Dokter muda itu kini bernafas lega, sedikitnya ruang didalam sana mengurangi sesak dihatinya.Taehyung lagi-lagi berhasil melewati masa-masa menakutkan bagi orang disekitarnya, mematahkan segala sangka yang terlalu buruk.
Yoongi. Dokter itu turut berbahagia ketika kakak beradik dihadapannya kembali terlihat lebih hidup, semua perlahan kembali seperti semula. Bahagia dan penuh syukur.
Yoongi yakin bahwa do'a Jimin begitu kuat dan keinginan Taehyung untuk kembali begitu besar atau apa mungkin doa serta harapan nya juga turut andil disana? Semoga saja iya.
"Kak Yoon, kenapa berdiri disitu? Sini"
Suara itu sudah kembali, meskipun masih terdengar lemah dan lirih.
Senyuman manis yang selalu menghiasi wajah tampan nya tak pernah pudar, tatap redup dan sayu mata itu begitu menenangkan. Yoongi harap akan tetap begitu.
Yoongi menatap Jimin, tatapan tanya itu mengisyaratkan izin dari kakaknya.
"Kemarilah dokter, Yoon. Sepertinya pasien nakal mu sudah rindu"
Ketiganya hanya terkekeh, dan memang tidak bisa dipungkiri. Mereka dilanda rindu yang begitu besar.
Jimin bersyukur, dunianya masih tetap tinggal. Semestanya masih sanggup bertahan, begitu kuat dan kukuh pada kinginan nya untuk tetap menemani dirinya.
Tidak ada yang begitu Jimin harapkan selain kesembuhan adiknya, Jimin selalu dihantui ketakutan ketika mata itu tertutup. Jimin selalu dibayangi resah ketika deru nafas itu tak begitu jelas dalam rungunya, digentayangi bayangan-banyangan menyeramkan yang begitu sulit untuk Jimin terima.
Jimin hanya takut, adik kecilnya pergi begitu saja.
Bagi Jimin kehidupan Taehyung adalah separuh nafasnya, bahkan seluruhnya Jimin rasa.
Masih segar dalam ingatan Jimin ketika adiknya kembali terbangun, keadaan diruang itu begitu sibuk dan terlihat kacau. Beberapa orang dokter ahli disana dibuat frustasi, kondisi Taehyung diambang Kematian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG ~~~ Lengkap ~~~
Fanfiction"Kak, Tae mau pulang" "Iya, setelah keadaannya membaik kita pulang" *** "Kak, Tae tidak kuat lagi" "Heyy, jagoan kakak. Tae pasti bisa, Tae anak hebat. Tidak apa, kakak temani disini yaa?" *** Kenapa harus pulang? Apakah dengan pulang bisa membuatm...