Sore ini pesawat pribadi keluarga Kim lepas landas, semua berjalan lancar dengan penumpang yang hanya berisi enam orang saja. Kim taehyung dan Kim jimin lalu para pekerja pribadinya.Diawal perjalanan baik Taehyung dan yang lain nya menikmati penerbangan dengan penuh kebahagian, rasa syukur dan harapan.
Sesekali tawa dan senyuman Taehyung mewarnai setiap detiknya dalam kehidupan Jimin, meskipun tubuh rapuh itu harus bergantung pada beberapa alat penopang hidupnya.
"Istirahat, yaa?"
"Kenapa? Tae masih kuat, kok"
"Adek keliatan lelah, jangan terlalu memaksakan diri"
"Kak, selagi adek kuat"
"Hmm, adik kakak ini" Jimin sedikit mengusak pucuk kepala adiknya itu, lalu beralih mengelus pipi tirus yang terhalang selang yang melintang diwajahnya.
Keadaan Taehyung memang belum bisa dikatakan baik, tapi untuk sejauh ini keadaan anak itu cukup stabil.
Jimin, laki-laki itu penuh pertimbangan untuk menuruti keinginan adiknya untuk kembali pulang. Meskipun dengan berbagai macam resiko.
"Mungkin ini adalah cara kakak untuk membuatmu bahagia" harapnya penuh dengan rasa khawatir.
Lama sudah waktu yang ditempuh, Taehyung mengistirahatkan tubuh lemah itu yang mulai memberontak. Lagi-lagi biarkan hanya dirinya yang tahu, cukup dia sendiri yang rasakan.
Taehyung hanya diam, menikmati kesakitan itu yang terus menyerangnya dengan perlahan.Namun usahanya kali ini gagal, Taehyung tidak bisa lagi menyembunyikan semua itu.
Yoongi mendekat, tangan lihai dengan segala macam pengetahuan dan kemampuannya itu bekerja dengan sebaik mungkin.
Lirikan mata itu bisa Jimin pahami, semua tidak sejalan dengan apa yang diharapkan.
Kini suasana didalam pesawat itu terasa dingin dan sedikit mencekam pasalnya keadaan Taehyung kembali menurun secara tiba-tiba, kini anak itu sedang terlelap dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Tubuh kurus itu berada didekapan hangat sang kakak, bersandar pada dada bidangnya yang kini berdetak tak karuan.
Kim taehyung pemuda itu hanya terpejam dengan sesekali ringisan mengalun dari bibir pucatnya, kerutan didahinya menandakan betapa sakitnya tubuh lemah itu.
Mulutnya sedikit terbuka seakan mencari pasokan oksigen yang hilang dari sekitarnya yang padahal hidung bangirnya sudah dihiasi nasal cannula.
"Hyu...nghh"
"Iya, hyung disini tae. Kenapa hmm?" Tangan jimin mengusap lembut dahi adiknya yang berkeringat lalu mengecupnya dengan lembut.
"Sabar, yaa. Sebentar lagi sampe, tae istirahat aja yaa? Hyung usap-usap", tangan jimin beralih pada dada adiknya yang naik turun dengan cepat namun dengan tarikan nafas yang berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG ~~~ Lengkap ~~~
Fanfiction"Kak, Tae mau pulang" "Iya, setelah keadaannya membaik kita pulang" *** "Kak, Tae tidak kuat lagi" "Heyy, jagoan kakak. Tae pasti bisa, Tae anak hebat. Tidak apa, kakak temani disini yaa?" *** Kenapa harus pulang? Apakah dengan pulang bisa membuatm...