“Dan hendaklah kalian kaum perempuan yang beriman berdiam diri di rumah,
janganlah berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang terdahulu”
(QS Alahzab 33)﷼
“Maafkan aku, Ayah. Aku tak sanggup menduakan apalagi meninggalkan istriku. Terima kasih atas tawaran Ayah, namun aku memilih untuk tidak menerimanya.”
Ujarnya tegas.
“Kenapa?”
Tanya sang ayah keheranan.
“Sebab dia adalah perempuan terbaik yang pernah kukenal. Sebagai istri, dia memperlakukanku selayak raja. memanggilku dengan panggilan yang kusuka, ceria, bijaksana, selalu tersenyum, dan tak pernah mengeluh apalagi marah bahkan di saat aku dulu memperlakukannya dengan semena-mena sekalipun.”
Ayahnya mendengarkan dengan khidmat. Lalu lelaki itu melanjutkan...
“Bersamanya membuatku lebih menghargai kehidupan, mengerti rasanya dihormati, disayangi, dan dicintai. Dia membuatku semakin mengerti kasih sayang Allah kepada kita, hamba-Nya.
Dia memperlakukanku sebagai satu-satunya lelaki yang Allah izinkan untuk dia cintai, dia tak pernah menduakanku dengan apapun dan siapapun.
Karenanya di masa dia lemah dan sakit-sakitan seperti ini, aku akan melakukan hal yang sama untuknya, aku tak mau menduakannya. Dan tak akan sanggup melakukannya sebab dia tak terduakan di hatiku.”
Hubabah mengakhiri kisahnya dengan berkata,
“Suamimu menikah lagi atau tidak pada akhirnya merupakan takdir, namun menjadi wanita yang layak dicinta, dan diridhai suami adalah ibadah yang harus kamu lakukan sebagai seorang istri.
Suamimu meninggalkanmu atau tidak pada akhirnya adalah takdir, namun tugasmu adalah menjadi perempuan yang tak pantas ditinggalkan.”
~ Halimah Alaydrus
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐈𝐃𝐀𝐃𝐀𝐑𝐈 𝐁𝐔𝐌𝐈 𝐈𝐈 ☘ halimah alaydrus
روحانيات❛ kisah wanita salehah ❜ oleh 𝐮𝐬𝐭𝐚𝐝𝐳𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝐡 𝐚𝐥𝐚𝐲𝐝𝐫𝐮𝐬 ━━━━━━━━━━━━━━━━━━