O7

162 34 3
                                    

sudah hampir tiga minggu hasta dan juara menjadi anak kota. kehidupan disekolah mereka juga tidak banyak berubah. anak anak cyber kerap kali melakukan hal yang menyakitkan kepada hasta dan juara. paling parah sih waktu jua dibuat jatoh dari tangga dan hasta yang dipaksa ngerokok. tapi untungnya ada marshel.

banyak juga kejadian yang hanya diketahui hasta sendiri maupun juara sendiri.

ini hari minggu, jam menunjukan pukul 7 pagi. ingat tentang teman sakha yang genit dan mirip kelinci itu? diazka namanya. bisa dipanggil diaz atau lonte ─kata sakha.

pada sabtu malam, diaz menginap di kediaman pak jaya. hasta dan juara senang tentunya karena kepribadian menyenangkan dari diaz yang membuat mereka nyaman. diaz dan sakha membuat mereka berdua jadi lebih banyak tertawa.

malam hari mereka berempat berkumpul dikamar sakha, memakai piyama yang dikoleksi oleh diaz. ─ diaz sengaja membawa dari rumahnya. memakai masker muka yang juga dikoleksi oleh diaz. agar glowing─ katanya. ah ini juga untuk pertama kalinya hasta dan jua memakai masker. setelah itu mereka bercerita hal random, dari yang lucu, seram, sedih, vulgar dan lain lain.  diaz ini hyper dan talkactive.

kegiatan malam mereka berlanjut hingga tengah malam, setelah membilas wajah mereka langsung terlelap bersama sama disatu ranjang.

dan pagi ini, matahari telah menunjukan eksistensi nya.  burung burung telah berkicau tapi keempat remaja ini belum ada tanda tanda untuk bangun dari tidur. 

"barudak ayo atuh geura harudang. bangun bangun! masa anak gadis tidur sampe jam segini."  (anak anak ayo dong cepet bangun)

pak jaya masuk kedalam kamar sakha, berkacak pinggang melihat anak anak belum bangun juga, lantas membangunkan keempat remaja itu menggunakan toa yang ia bawa. dan entah mengapa ia menyebut anak anak dengan sebutan anak gadis ─ padahal keempatnya berbatang. susu pak jaya aja deh.

gedubrak

"anjrit pak jaya, diaz kaget ih!"  diaz yang emang tidur paling pinggir pun jatoh karena kaget dengar suara toa yang kerasa dipinggir telinganya banget. 

"pak jaya! bangun tidur itu harus dengan slay pak! tapi pak jaya bikin diaz jatoh jadi diaz gak slay ih!"

diaz bangun terus nepuk nepuk pantatnya yang tadi nyium lantai. hasta, juara dan sakha juga udah bangun.

"anak anak gadis ayo cepet bangun! tuh sarapan udah dingin!"  pak jaya ngomong lagi pake toa, padahal anak anak udah pada bangun.

keempat remaja itu sampe nutup kuping karena denger suara pak jaya yang menggelegar lewat toa.

"ih atuh! papa ngomongnya jangan pake toa! kan udah pada bangun ih!" sakha pengen banget ngebanting bapaknya ini, tapi gak jadi soalnya sakha masih butuh duit. 

"hehe, ayo anak anak gadis makan."

"pak jaya!" 

"kabuur hehe"

pak jaya langsung ngibrit dari kamar sakha.

⋆⋆⋆

siang hari nya, dengan masih memakai piyama ─ belum mandi. mereka berempat duduk di ruang tamu kediaman pak jaya.

dengan berbagai macam pewarna kuku dan aksesoris lainnya diatas meja. ─ milik diaz.

"hasta mau pakai yang warna ini dan ini boleh?" hasta mengambil yang berwarna hitam.

"boleh! sini gue pakein."

"jua jua jua mauuu! mau yang ini" jua menunjuk warna biru.  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dream. (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang