Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Setiap orang beriman memiliki kebaikan yang membuatnya berkemungkinan terpilih sebagai kekasih-Nya.
Andai tidak karena kebaikan itu, niscaya Allah pasti sudah mencabut kalimat Laa ilaha illAllah darinya.”
( Habib Umar bin Hafidz )
﷼
“Astaghfirullah, Astaghfirullah...”
“Saya tadi berburuk sangka kepada perempuan itu.”
“Saya kira dia adalah pengemis yang datang untuk meminta-minta kepada kita, dan saya merasa terganggu dengan kehadirannya.”
“Saya baru saja ketiduran―”
Kawanku melanjutkan ceritanya masih dengan nada bisik-bisik.
“―padahal saya sama sekali tidak mengantuk.”
Aku memercayai ucapannya, sebab sedari tadi aku melihatnya khusyuk membaca tanpa ada gelagat kantuk sama sekali.
“Saat ketiduran tadi saya bermimpi melihat Habib Ali keluar dari makamnya ketika perempuan itu datang, menyambutnya dengan hangat sambil mengatakan,
‘Ahlan wa sahlan, selamat datang. Kamu datang kemari bersamaan dengan anak-anak ini. Karena kehadiranmu saya akan menerima mereka semua sebagai tamuku.’
Aku terkesima mendengar ucapannya. Kawanku mengakhiri kisahnya dengan berkata,
“Ya Allah, saya sudah berburuk sangka kepada perempuan itu, dan menganggapnya sebagai pengganggu padahal justru karena dia, kita semua diterima. Seusai pembacaan maulid ini selesai, saya akan minta maaf kepadanya.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku ingat ungkapan Sayyidina Ali Zainal Abidin RA,
“Jangan remehkan siapapun sebab Allah menyembunyikan para kekasih-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Yang kau remehkan bisa jadi adalah kekasih-Nya.”