35; we're official

131 13 0
                                    









• happy reading! •

Setelah Brandon menceritakan semuanya, seketika ruangan itu pun terasa sangat sepi.

Karena mereka semua terdiam setelah mendengar cerita dari Brandon.

"Vianne.. lo beneran ngelakuin itu?" tanya David beralih menatap Vianne.

"Iya.. ini kesalahan gue. Harusnya gue nggak ninggalin Geraldy di atap waktu itu." jawab Vianne.

"Ya! Memang seharusnya lo nggak boleh ninggalin dia sendirian disana! Lo selalu mentingin diri lo sendiri, dan ini akibatnya karena lo terlalu egois." sahut Brandon masih dengan amarah dalam dirinya.

"GUE NGELAKUIN ITU KARENA GUE PANIK!" bentak Vianne penuh emosi pada Brandon.

Seketika semua orang terdiam mendengar bentakan Vianne.

"Lo tau kan? Orang panik itu pikirannya campur aduk. Pikiran gue nggak bisa jernih waktu itu! Gue nggak bisa berbuat apa-apa. Yang dipikiran gue cuman pergi. Gue harus pergi dari rooftop itu." sambung Vianne.

"Ya karena lo egois! Saking tingginya rasa egois lo, sedikit pun nggak ada terlintas di pikiran lo buat bantuin Geraldy." jawab Brandon.

"Ternyata.. lo Brandon Frederic yang dulu nuduh Vianne bunuh Geraldy ya? Bisa-bisanya gue nggak ngenalin lo sama sekali." Vino yang tadinya diam pun mulai membuka suara, membuat mereka semua beralih memandang Vino.

"Pantesan.. setiap gue ada di tongkrongan lo sama Kavi, Henry, Aldo lo selalu nggak ada. Ternyata lo ngehindar dari gue." lanjut Vino.

"That's right." Brandon menjentikkan jarinya dengan senyuman miring.

"Kalau lo sadar dengan keberadaan gue di sekolah, lo pasti bakal ngelindungi saudara lo itu. Dan rencana balas dendam gue bakal gagal." lanjut Brandon.

"Terus lo kira acara balas dendam lo ini bakal berjalan lancar? Gue bakal ngelindungin Vianne apapun caranya. Walau nyawa gue taruhannya." jawab Vino dengan tatapan mata serius.

Vianne nangis kejer. "Please, stop! Gue mohon udahin semua ini. Brandon, gue minta maaf atas semua kesalahan yang udah gue lakuin ke Geraldy dan ke lo juga."

"Dengan cara lo minta maaf apa Geraldy bakal balik? Kenapa lo nggak jujur aja di depan kepala sekolah waktu itu? Lo tau, pihak sekolah buat keterangan kalau Geraldy itu bunuh diri! Sampai sekarang gue nggak percaya kalau dia bunuh diri." ucap Brandon.

"I'm so sorry.. " ucap Vianne pelan.

Brandon mendecih. "Telat untuk minta maaf! Sekarang sebagai gantinya, Vino yang bakal gue tembak dengan pistol ini." ucap Brandon sambil menaikkan pistolnya kembali.

"Brandon! Turunin pistolnya!" bentak Raya.

"Lo diem aja, Raya! Lo, David, Adel dan Alvaro.. Kalian nggak ada sangkut pautnya sama masalah ini. Ini urusan antara gue, Vianne sama Vino. Kalian pergi sekarang dari sini! Sebelum gue berubah pikiran." bentak Brandon.

"Not that easy, dude! Kita nggak bakal keluar dari sini sebelum Vianne juga ikut sama kita keluar dari sini." jawab Alvaro.

"Brandon, please. Turunin pistolnya, jangan ngelakuin apapun ke Vino." ucap Vianne lirih.

Brandon beralih menatap Vianne yang masih terikat di kursi. "Lo tuh banyak omong ya. Atau lo aja yang gue tembak di depan Vino?" tanya Brandon.

"Brandon, kita bisa nyelesain ini baik-baik. Lo udah kriminal! Lo harusnya berpikir dulu dong resikonya setelah ini. Lo mau ada di balik jeruji besi?" tanya David.

Dear Ketos ; Ssungwint [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang