Empat

25.8K 1.1K 1
                                    

0o0
Happy Reading














El turun ke lantai satu, tujuannya kini adalah meja makan, di dapur sang bunda tengah menyiapkan makanan bersama para maid.

"Bunda" panggil El ragu-ragu

"Kenapa sayang duduk dulu, bentar lagi Bunda selesai masak" kata Fira saat melihat kedatangan El

El duduk di meja makan, ia memperhatikan bundanya yang tengah sibuk itu, ia akui bundanya yang sekarang sangat jago masak bahkan ibu kandungnya dulu tidak pernah memasak.

"Mau makan duluan atau nunggu Papa?" tanya Fira saat sudah beres menata makanan.

"Mau tunggu Papa aja" kata El

Tidak lama orang yang sedang di tunggu akhirnya datang juga, Bara mendekat ke arah keduanya, mengecup kening sang istri lalu berpindah mengecup kedua pipi sang anak.

"Tumben Adek udah dateng duluan ke meja makan" kata Bara, memang sikap Bara jika bersama keluarga akan lembut dan bobrok, beda lagi jika sedang bersama orang lain atau sedang di luar rumah, sikapnya akan berubah 180⁰

"Laper" kata El

"Yaudah makan, mau makan sama apa Adek?" tanya Fira yang kini ikutan memanggil El dengan sebutan adek.

"Mau sama ayam kecap terus cumi tepung" kata El semangat

Fira mengambilkan lauk yang di minta oleh El tidak lupa menambahkan sayuran kedalam piringnya.

Bara yang melihat interaksi keduanya merasa aneh, sejak kapan keduanya menjadi dekat. Menatap ke arah sang isteri dan mendapatkan respon senyum tipisnya

"Akhirnya" batin Bara tersenyum bahagia.

"Bunda gamau pakai sayur" kata El melihat potongan wortel dan brokoli di dalam piringnya.

"Kenapa gamau mam sayur hm, kan sayur sehat sayang" ujar Fira memberi penjelasan.

"Gamau ih Bunda, pahit" kekeh El tidak mau memakan sayurannya.

"Baby!!" tekan Bara, menatap dingin ke arah El.

"Mass!!" Fira malah menatap balik Bara dengan tatapan tajamnya.

"Coba mam sedikit dulu sayurnya, kalau ga enak nanti Bunda ganti sama yang baru"

El mencoba memakan sayurnya sedikit, ia meresapi rasa sayuran itu yang ternyata malah enak beda dengan yang di masak oleh maid

"Ko enak Bunda?" tanya El heran, sebab biasanya ia makan sayuran pasti mual dan ujung-ujungnya bakal muntah.

"Enak kan, sekarang habisin sayurannya" kata Fira tersenyum

Bara menatap tak percaya kepada istri barunya itu, ia tau percis jika El itu sangat tidak suka sayuran tetapi apa sekarang yang ia lihat El sangat rakus memakannya.

"Bunda Adek mau tambah" El menyodorkan piringnya yang sisa sedikit itu

Fira menggelengkan kepalanya, ia mengambilkan makanan lagi untuk El.

"Cuminya Adek habisin boleh?" tanya El.

"Boleh sayang, habisin aja" kata Fira

Bara di buat takjub oleh Fira, memang porsi makan El banyak tapi tidak banyak seperti sekarang. Ia akui masakan Fira memang benar-benar lezat bahkan restoran bintang lima pun kalah.

Setelah selesai makan, mereka bertiga berkumpul di ruang keluarga lantai dua.  Rumah Bara terdiri dari 4 lantai, lantai satu ruang tamu, kamar tamu, dapur dan semacamnya, lalu lantai dua khusus untuk keluarga, lantai tiga khusus kamar tuan rumah dan lantai paling atas adalah tempat bermain El dan sepupunya yang lain jika berkunjung.

"Pahh" panggil El yang kini tengah duduk di bawah yang sudah di lapisi karpet bulu yang sangat halus

"Kenapa Baby?" tanya Bara sambil mengangkat tubuh El untuk di dudukan di pangkuannya, tubuh El tidak terlalu kecil tidak terlalu besar juga sangat pas lah untuk anak seusianya namun yang bikin menonjol adalah lemak di pipinya dan juga jari-jarinya, entah bagaimana yang semakin membesar adalah jari-jari tangan dan juga pipi, tetapi itu semua sangat manis untuk El.

"Heum El mau bilang sesuatu sama kalian berdua" kata El gugup sambil memainkan kancing kemeja Bara sudah jadi kebiasaan jika ia sedang gugup akan memainkan barang yang ada di dekatnya.

"Adek mau bilang apa sayang?" tanya Fira sambil mengusap rambut halus El.

"Heum sebelumnya El mau minta maaf sama Bunda, El egois. Tapi El minta sama kalian berdua El tidak mau punya adik" Kata El dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Bara kaget, ada apa dengan anaknya ini, apa itu karena masa lalunya yang membuat El takut untuk punya adik lagi.

Bara menatap ke arah Fira, takut jika Fira tersinggung akan omongan dari El, toh siapa sih yang tidak ingin punya anak dari rahimnya sendiri apalagi Fira belum pernah merasakannya

Fira yang paham segera mengusap pipi El yang sudah basah, ia tidak akan memaksakan jika El tidak mau punya adik tidak apa-apa, mungkin nanti pikiran El akan berubah.

"Liat bunda sini nak" kata Fira lembut, Bara membalikkan posisi El menjadi miring agar menghadap Fira.

"Bunda tau mungkin Adek masih takut untuk punya adik, Bunda juga ga akan marah ko, Bunda bakal nunggu Adek siap untuk menjadi seorang abang, jadi sekarang Adek ga usah sedih lagi oke" jelas Fira lembut, sedangkan Bara kaget mendengar penjelasan Fira barusan, jadi Fira sudah tau masa lalu anaknya dan yang bikin Bara tidak percaya adalah Fira tidak marah dengan permintaan anaknya itu.

"Sayang tap--"

"Gpp mas, aku juga masih mau manjain El dulu" potong Fira, ia tau suaminya itu akan menentang keinginan anaknya.

Bara hanya membuang nafasnya pasrah, biarkan waktu yang menentukan.

Mengusap kepala El lembut, lalu menghirupnya dengan kuat wangi strawberry yang di miliki oleh El.

"Makasih Bunda" kata El sambil memeluk Fira erat yang juga di balas tidak kalah eratnya oleh Fira.

"Udah ngerjain tugas belum?" tanya Fira

"Aduh El lupa, El kekamar dulu deh" kata El berlari ke arah lift

"Baby tidak usah berlari" kata Bara dingin yang langsung di turuti oleh El.

Bara beralih menatap ke istrinya

"Maksud kamu apa, apa kamu tidak mau mempunyai anak dari ku?" tanya bara datar

"Bukan gitu mas, siapa sih yang gamau punya anak pasti pengen lah" jawab Fira

"Lalu kenapa kamu menuruti keinginan Elbarack?"

"Mas aku besar di panti asuhan, aku dari kecil sudah di buang oleh orang tua ku, aku kecil selalu merasakan kesepian aku selalu merindukan kasih sayang seorang ibu ataupun ayah dan sekarang aku baru memiliki Elbarack untuk ku jadikan anak walaupun ia buka darah daging ku sendiri. Akau gamau hidup El kaya aku yang kekurangan kasih sayang, walaupun aku mempunyai anak nanti aku bakal tetep sayang ke El, tetapi kamu tau kan mengurus bayi itu tidak mudah pasti perhatian aku akan pokus ke bayi bukan berati aku tidak pokus ke El lagi"

"Jadi aku mohon sama kamu, biarin El kaya gini dulu jika nanti ia meminta adik baru kita bicarakan lagi" kata Fira mencoba menjelaskan kepada Bara.

"Apa kamu tidak keberatan?" tanya Bara.

"Sama sekali tidak keberatan" jawab mantap Fira.

Bara segera memeluk erat tubuh ramping istrinya, ia tidak salah pilih untuk menjadikan Fira sebagai istri dan ibu bagi Elbarack.

"Terimakasih sudah menerima Elbarack sebagai anakmu"

"El memang sudah menjadi anak ku mas, jadi jangan berfikir yang macam-macam" kata Fira membalas pelukan Bara erat.

Cup

Mengecup bibir merah Fira

"Ayok ke ke kamar" ajak Bara, setelahnya mereka berdua meninggalkan ruang tv.
























ELBARACK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang