-3

8 3 2
                                    

Langit kota Seoul yang semula terang perlahan berubah menjadi gelap. Terlihat seorang pria tengah berdiri di balik jendela kaca transparan sebuah apartemen yang langsung menampakkan pemandangan kota Seoul yang indah.

Beliau melihat keadaan langit yang semakin menggelap, menandakan akan turun nya hujan.

"Tcih, karna kau aku jadi teringat seseorang yang sangat ku sayangi. Ya Tuhan.. kemana lagi aku harus mencarinya?" tanya nya pada diri sendiri.

©©©

"YA! ITU KAN PENA MILIK KU YANG DULU HILANG?!" Lia yang baru saja datang dari kantin langsung melotot tidak percaya sembari mendatangi meja teman satu kelasnya itu yang sedang menulis.

"Ini? Ohh, Gue nemu di kolong meja gue, kirain udah ngga dipake jadi gue ambil aja lah. Lumayan gratis, lagian waktu gue tanya ngga ada yang ngaku punya siapa. Jadi gue bawa balik terus dipake sama adek gue deh." Jelas Mark.

"ANJ— AU DAH MALES."

"Yaudah, bodo amat bukan salah gue kok."

"ISSHH, GA PEKA AMAT SI LO! DAH LAH." Lita pergi meninggalkan Mark.

Yang ditinggalkan hanya merasa bingung, salahnya dimana?

"Gapeka banget kamu Mark jadi cowo, kasian tuh Lita." Ujar Min-aa yang kebetulan melihat kerusuhan antara mereka tadi.

"Lah.. njir salah gue dimana nya? emang ya betina selalu benar." Pasrah Mark.

Min-aa pun langsung pergi menyusul Lia.

Namun, saat di koridor langkah Min-aa terhenti. Ia di hadapkan oleh tiga orang siswi, jelas Min-aa tau siapa mereka.

"Kenapa?" tanya Min-aa.

"Heh, Lo! denger ya, lo itu ngga boleh deket deket sama Jevan! Jevan itu cuma milik bos kita!" ujar salah satu siswi yang berambut kribo.

"Hah?"

"Halah! Najis, sok sok an bego! Jangan pura pura ngga tau deh lo!" Ucap siswi yang berambut pirang.

"Maksudnya? maksud kalian apa sih? Jevan? Jevan siapa? sorry ya sebelumnya, tapi aku ngga ngerti kalian tuh ngomongin siapa, aku juga ngga kenal siapa Jevan Jevan yang kalian maksud, oke." Jelas Min-aa namun malah di anggap sepele oleh mereka bertiga.

"Halah, jijik gue dengernya. Jelas jelas tadi lo nerima minuman dari Jevan, sok sok an ngelak geli gue liat nya." ujar bos mereka.

"Hah?" Min-aa semakin bingung dibuat nya, sebab ia benar benar tidak tahu apa apa.

"Dah lah, susah ngomong sama orang kaya lo. Girls, ayo cabut!" ujar si kribo mengajak mereka pergi meninggalkan Min-aa yang kebingungan.

"Sok polos." bisik si kribo di telinga Min-aa lalu dengan sengaja ia menyenggol bahu Min-aa dengan kuat membuat nya oleng dan hampir terjatuh.

Min-aa melongo tak percaya.

"Apasih?" Tanpa ambil pusing, Min-aa pun melanjutkan jalannya mencari Lia.

®®®

Senja telah tiba. Terlihat tiga insan yang sedang bercanda tawa di teras rumah, dan ditemani oleh cemilan serta dua gelas susu dingin yang terlihat sangat nikmat.

"AAAAAA, MIN-AA YA!" teriak Yu-naa histeris seperti orang utan membuat Min-aa dan Lia sedikit terkejut mendengar nya.

"Astaga.. Kau ini kenapa, gila ya?!" Lia memukul lengan Yu-naa sedikit kencang membuat si pemilik lengan mengaduh kesakitan.

"Hehe, sorryy kaget ya. Inii lohh kalian pada tahu ngga sih?!" tanya Yu-naa yang dibalas gelengan oleh Min-aa.

"Si goblok satu ini, kadang emang suka rada rada. Kan kamu belum ngasih tahu gimana kita bisa tahu?! gimana sih!" Ucap Lia kesal.

"Dua in" lanjut Min-aa.

"Lah, iya juga ya. Eh, makanya liat sini buru!! ada something yang pasti bisa bikin kalian heboh kaya aku tadi!"

"Kamu aja kali yang begitu, kita mah engga, yakan Min-aa?"

"Iya"

"Etdah, lama bener dah kalian. Nih liat!" Yu-naa dengan geram mendekat kearah mereka berdua dan langsung menunjukkan layar ponsel miliknya.

Tak lama kemudian..

"AAAAAA ANJRITTT SERIUSAN?!?!" Lia teriak histeris.

"Halah bacot, katanya biasa aja kaget juga kan." Yu-naa memutar bola matanya malas menghadapi sahabat nya yang satu ini.

Sedangkan Min-aa, dia hanya terdiam dan terlihat biasa saja.

"Ya! Min-aa ya!!" panggil Lia masih dengan ke histerisan nya itu.

"Apa?"

"KOK KAMU BIASA AJA SIH?!" tanya Lia.

"Ya, terus aku kudu ottoke? jungkir balik? kayang?" balas Min-aa.

"Y-ya kaget kek atau apalah gitu, jarang jarang anjirr ketos kita minta nomor cewe.. biasanya juga dia yang dimintain nomornya sama cewe cewe. Setahu gue sih begitu." Jelas Yu-naa.

"Oalah, gitu ternyata."

"Jadi, aku kasih atau ngga nih?" tanya Yu-naa.

"Terserah kamu aja baiknya gimana."

"Okee."

®®®

Malam telah tiba, rumah Min-aa yang sore tadi ramai dengan suara gelak tawa para sahabat nya itu kini telah berganti dengan suara jangkrik malam.

Ia baru saja selesai bersih bersih dan kini saatnya Min-aa untuk tidur.

Min-aa pun merebahkan tubuhnya di kasur dan membaca novel favorit nya terlebih dahulu sebelum tidur.

Sudah menjadi kebiasaan Min-aa sejak dulu membaca buku novel sebelum ia tidur.

Saat sedang asik membaca, ponsernya bergetar menandakan ada pesan masuk.

Ia pun langsung mengecek ponselnya, namun ia sedikit heran sebab pesan ia terima dari pengirim tidak dikenal.

Ia pun buru buru membuka pesan tersebut.

*Unknown

Hai

Siapa?

Jevan.

...
TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUJAN ITU INDAH - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang