekatiku? Karena aku adalah Jisung NCT?" tanya Jisung lagi, tidak berusaha menutupi nada putus asa di dalam suaranya.
"Jie... Yuk masuk dulu dan kita bicara dulu," ajak Jieun lembut. Mulai khawatir akan dua hal. Kepanikan Jisung yang mungkin memunculkan Kembali panic attacknya. Serta mengkhawatirkan dirinya sendiri yang mulai terasa mengambang karena demamnya yang semakin tinggi.
"Kamu cukup menjawab pertanyaanku saja,"
Jieun menghela nafas mendengar jawaban singkat Jisung. Memberanikan diri mengangkat kepalanya untuk menatap kedua netra Jisung. Hanya menghasilkan denyut nyeri lain, ketika melihat sepasang mata tersakiti namun kebingungan menatapnya balik.
"Ini tidak sesederhana jawaban iya atau tidak, Jisung,"
"Buat menjadi sederhana kalau begitu,"
"Mulai dari pertanyaan pertama, apakah kamu penggemar grupku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Faded Last Song
FanfictionPark Jisung, NCT Dream Maknae terpaksa keluar dari gelembung kacanya. Menghadapi dunia yang asing bernama asmara, tanpa menyadari ada sepasang netra yang selalu menatapnya. Sayangnya, semuanya sudah terlambat ketika dia menyadari arti tatapan itu. K...