Cerita ini sebelumnya sudah pernah di publish dengan book sendiri—ya walaupun belum selesai, tapi saya berubah pikiran dan menjadikannya oneshot saja.
*********"Kenapa jis? Sakit?" Sehun menghentikan langkahnya sembari menoleh kearah jisoo dengan perasaan was-was.
"Sedikit." balas jisoo meringis.
"Maafkan aku," bisik sehun khawatir
"ah, kamu Gak usah khawatir kaya gitu oke!" Sergah jisoo cepat membuat sebuah senyuman langsung terbit dibibir sehun. "Apa emang kaya gini rasanya kalo kita ngelakuin pertama kali hun?" Tanya jisoo polos.
"Aku juga gak tahu jis, ini pertama kali aku ngelakuinnya"
Jisoo memicing. "Apa kamu gak pernah liat dalam buku atau film gitu?"
Sehun menggeleng. "Itu juga belum aku lakuin. Kamu sendiri?"
"Pernah sekali. Diajak rose-lisa, ngeliat film punya sepupunya yang dateng dari jakarta" jawab jisoo jujur.
Sehun tersentak. Mata tajamnya menyambar pada tubuh jisoo. Makanya sedari tadi gadis itu tak menolak. Ini pasti pengaruh dari film porno yang katanya memang besar pengaruhnya.
Perlahan sehun menuntun jisoo hati-hati, mencari jalan keluar dari rimbunan tumbuhan juga pohon-pohon besar. Hari sudah mulai gelap membuat jisoo berpegangan erat pada lengan sehun, menuruni jalan setapak yang sore tadi masih mudah dilewati.
Sampai ditempat parkir sehun segera bergegas membukakan pintu mobil, dan berkata pada jisoo yang sedang mendudukan dirinya dengan sangat hati-hati.
"Harusnya engga di tempat kaya gini kita ngelakuinnya jis"
"Udahlah. Semuanya juga udah terjadi"
"Kamu gak nyesel kan?
"Kenapa harus nyesel? Aku ngelakuin ini semua karena aku sayang kamu hun. Aku mau jadi milik kamu yang kelak akan melahirkan anak-anakmu."
Kalau saja hari masih terang, pasti sehun dapat melihat bagaimana merahnya wajah jisoo saat ini. Karena itu adalah sebuah kalimat yang sangat sulit keluar dari mulut si cantik tapi galak disampingnya itu.
Sehun hanya tersenyum menanggapinya. Sebelum menyalakan mesin mobilnya, sehun lebih dulu meraih kepala jisoo dan mencium keningnya dengan lembut.
"Aku sangaaaattttttt menyanyangimu jis, aku mencintaimu"
Jisoo terkekeh mendengar ucapan sehun yang di perpanjang. "Aku belum tuli untuk mendengar pengakuan mu hun, tadi kamu udah ngomong gitu" perlahan ia mendorong tubuh tegap sehun. Lelaki muda yang saat ini sedang dimabuk asmara itu hanya mengangkat bahu dan tersenyum manis kearah jisoo.
"Apa kamu percaya sama omonganku yang tadi?" Tanya sehun tanpa mempedulikan penolakan jisoo saat ini.
"Apa kamu mau menipu aku?" Sebenarnya kalimat itu keluar tanpa keinginannya. Tapi entah kenapa tiba-tiba sekilas bayangan ibunya melintas.
Wanita setengah abad itu selalu berpesan agar dirinya bisa menjaga diri. Menjaga kesuciannya, 'jangan pernah kamu merelakan tubuhmu untuk orang yang bukan suamimu, sayang. Karena kesucian sangat berati bagi laki-laki yang akan menjadi suami mu kelak, ingat itu!" Itu pesan ibunya ketika ia dan sehun pertama kali berkencan.
Jisoo tergagap, lalu dengan cepat ia menegakkan tubuhnya, tanpa peduli dengan rasa nyeri itu. Mata bulatnya menatap kedepan tanpa mau berkedip. Tampak sekali kalau ia tengah berpikir. Aduh ibu, apa yang harus jisoo katakan nanti kalau sampai ibunya tahu ia sudah menyerahkan kesuciannya tanpa ada nya pernikahan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun Jisoo [short story]
Teen Fictiononeshot / twoshot about sehun and jisoo lapak 17+ TIDAK AKAN DI LANJUT