7; second meeting

157 16 0
                                    



• happy reading! •

Setelah Pak Danang menyuruhnya ganti baju, Alvaro pun pergi ke lokernya. Ia membuka lokernya dan mencari cari siapa tau ada baju ganti. Tapi nyatanya tidak ada, ia tidak bawa baju ganti.

Alvaro menghela nafas. Ia pun menutup pintu lokernya.

"Woy, Al! ngapain lu depan loker?" panggil David yang tiba-tiba datang.

David memandang Alvaro dari atas sampai bawah. "Astaga, Alvaro lo abis kecebur dimana?! Kok lu basah kuyup gini anjir?"

"Lo sendiri ngapain keluar?" tanya Alvaro.

"Gue mau ambil barang di loker." jawab David sambil membuka lokernya.

Diam diam Alvaro mengintip sedikit ke loker David siapa tau ada baju nganggur.

"Lo kenapa sih, Al? Main hujan apa gimana?" tanya David lagi.

"Ish, bukan! Aduh panjang deh ceritanya." jawab Alvaro.

"Panjang ceritanya lo kira dongeng?" balas David.

"Pokoknya tadi ada Adel gue nggak tau dia ngapain ke kawasan IPS, terus dia bantuin gue nyiram bunga. Gue ngeluh panas jadi dia langsung nyiram gue pake air selang. Yaudah kita siram siraman. Nggak tau dah tuh nasib dia gimana, dia langsung lari pas liat Pak Danang." jelas Alvaro.

"Kasian banget deh lo. Yaudah nih mau minjem baju gue nggak? Ada baju olahraga tuh." tawar David.

"Kaga mungkin gue nolak, Dav. Gue nggak bawa baju ganti juga soalnya. Siniin gue mau langsung ganti." ucap Alvaro.

David pun mengambil bajunya di loker dan memberikannya ke Alvaro. "Nih, buru ganti."

"Thanks Dav, besok gue balikin." ucap Alvaro lalu ia langsung lari pergi ke toilet untuk mengganti pakaiannya.

Adel berjalan pelan menuju kelasnya. Ia merasa bersalah kepada Alvaro dan ia juga bingung gimana masuk ke kelasnya dalam keadaan baju basah.

"Aduh! Kenapa gue jadi kayak bocah kaga keurus gini sih?!" oceh Adel sendiri.

Saat ia asik menggerutu sendiri, ia pun teringat kalau ia ada baju ganti di loker. Tepatnya baju olahraganya. Adel langsung berlari menuju lokernya dan mengambil bajunya.

Saat ia sudah mengambil baju, ia pun mau beranjak pergi. Tapi tidak jadi dan ia menatap loker Raya yang letaknya bersebelahan dengan lokernya.

"Kira kira Raya bawa hair dryer nggak ya?" gumam Adel.

Adel pun dilema, mau membuka loker Raya atau tidak. Kalau dibuka kesannya ia tidak sopan, padahal ia butuh hair dryer untuk mengeringkan rambutnya.

Tapi pada akhirnya, Adel pun memilih untuk membuka loker Raya saja. Dan benar, ada hair dryer di loker Raya. Adel tidak izin ke Raya, ia juga tidak bawa ponsel untuk mengirimi Raya pesan.

Adel pun segera bergegas ke toilet untuk mengganti bajunya.

Saat jam istirahat tiba, Raya langsung mencari Adel. Ia juga sambil menggengam ponsel milik Adel yang tertinggal di kelas.

"Aduh Adel kemana sih? Ke toilet doang lama banget." gerutu Raya.

Raya sudah mencari Adel di toilet lantai bawah, tapi ia belum ngecek di toilet lantai atas. Raya pun langsung naik ke lantai dua dan masuk ke toiletnya.

Dear Ketos ; Ssungwint [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang