Mulutku mungkin bisa berkata "Ikhlas", tapi tidak dengan hatiku.
Mataku mungkin bisa "Terpejam", tapi tidak dengan fikiranku.
Dadaku mungkin bisa "Lapang", tapi tidak dengan batinku.Tetapi, disaat matahari masih enggan untuk menampakkan sinarnya, hening, tenang, dan tanpa suara, gemercik air yang membasuh sesuai dengan ketentuannya, sehelai kain yang mampu menutupi diri ini dan hamparan sajadah yang menjadi sandaran untuk bercurah dan berkeluhkesah.
Dari situlah sang illahi berhasil mengetuk pintu hati hambanya sambil bergumam:
وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (Q.S. Ali Imran:139)
Bagaimana aku merasa sedih sedangkan aku mempunyai Allah yang maha Sempurna.
So, disaat hatimu berada dalam keterpurukan dan tidak ada sandaran untuk bersandar, maka ingatlah Allah dan berdo'alah, because Allah is always with His servants even though others stay away from him.
@Sptyyn_
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Qur'an
Non-Fictionhiduplah seperti air mengalir yang dibersamai dengan indahnya tuntunan dari Langit.