“Setiap orang beriman memiliki kebaikan yang membuatnya berkemungkinan terpilih sebagai kekasih-Nya.
Andai tidak karena kebaikan itu, niscaya Allah pasti sudah mencabut kalimat Laa ilaha illAllah darinya.”
( Habib Umar bin Hafidz )
﷼
“Astaghfirullah, Astaghfirullah...”
“Saya tadi berburuk sangka kepada perempuan itu.”
“Saya kira dia adalah pengemis yang datang untuk meminta-minta kepada kita, dan saya merasa terganggu dengan kehadirannya.”
“Saya baru saja ketiduran―”
Kawanku melanjutkan ceritanya masih dengan nada bisik-bisik.
“―padahal saya sama sekali tidak mengantuk.”
Aku memercayai ucapannya, sebab sedari tadi aku melihatnya khusyuk membaca tanpa ada gelagat kantuk sama sekali.
“Saat ketiduran tadi saya bermimpi melihat Habib Ali keluar dari makamnya ketika perempuan itu datang, menyambutnya dengan hangat sambil mengatakan,
‘Ahlan wa sahlan, selamat datang. Kamu datang kemari bersamaan dengan anak-anak ini. Karena kehadiranmu saya akan menerima mereka semua sebagai tamuku.’
Aku terkesima mendengar ucapannya. Kawanku mengakhiri kisahnya dengan berkata,
“Ya Allah, saya sudah berburuk sangka kepada perempuan itu, dan menganggapnya sebagai pengganggu padahal justru karena dia, kita semua diterima. Seusai pembacaan maulid ini selesai, saya akan minta maaf kepadanya.”
Aku ingat ungkapan Sayyidina Ali Zainal Abidin RA,
“Jangan remehkan siapapun sebab Allah menyembunyikan para kekasih-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Yang kau remehkan bisa jadi adalah kekasih-Nya.”
Ya, siapa tahu?
Aku tidak tahu.
Kamu tidak tahu.
Dan yang tidak tahu, sebaiknya jangan sok tahu.
~ Halimah Alaydrus
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐈𝐃𝐀𝐃𝐀𝐑𝐈 𝐁𝐔𝐌𝐈 𝐈𝐈 ☘ halimah alaydrus
Espiritual❛ kisah wanita salehah ❜ oleh 𝐮𝐬𝐭𝐚𝐝𝐳𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝐡 𝐚𝐥𝐚𝐲𝐝𝐫𝐮𝐬 ━━━━━━━━━━━━━━━━━━