Chapter 27

1.4K 136 32
                                    

Hari ini cukup cerah, begitu juga dengan suasana hati seorang gadis yang sudah beranjak lebih dewasa, Prilly latuconsina, siapa yang tidak mengenalnya? Seorang Artis muda yang sangat sukses.

Namun tidak bisa dipungkiri semua kesuksesannya, ada tangisan, bahkan fisik yang terus menerus berjuang untuk berdiri lagi dan lagi.

"Neng cepetan, udah terlambat nih" Teriak siti melipat tangan didadanya, ya hubungan Siti dan Prilly memang bisa dibilang sudah tidak bisa dikatakan antara bos dan asissten lagi, mereka sudah layaknya adik kakak.

"Bentar, duluan aja lo ke mobil, gue mau pamit dulu" Balls Prilly yang sibuk memasangkan heelsnya.

Siti segera berlalu meninggalkan Prilly yang tengah berlari menuju kamar orang tuanya, Prilly tanpa permisi segera membuka pintu itu, membuat ully dan rizal yang sedang berbincang-bincang ringan terkejut.

"Pril, biasain ketuk pintu dulu" Peringat sang Ayah

"Duh Udah gak sempat Pa, ii pergi dulu ya?, nanti balik siangan" Prilly mengecup pipi Bunda dan Papanya secara bergantian lalu segera berlari keluar

"Ada-ada aja anakmu bun, Udah besar juga" Ucap Rizal menggeleng-gelengkan kepalanya

"Anakmu juga Pa" Balas Ully, lalu mereka segera tertawa.

***
Disebuah rumah mewah kini tengah ada persinggungan besar, suasana semakin memanas antara seorang anak laki-laki dan ibunya.

"Maaaa! Ali mohon, Prilly salah apa sama mama?. Selama ini bahkan Prilly selalu diam mau gimanapun dia dihina dan di injak-injak sama mama dan tante Yuni." Jelas Ali dengan beruraian air mata

"Dia gak baik buat kamu Ali, kamu lihat? semua cowok mau dia dekatin Li, itu kamu bilang pantes?" Bantah Resi

"Ma, bahkan Ali sendiri dekat dengan banyak cewek, lalu kenapa mama mempersalahkan itu?. Kita ini public figur ma, itu udah tuntutan pekerjaan kita!"

"Cih, emang diharuskan gitu?, gak kan?, Pokoknya mama tetap gak setuju Ali!"

"Ma, kaia kali ini gak setuju sama mama, Udah berapa tahun mama kekang ali kayak gini?. Kaia jadi ngeraguin kalo mama benar-benar sayang sama Ali! Mama gak fikir perlakuin mama ke Ali?. Ali kurang apa sama kita ma?! Kaia pengen adik kaia bahagia ma, udah cukup dia tersiksa bertahun-tahun!" Timpal Kaia tiba-tiba berdiri, dia menjelaskan itu dengan nada bergetar, dia menangis dalam hati, dia berteriak dalam batinnya. Sesulit ini kah keluarga mereka untuk bahagia?

"Kaia! Jaga ucapan kamu ya, Kalian sekarang benar-benar berani sama mama!"

"Mama gak mikir? Tante Yuni dulu saat kita jatuh kemana aja?, Ali banting tulang buat keluarga kita biar tetap hidup, mereka senang-senang aja diatas penderitaan kita" Perkataan Kaia itu membuat Resi terdiam dan menunduk. Dia menangis, sejahat inikah dia terhadap anak-anaknya?

"Maafin mama." Gumam Resi menunduk. Ali segera menghampiri Resi dan segera memeluknya. Sejahat apapun Resi, dia tetaplah ibu yang Ali sangat cintai, Ali tau Resi seperti ini karena menginginkan yang terbaik untuk Ali dan anak-anaknya.

"Abang, Kaia dan Icel sayang sama Mama" Ujar Ali, Kaia dan Gisel pun segera menghampiri dan menimbrung memeluk Resi dan Ali, mereka saling menyalurkan kekuatan.

"Mama minta maaf ya bang, mama sadar selama ini mama cuma buat kamu tersiksa"

"Abang udah maafin mama jauh sebelum mama minta maaf, Abang sayang sama kalian semua" Ali mengecup kening mereka satu persatu, Ya ini Ali, meski kadang tengil, dia tetap akan bersikap manis pads orang yang dicintainya.

"Jadi dimana Lo mau surprisein Prilly?" Tanya Kaia kembali duduk disofa

"Adalah, ntar gue suruh jemput kalian sama kepercayaan gue nanti" Balas Ali

Back To You (Always)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang