Gadis itu ketakutan lantas menutup kedua matanya rapat rapat, deru nafasnya menggebu namun dia hanya diam tak bergerak.
dia merinding saat merasakan sebuah tangan menyentuh pipinya dengan lembut kemudian gadis itu sadar betul bahwa pemilik tangan tadi mengecup pinggir bibirnya sekilas.
"siapa namanya?" suara bariton khas menusuk gendang telinga gadis itu namun ia masih betah memejamkan matanya.
"tuan sehun, anda bisa ambil rumah ini tapi tidak dengan putri saya"
itu suara ayah dari sang gadis yang membuat gadis itu berani sedikit membuka matanya.
Bertepatan dengan dia membuka matanya sosok lelaki dengan mata hitam tajam menatapnya begitu dalam.
"beri dia pelajaran!" perintah sehun kepada dua bodyguard yang berdiri tak jauh darinya.
lantas tanpa diperintah dua kali mereka langsung bekerja dengan cepat, salah satunya memegang kedua tangan (siwon) ayah dari gadis itu dan satunya terus memberi hantaman pada tubuh renta lawannya.
gadis itu menjerit seketika melihat sang ayah dihajar habis habisan, ia berlari kearah ayahnya namun tangan sehun menahan kaosnya dari belakang.
"kalau kamu berani mendekat, aku pastikan ayah kamu mati!" bisik sehun lantas menarik tubuh kecil gadis itu dan mendekapnya.
"lepaskan ayah" teriak gadis itu.
"nama kamu?" tanya sehun sedikit menunduk karena tinggi badannya yang kelewat tinggi dan terus menahan rontaan gadis itu" lepaskan ayah!"
"hajar terus sampai gadis ini mau memberi tahu namanya" perintah sehun yang diangguki bodyguardnya.
"arrrghhh" teriak siwon saat sebuah balok di pukulkan pada selangkangannya.
gadis itu terus menangis ketakutan seraya berusaha melepas diri dari dekapan sehun.
"jisoo, itu nama aku" ucap gadis itu menyerah tak ingin melihat ayahnya mati.
"nama yang cantik" sehun tertawa ringan dan memberi isyarat kepada kedua bodyguardnya agar berhenti memukuli ayah sang gadis.
"tidur denganku malam ini" bisik sehun pada jisoo .
"NAJIS!" umpat jisoo lantas meludah pada jas yang sehun kenakan.
"tidur atau ayahmu mati?" ucap sehun kembali. lantas mengeluarkan pistol dari sakunya dan ia arahkan pada siwon yang sudah terkapar disudut ruangan.
"jadi?" tanya sehun siap menarik pelatuk, jisoo menggeleng dan air matanya terus berjatuhan.
Ia menyesali perbuatan ayahnya yang meminjam uang pada orang seperti sehun, dan jika saja ia tidak sakit dan harus di operasi mungkin ini semua tidak akan pernah terjadi.
"jadi?" ulang sehun
dengan cepat jisoo mengangguk membuat sehun tersenyum dan melepaskan tembakannya pada bohlam lampu yang berada diatas atap.
"pilihan bagus! semalaman suntuk kita bekerja aku senang akan terpuaskan" ucap sehun "tenang.. setelah sehari dua hari aku bosan, kamu akan kulepaskan".
...............
"bagaimana keadaan ayah?" tanya jisoo pada sehun sebelum mereka memasuki sebuah rumah megah—ah bukan rumah tapi bisa dikatakan istana.
"ada di rumah sakit" balas sehun singkat lantas menarik pelan tangan jisoo agar memasuki rumahnya . "aku selalu bertanggung jawab dengan ucapanku" lanjut sehun seakan dapat membaca pikiran gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun Jisoo [short story]
Teen Fictiononeshot / twoshot about sehun and jisoo lapak 17+ TIDAK AKAN DI LANJUT