'istri bujang2 nya nyai sooman'
Anda, Yu-naa, dan Lia
Yu-naa
@Lia Liii, kau tahu tidak tadi aku dan Min-aa bertemu dengan pria tampan!! Oh my god, dia sungguh tampan!Lia
Ahh seriusan?? dimana? mengapa kalian tidak mengajak ku!?Yu-naa
IYAA SERIUS, rasanya aku ingin bertemu dengannya lagi T_TMe
Sungguh, kau sangat lebay Yu-naa ya! bagiku dia terlihat biasa saja, masih tampan juga Jeno dari pada diaLia
ASTAGA JENO SKSKJS, Dia memang tampan!!! apalagi saat dia menunjukkan abs nya (╥﹏╥)Me
Nah benar itu, aku setuju padamu. Ternyata penglihatan mu lebih baik dari pada Yu-naaYu-naa
YA! Apa maksudmu😒®®®
Min-aa meletakkan ponsel nya di atas meja nakas lalu bersiap untuk tidur.
Namun, saat ingin terlelap tiba tiba ia jadi memikirkan pria yang menabraknya tadi.
Saat tengah memikirkan itu, sudut bibirnya tertarik keatas membentuk seulas senyuman. Seketika ia tersadar dan menggelengkan kepalanya.
"Hei! sepertinya ada yang salah dengan isi kepalaku, mengapa aku jadi memikirkan dia?! Sudahlah lebih baik aku tidur."
Yu-naa tengah berjalan di sekitar lapangan bersama Lia. Mereka akan ke toilet, karena Lia meminta Yu-naa agar menemaninya. Padahal keadaannya saat ini sedang upacara bendera. Saat ia berjalan, pandangannya tertuju akan suatu hal. Mereka pun mendekatinya.
"Ya! Kau ngapain disini?" Tanya Yu-naa dan Lia.
Min-aa menoleh, "Hehe, botak menghukum ku karena tadi aku terlambat." ucapnya.
"Astaga, si botak itu kenapa sih. Sudah tau cuaca sedang panas mengapa dia menghukum temanku ini hah?!"
"Sudahlah Li, tidak apa. Lagian aku yang salah."
"Lagian kau kenapa bisa sampai terlambat begini?" Tanya Yu-naa.
"Semalam aku tidak bisa tidur, dan berujung aku kesiangan" jelasnya dan di angguki oleh kedua temannya itu.
Ya, Min-aa saat ini sedang berjemur di lapangan bola basket karena ia datang terlambat. Si botak yang dimaksud adalah Pak Kadir, guru mata pelajaran IPS.
"Astaga.. ada ada saja kau ini. Yasudah semangat!!" Ujar Yu-naa sambil tersenyum menampakkan giginya lalu pergi.
"YA!! KU KIRA KALIAN AKAN MENOLONGKU SIALAN." Teriak Min-aa.
®®®
"Kalian berdua sialan, sahabat macam apa kalian!" Min-aa membuat nada seperti sedang marah padahal kenyataannya tidak. Wajahnya ia buat sekesal mungkin, padahal jika dilihat itu malah memberikan kesan yang lucu.
"Ya! maafkan kami hehe" ujar Yu-naa yang diikuti anggukan Lia.
Min-aa sedang berpikir. Tiba tiba ia menunjukkan smirk nya, membuat mereka berdua bergidik ngeri. Karena biasanya kalau sudah begini pasti ada sesuatu yang akan ia lakukan kepada mereka berdua.
"YA! MENGAPA KAU MELIHAT KAMI BEGITU?!" Teriak Lia curiga
"Haha, aku memaafkan kalian kok"
"Nah git—"
"Tapii dengan syarat!" potong Min-aa cepat.
"Apa?! jangan aneh aneh ya!" ujar Yu-naa
"Beliin aku minum dongg hauss banget niih" ucap Min-aa memasang wajah memelasnya.
"Yee, baiklah. Mau air apa?" tanya Yu-naa.
"Es teh panas ya satu."
"Oke." Yu-naa langsung berdiri dan menuju ke warung Bu ati, namun langkahnya terhenti.
"YA! MANA ADA ES TEH PANAS!" teriak Yu-naa membuat satu kantin menoleh kearahnya.
"ES TEH DINGIN YUN"
Min-aa dan Lia tertawa kecil melihat itu. Mereka suka sekali membuat Yu-naa kesal.
Tak lama sebuah benda dingin menempel pada pipi Min-aa membuatnya menoleh.
"Nih, buat lo. Pasti lo haus kan?" Anak laki laki itu menyodorkan minuman yang ia beli kepada Min-aa.
Min-aa menaikkan sebelah alisnya, bermaksud untuk bertanya apa maksudnya ini.
"Iya buat lo. Gw tau lo pasti haus habis dijemur botak kan? makanya gw beliin Lo minum."
"Maaf, tapi nggak perlu repot repot ngasih aku ini. Yu-naa lagi beliin kok buat aku."
Tolak Min-aa halus. Bukannya dia tidak mau, tapi dia tidak kenal dengan orang ini. Dan yang ada dipikirannya sekarang adalah, kenapa dia memberi minumannya kepadanya?
Bukankah itu miliknya? Ya walaupun rasanya Min-aa sangat ingin minum sekarang, tapi ia tidak mungkin menerimanya.
"Ck, lama lo."
Anak itu pun kesal karena Min-aa tidak langsung menerimanya. Ia pun langsung menaruh botol berisi air itu ke tangan Min-aa dan langsung pergi begitu saja.
Min-aa langsung terpaku melihatnya.
"Siapa sih?" tanya Lia.
"Aku juga ngga tau Li, dahlah biarin aja kebetulan haus bet nih tenggorokan. Lumayan minuman gratis." Min-aa meneguk habis air yang diberi anak tadi.
"Heleh, belagu. Tadi katanya 'inggi pirli ripit ripit yini ligi bili' Halah tau tau habis juga tu air."
"Hehe, gimana ya li. Haus bet anying, nunggu temen mu itu kelamaan kaya nunggu ayam jantan bertelur tau gak."
"Yayayaya, like like dirimu aja." ucap Lia pasrah.
"HALO, GIRLS!"
"ANYING KAGET SETAN." Min-aa dan Lia kompak.
"Odading mang oleh, rasanya seperti menjadi iroman bro!" Ucap Lia membuat Yu-naa tertawa.
"Hahaha, salah goblok. Rasanya anjing banget itu baru bener, betewe sorry girls. Pasti kalian terkejut sampai kepicirit kan?. oh ya nih airmu." Yu-naa memberikan segelas es teh manis ke Min-aa lalu duduk disampingnya.
"Telat banget njir, Min-aa udah kenyang duluan."
"Lah?"
"Noh, liat. Dia tadi dikasih air sama tu anak." Lia menunjuk anak yang memberi Min-aa minuman tadi dengan dagunya.
"Lah, njir." Yu-naa menganga tak percaya.
"Napa?" tanya Lia.
"Kamu kenal dia, Yun?" tanya Min-aa.
"Lah njir, Kalian berdua kaga kenal dia? njirr bisa bisanya." Ucap Yu-naa tidak percaya membuat Lia dan Min-aa semakin penasaran.
"Elah, tinggal bilang aja siapa. Banyak bacot kamu Yun." Lia memutar bola matanya lalu meminum minuman milik Min-aa tanpa mereka sadari.
"Seriusan kalian berdua ngga tau? Dia kan ketua osis anjir, bah kalian pada kudet bener dah masa ketos sendiri ngga tau." Jelas Yu-naa kepada dua makhluk kudet di hadapannya ini.
Namun, respon yang Yu-naa dapatkan dari dua makhluk itu semakin membuatnya speechless.
Bagaimana tidak, Min-aa dan Lia hanya membulatkan bibir mereka membentuk sebuah huruf o.
"Oh, jadi dia ketos" ucap Min-aa
"Lah, terus gimana ceritanya dia kok bisa kenal aku?" lanjut Min-aa dan Yuna hanya mengedikkan bahunya tanda bahwa ia sama sekali tidak tahu.
TBC.
next?
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN ITU INDAH - ON GOING
FanfictionBagiku, hujan adalah anugerah yang paling indah yang Tuhan berikan. Karena, melalui hujan lah aku selalu melihatnya di mimpiku. Mimpi yang selalu datang ketika hujan, dan mimpi itu tidak pernah ku lupakan. Hanya saja, sulit sekali rasanya bagiku unt...