Si Puspa Pesona

25 4 0
                                    

Udah sampai disini, gimana menurut kalian?

Happy Reading Luv♡

* * *

'Ikan bandeng, ikan sarden... Ya ikan lah!'


Galih memang tidak bercanda soal dirinya yang hendak mendekati adik kelas nya yang bernama Nadira itu. Buktinya, saat ini ia tengah duduk sambil menunggu Nadira selesai bertemu guru matematika mereka, bu Dian.

"Kak Galih? Ngapain disini?" tanya Nadira ketika mendapati lelaki itu asik menggit sedotan sambil duduk lesehan di bangku kayu panjang itu.

"Nungguin lo."

"Mau ngapain?"

"Traktiran gue mana?"

Nadira menepuk jidat. Kenapa Galih harus mengingatnya!

"Gue yang nentuin tempat makannya, oke?"

Nadira hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bagaimana jika Galih memillih tempat makan mewah yang harganya fantastis, bisa mampus dia dengan dompet mungilnya itu.

"Nanti malem siap-siap yah, lo sharelock nanti gue jemput. Bye Nad," Galih mengedipkan matanya genit kemudian berlalu pergi dari sana.

Tak tahu saja Nadira tengah pusing setengah mati dengan tempat makan yang ia bicarakan itu,.

* * *

Bahasa Inggris, mata pelajaran yang cukup Nadira benci. Bagaimana tidak, penulisan kalimat akan berbeda dengan apa yang dilafalkan. Dan lagi, lidahnya harus berbelit-belit mengeja tiap kalimat itu.

"Kenapa harus ada bahasa inggris sih! Kenapa gak bahasa indonesia aja yang kita pelajari? Lagian kita kan harus menjunjung tinggi bahasa persatuan," Nadira mulai misuh-misuh, sementara Mario hanya geleng-geleng kepala mendengarkan penuturan gadis itu.

"Lo kalo mau keluar negeri pasti make nya bahasa inggris lah Nad, itu kan Universal," bisik Mario padanya.

"Ya lo bayangin, bahasa indonesia aja susahnya minta ampun, harus deskripsiin inilah itulah, apa lagi bahasa inggris, capek tau."

"Ini bakal guna juga buat lo ege. Udah diem, gue mau dengerin penjelasan miss."

Setelahnya tak ada lagi percakapan diantara keduanya hingga kelas guru cantik bernama Karoline itu selesai. Rencananya Nadira akan berjalan-jalan sebentar menghirup udara segar. Hari ini katanya Kaila tidak masuk dikarenakan sakit. Mungkin sepulang nanti Nadira akan pergi menjenguk.

Matanya menangkap seorang laki-laki yang asik mendribble bola basket di lapangan sana. Dengan langkah pasti, ia mendekat. Melihat bagaimana laki-laki itu dengan lihai memasukan bola ke dalam ring membuat ia cukup terpukau.

"Loh, dedek gemes kok disini? Udah selesai kelasnya?" kalian pasti tahu siapa orangnya.

Siapa lagi kalau bukan Abian, laki-laki jakung yang kini tengah meneguk air dalam botol minumnya itu hingga tandas.

"Kak Bian gak capek apa lompat-lompat gitu?" Nadira mengambil tempat disebelah Bian sambil menatap ring basket disana.

"Gimana lagi, udah jadi hobi juga."

Nadira menganggukan kepalnya mengerti. Tak lama, sekelebat pertanyaan muncul didalam kepalanya.

"Kalau kak Bian jadi ilmuan, penemuan apa yang pengen kak Bian buat?"

Bian menatapnya tak percaya. "Nad, gue belajar aja setengah-setengah, lo nyuruh gue buat jadi ilmuan, yang masuk akal dikit dong!" ucap Abian tak terima.

Galih & KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang