"Miss, saya mohon"Kalimat itu bukan kali pertama keluar dari mulut jisooya. Gadis dengan tinggi tubuh tak sampai 165 cm dan rambut hitam legam yang selalu dibiarkan terurai dan berkibar akibat angin sepoi-sepoi.
Wanita yang di panggil miss barusan hanya berdecak memberi respon. Benar ini bukan kali pertama mahasiswi bimbingannya itu memohon, terhitung sudah ke 5 kalinya wanita itu meminta.
"Miss, saya benar-benar tidak bisa lagi magang di perusahaan itu".
"Kali ini alasan apalagi?" Sura miss yuri terdengar lebih lirih dari biasanya. Mungkin wanita itu sudah lelah dengan segala aduan mahasiswinya yang satu itu.
"Saya merasa tidak nyaman, saya ingin pindah tem-"
"Kamu pikir kampus ini milik nenek moyang kamu?! Seenaknya mau pindah-pindah tempat magang! Masih untung perusahaan itu mau menerima kamu. Bersyukur! Harusnya kamu itu bersyukur!"
Jisoo tersentak mendengar nada suara miss yuri selaku dosen pembibingnya di dunia magang. "Tapi miss-"
"Apa? Kamu mau bilang bos kamu galak? Atau mau bilang suasana kantornya mencekam?"
"Bukan begitu miss"
"Jisoo, dengar saya baik-baik. Dunia magang memang seperti itu, sekalipun kamu pindah tempat, saya yakin kamu akan tetap merasakan hal yang sama. Karena apa? Karena pada dasarnya kamunya yang enggan!"
"Tapi miss kemarin boss-"
"Saya tidak terima alasan apapun!! Kalau kamu memang tidak mau magang silahkan out dari kampus! Kamu bisa menikah atau apalah yang penting kamu nyaman"
Jisoo mengepalkan tanganya, ini yang tidak jisoo suka dari dosennya ini. Wanita itu enggan mendengarkan keluh kesahnya berbeda dengan dosen pembimbing lisa yang selalu siap mendengarkan juga memberi solusi 24 jam.
"Miss saya mohon, saya benar-benar tidak bisa lagi. Tolong saya miss" rengek jisoo, kali ini ia mengatupkan kedua telapak tangannya didepan dada. Berharap setidaknya dosennya itu akan kasihan dan mau membantunya.
"Saya bilang tidak ya tidak! Kamu kenapa banyak maunya sih? Nyatanya jennie santai-santai saja tidak keberatan magang disana."
Jujur saat ini ingin sekali jisoo mengatakan 'karena jennie tidak bermasalah'. Tapi ucapan itu hanya sekedar singgah di hatinya tanpa bisa keluar dari mulutnya.
Miss yuri memicing kearah jisoo "kamu ada masalah di kantor itu?"
Jisoo mengangguk. Ya masalah besar! Masalah yang akan membuat laporan magangnya bisa saja tidak diisi juga tidak ditanda tangani.
"Cuma pecundang yang bisa lari dari masalah"
Ucapan miss yuri barusan benar-benar menohok jisoo. Pecundang, ya jisoo akui dirinya pecundang.
"Sudah, saya tidak punya banyak waktu! Cepat kembali ke perusahaan dan lanjutkan magang seperti biasanya!" Perintah miss yuri yang kemudian melangkah meninggalkan jisoo.
Jisoo tidak mencegah. Percuma, hasilnya akan sama saja. Jisoo menepuk dahinya, segera berbalik namun kepalanya malah terantuk pilar yang berdiri kokoh.
"Ckkk. Siapa masang pilar disini!!" Kesalnya tak tertuju kemudian ia melepaskan highheels 5 cm dan memukulkannya pada pilar tersebut.
"Mati saja kau jisooya!!!" Pekiknya kencang. Kesal dengan dirinya sendiri. Ah tidak sekarang ia juga kesal dengan dosen sialannya itu.
"Dasar dosen gila! Gue doain cepet mati!!" Teriaknya kemudian buru-buru berlari saat melihat miss yuri berhenti dan menoleh kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehun Jisoo [short story]
Teen Fictiononeshot / twoshot about sehun and jisoo lapak 17+ TIDAK AKAN DI LANJUT