Bab 13.

804 58 0
                                    

Hari ini adalah tepat hari Semesta akan di operasi ,semua orang sudah berada di ruang rawat Semesta untuk memberikan semangat dan meyakinkan bahwa operasi ini akan berjalan lancar

Laura terus menerus menenangkan Semesta karena semalam Semesta tiba tiba saja menangis dan mengatakan bahwa dia takut

"Udah jangan nangis terus dong nanti gantengnya bunda ilang"
"Hiks t-tapi kalo Esta g-gak selamat gimana hiks Esta takut "
"Hei dengerin abang , semuanya bakal baik baik aja ,kita semua ada buat kamu jangan takut oke"ucap Chandra

Semesta pun mengangguk demi keluarga nya dia harus sembuh , dia tidak ingin merepotkan mereka kembali pikirnya
.
.
.
.
Operasi pun sudah berlangsung selama 3 jam tapi sampai sekarang pun lampu operasi itu tidak kunjung mati ,membuat mereka yang menunggu hasil dari operasi nya gelisah

"Ko lama sih bun " Jeremy tidak bisa tenang dia terus mondar mandir seperti setrika membuat Abima yang melihat jadi jengah

"Je duduk abang pusing liat kamu mondar mandir mulu tahu gak"ucap Abima

Jeremy yang mendengar protestan Abima pun cemberut ,kan dia takut ,gimana kalo operasi nya gagal ,ah dia tidak bisa membayangkan nya dan yang membuat dia tambah gelisah mereka belum berbaikan

Jeremy pun duduk di samping ayahnya dan memeluk ayahnya
"Kamu tenang aja Esta pasti gapapa , percaya sama ayah"

Lampu operasi pun mati tanda operasi sudah selesai, mereka pun langsung berdiri menunggu dokter menyampaikan kabar tentang operasi itu ,mereka akan berharap itu adalah kabar baik

Cklek

"Apa kalian keluarga pasien?"
"Iya kami keluarga nya ,saya ayahnya bagaimanapun kondisi anak saya?"

Dokter itupun tersenyum ,mereka yang melihatnya semakin berharap dokter membawa kabar baik
"Operasi nya berjalan lancar ,tapi mungkin nanti pasien akan sedikit kehilangan ingatan nya ,tapi kalian tidak perlu khawatir itu tidak bersifat permanen tapi juga tidak boleh membuat pasien memaksa untuk mengingat "

Mereka yang mendengar penjelasan itupun menghela napas lega, tapi mereka juga sedih karena Semesta akan kehilangan beberapa ingatan nya

"Baiklah saya permisi"
"Ah iya terima kasih dok"

Skip ruang rawat Semesta

Laura terus berada di samping Semesta , dia tidak ingin meninggalkan Semesta bahkan untuk makan pun dan itu membuat anak dan suaminya jengah

"Bun makan dulu sini Semesta gak kemana mana ko "ajak Chandra
"Nanti aja , gimana kalo dia bangun terus bunda gak ada di samping Semesta"
"Bun, bunda makan nya disini jadi bunda masih bisa liat Semesta"ucap Felix
"Kalo gitu kamu pulang aja gih gak usah temuin Semesta lagi"ucap Dimas membuat Laura menatap tajam dirinya, dan mau tak mau Laura harus makan karena yah dirinya juga cukup lapar

Karlino pun mendekati ranjang Semesta dan melihat adiknya tertidur dengan pulas ,ada rasa takut di hatinya ketika mengingat ucapan Dokter bahwa adiknya mungkin akan kehilangan sebagian memori nya ,itu artinya semua kenangan dia dan Semesta akan hilang , Semesta tidak akan mengingat itu

"Bangun dong ta abang kangen "lirih Karlino
Mereka hanya menatap Karlino sendu ,mereka pun sama takutnya tapi mereka mengerti bahwa karlino adalah orang yang paling takut karena dia orang terdekat nya Semesta

"Eunghh" lenguh Semesta, mereka mendekat melihat Semesta yang tengah berusaha membuka matanya

"Dek akhirnya kamu bangun sayang" ucap Laura dia sangat bahagia sampai meneteskan air matanya

Yang lain pun sangat senang melihat semesta sadar ,mereka berharap Semesta kembali sehat

Jeremy pun berinisiatif memanggil dokter

Cklek

"Ah permisi saya akan memeriksa pasien dulu "Mereka pun menyingkir memberi ruang untuk dokter

"Apa yang kamu rasain sekarang ?"
"Pusing"lirih Semesta
"Gapapa itu wajar sehabis operasi, apalagi operasi kamu operasi besar"

Setelah semuanya beres dokter itu pun kembali dan Semesta akan pulang satu minggu lagi

Laura pun kembali mendekat dan mengusap kepala Semesta dengan sayang ,dia menyesal kenapa dia tidak sadar kalau dia selalu tidak adil terhadap Semesta

"Maaf tante siapa ya?"Tanya Semesta

Deg  mereka mematung ,walaupun mereka tahu Semesta akan seperti ini tapi tetap saja rasanya sangat sakit apalagi Laura ,dia memanggil Laura tante dan itu Seperti menamparnya karena faktanya Semesta adalah keponakan nya yang dia sembunyikan dari orang tua kandungnya

"Kamu gak inget sama bunda?" Ucap Laura dengan mata berkaca kaca
"Bunda?"
"Iya dia bunda kamu dan saya ayah kamu "ucap Dimas dengan senyum lembutnya
Semesta pun melihat mereka dengan bingung ,lantas jika mereka keluarganya kenapa dia tidak ingat apa apa

"Gak usah di pikirin ,wajar kamu gak inget kita kamu kan habis operasi "

Semesta melihat dia bingung ,siapa dia , orang itu tertawa melihat ekspresi kebingungan Semesta

"Abang pertama kamu Chandra"ucap nya dengan Senyum hangat yang pertama kali dia tunjukan pada Semesta

"Dan abang ,abang kesayangan kamu ,kita deket banget loh Abang ,Sam,sama Felix kita berempat deket banget "ucap Karlino

"Bingung ya ? Haha gapapa nanti kamu inget lagi ko, kenalin abang ke 3 kamu Abima"

"Kalo abang Samudra yang tadi di bilangin bang Lino bener loh"

"Hai abang Felix"ucap Felix dengan hangat

"Jinan abang ke 6 kamu, maaf ya abang dulu jahat sama kami"
Semesta menatap Jinan bingung ,memang dia pernah berbuat apa sampai minta maaf pikirnya

"Gue Jeremy adek lo btw kita seumuran "

"A-ah iya ,maaf aku gak inget "ucap semesta dengan kepala menunduk
"Gapapa santai aja nanti kamu juga inget ko"ucap Dimas
Semesta pun tersenyum mendengar itu dari ayahnya
.
.
.
.
Vote & komen
TBC.

Semesta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang