07

1.8K 192 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Dua hari telah berlalu, semenjak keluar dari kantor polisi, junghwan sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki dimension orang tuanya. Junghwan juga tidak pernah lagi berbicara dengan kedua orang tuanya semenjak kejadian dibar itu terjadi.

Kini matahari telah menunjukkan dirinya diatas permukaan bumi. Bunyi alarm bergema diseluruh ruangan apart- penthousenya so junghwan. Dirinya beranjak dari kasur lalu bersiap siap untuk pergi kesekolah. Usai mandi ia pun mengenakan seragamnya dan turun kelantai bawah.

"sunyi," gumannya, "apa gue bawa aja doyoung kesini?"

Terlintas pikiran kotor diotaknya cepat cepat ia menggeleng lalu pergi kedrom sepatu, memilih sneakers putih hitam lalu menutup kembali pintu itu rapat rapat.

Sembari menaiki lift, tangannya merogoh saku mengambil hp apelnya dan mencari kontak doyoung.

Tut tut tut

Nomor yang dituju tidak mengangkat panggilan itu. Junghwan langsung keluar dari lift lalu menuju kearah parkiran sepeda motor. Ia menaiki kereta klxnya dan melaju dengan kecepatan diatas rata rata.


.


Saat ini doyoung sudah tiba disekolah dengan yedam yang ada disampingnya. Yedam melontarkan canda tawa membuat doyoung terkekeh tidak bersuara.

"kakak tau?" tanyanya, doyoung pun menggeleng serius.

Yedam membisikkan sesuatu ketelinga doyoung. Entah apa yang dibisikkan pria rubah itu ketelinga doyoung membuat sang empu kembali terkekeh dan memegang perutnya akibat keram yang mengeruak.

"yedam-mie sudah, perutku keram karena mu," gerak disela tawanya.

Yedam pun ikut tertawa sampai sekarang mereka sudah berada didepan kelas yedam.

"bay kak aku masuk dulu," doyoung mengangguk dan dia melanjutkan jalannya kelantai dua, tempat kelasnya berada.

Selama diperjalanan, banyak pasang mata yang menatap doyoung dengan pandangan yang sulit diartikan. Doyoung yang menyadarinya hanya bisa jalan kekelas dengan kepala yang ditundukkan olehnya.

"benar dia pacaran sama junghwan?"

Doyoung mendengar bisikan itu, dua orang gadis yang menatapnya lalu mengalihkan pandangannya ketika doyoung melihat mereka. Saat doyoung tak lagi mendengar bisikan itu ia pun melanjutkan jalannya ditangga itu.

"iya kayanya, gue baca diartikel yang bahas kasus keluarga so kemarin," dua orang gadis yang jalan dibelakang doyoung pun melanjutkan gosip mereka.

Doyoung hanya diam, ia mempercepat jalannya dan tibalah ia dikelas yang sangat meresahkan baginya itu. Junghwan dan haruto belum menampakkan batang hidung mereka, doyoung memilih duduk cepat ke kursinya yang ada diujung dekat jendela itu.

Ntah kenapa pagi ini tidak ada orang yang mengusik dirinya saat ini. Ia memilih acuh dan mengeluarkan bekal sarapan yang dimasak sendiri olehnya subuh tadi.

GUBRAK

satu kelas dibikin spot jantung yang melihat junghwan tiba tiba membanting pintu kelas dengan keringat yang tercucur didahi putihnya itu.

Doyoung yang ingin memasukkan sesuap nasi dan sosis kemulutnya itu pun terlonjak kaget mendengar bantingan pintu yang kuat itu.

Mata junghwan melihat kearah doyoung yang sudah tercengang menatap dirinya saat ini. Ia menghela nafas lalu memilih duduk dikursinya saat ini, kursi junghwan bersebelahan dengan kursinya doyoung.

Doyoung meletakkan sendoknya dan memiringkan tubuhnya kearah junghwan, terlihat pria itu sedang menutup matanya dan menarik nafas dalam dalam.

Doyoung menggoyangkan bahu kekar junghwan, junghwan pun menoleh kearah simanis, "kamu kenapa?" tanyanya khawatir.

"gu- aku kira kamu digangguin wartawan," ucalnya lemas.

"kamu lari lari dari lantai bawah?",

Junghwan mengangguk dan melengkungkan bibirnya kebawah.

Doyoung pun menggelengkan kepalanya dan ia menepuk kursi yang ada disampingnya. Junghwan yang mengerti lalu ia beranjak kekursi yang ada disamping doyoung itu.

"aku suap ya?"

Junghwan mengangguk semangat dan membuka mulutnya saat satu suapan ingin diberikan oleh doyoung. Pagi ini ia memang tidak berniat makan apapun sama sekali, ditawarin ayang gini yah dirinya bisa apa.

Satu kelas menatap iri kearah doyoung, pastinya. Mereka sangat ingin diposisinya saat ini. Dua human itu hanya acuh tak acuh saja.

"oiya, nanti pulang sekolah aku mau ngajak kamu kesesuatu tempat,"

Doyoung memiringkan kepalanya. "mau kemana?"

"ada deh, namanya juga sesuatu," jawabnya iseng.

























he mindファンフィクション | hwanbby, Hwanyoung |√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang