Ac2.

46 2 0
                                    

Archen memutar bola matanya malas melihat Mike yang berlalu lalang di hadapannya. "Lo bisa duduk aja ngga Mike? Mata gue sakit lihat lo." cerca Archen dengan kesalnya.

"Iye, iye ... gue duduk."

"Jadi apa rencana lo?" tanya Bass mengubah topik pembicaraan.

"Menurut gue nih ya. Lebih baik lo bawa tuh cewek ke rumah sakit. Biar jelas dia bohong atau engga." tutur Mike memberi pendapat.

"Kali ini gue setuju sama Mike."

"Cih! Apa-apaan Lo?! Emang selama ini pendapat gue jelek banget sampai lo baru setuju sekarang." geram Mike.

"Menurut lo gimana, Ar?" tanya Bass menghiraukan Mike.

"Pendapat yang bagus." puji Archen menepuk-nepuk pundak Mike.

"Iya dong. Siapa dulu? Mike gitu loh."

"Jadi kapan lo bawa istri lo ke rumah sakit?" tanya Bass kembali menghiraukan Mike.

"Gue lempar juga lo, Bass." cicit Mike kesal.

Archen menatap tajam Bass, "Dia bukan istri gue. Dan gue ngga suka dengar itu." ujar Archen meneken setiap huruf nya.

"Iya gue salah. Gue minta maaf." nyengir Bass menyadari kesalahannya. "Jawab gue. Kapan lo bawa Cheeryl ke rumah sakit?" ulang Bass bertanya.

"Anjay! Keren juga lo udah bisa hapal nama tuh cewek." ucap Mike meledek.

"Diam lo!"

"Besok. Dan gue mau lo yang bawa tuh cewek murahan ke rumah sakit."

Bass dan Mike menganggukkan kepala setuju dengan permintaan Archen.

****

Tepat pukul setengah dua belas malam Cheeryl ingin keluar, tapi ia tidak berani. Perutnya sudah merontak-rontak minta di isi.

Mengintip keluar. Gelap. Cheeryl benar-benar takut akan kegelapan. Itulah sebabnya ia tidak berani keluar dari kamar.

Lagian kenapa coba ia lapar tengah malam gini. Hah! Merepotkan diri sendiri saja.

Ting!

Cheeryl memalingkan wajahnya ke ponsel miliknya. Sebuah ide menghampiri nya. "Gue bisa keluar dengan senter hp bukan." menggapai ponsel nya, Cheeryl menyalahkan mode senter.

Membuka pintu, dengan bantuan senter Cheeryl berjalan mengendap-endap. Sesekali ia melihat ke belakang, takut ada yang mengikuti dirinya.

"Hai cantik."

"Menjauh lah." pinta Cheeryl tanpa aba-aba langsung berlari. Di saat ia memasuki kawanan terang, Cheeryl mematikan senternya. Mengelus dada nya, "Dia ngga ngikutin gue, kan?" tanya Cheeryl menolehkan kepalanya ke belakang.

"Dia siapa?"

"Aahkk! Setan!" teriak Cheeryl memeluk Archen dengan mata yang terpejam.

Seketika keduanya diam. Cheeryl yang belum menyadari posisi mereka dan Archen yang tidak tahu harus apa.

Sadar, "Lo makin ngelunjak ya!" ucap Archen melepaskan pelukan Cheeryl di leher nya. Cheeryl yang malu, mengigit bibirnya. "So-sorry." mohon Cheeryl menurunkan tangan nya.

"Lo mau ngapain tengah malam gini keluar kamar? Mau maling?" tanya Archen menuduh.

Cheeryl menghela nafasnya, "Lo bisa ngga sehari ajaaa, ngga berfikir negatif ke gue?"

"Lo siapa, hah?"

Memutar bola matanya jengah, Cheeryl melengos pergi. Beradu argument dengan Archen tidak akan menyelesaikan masalah, yang ada masalah makin bertambah.

ArcheerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang