1. Start

96 56 50
                                    

Neyza menggenggam erat Holy Dagger, ia yakin perbuatannya termasuk dosa besar karena membuat nyawa seseorang dalam bahaya. Jika bukan perintah sang raja, maka Neyza tidak akan mau melakukannya. Sebelum menikam jantung raja, Neyza memohon ampun pada Sang Pencipta agar dosanya diampuni. Jika tidak, maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit akibat melakukan sebuah kejahatan.

Ketika waktunya tiba, Neyza mengangkat tinggi-tinggi pisau suci lantas menusuk jantung Lord Habriel–King of Fallen Angels. Cipratan darah mengenai baju dan wajah Neyza. Beruntung desain seragam Maple Academy mampu menghilangkan noda darah dan membuat seragam Neyza bersih kembali.

Jantung Neyza makin menggila saat Lord Habriel mengerang kesakitan. Lidahnya kelu untuk memanggil ketiga seniornya yang sudah berwajah pucat dan tengah berdiri di dekat pintu. Tak lama, tubuh Neyza luruh ke lantai. Kini,  Neyza merasakan sakit sebagai balasan akibat perbuatannya. Selang satu menit, kepala Neyza berdenyut seolah ditusuk-tusuk. Ingatan milik Lord Habriel mengenai Angeology Island masuk secara otomatis ke dalam kepalanya, lalu berputar seperti film.

***

Beberapa hari sebelum misi dan empat tim diutus untuk melaksanakannya, keenam cermin yang dimilik para Demigod telah disatukan. Cermin tersebut merujuk pada Mirror Island terakhir yang lokasinya tidak diketahui. Mirror Island terakhir hanya diketahui oleh para pendiri Maple Academy karena mereka yang menyembunyikan pulau tersebut. Namun sayang, keempat pendiri telah tiada sejak lama. Pihak akademi mengalami kebuntuan. Berbagai penelitian dan informasi mereka gali, tetapi tetap saja mereka tidak menemukan satu pun petunjuk mengenai pulau terakhir atau pulau ketujuh yang melayang di langit tersebut. Padahal, Mirror Island adalah salah satu kunci untuk melindungi Maple World dari hantaman asteroid.

Malam hari di ruang makan Maple Academy dipenuhi oleh seluruh siswa dari angkatan satu sampai lima, para staff, guru, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah. Acara makan bersama merupakan agenda wajib setiap hari sebagai bentuk rasa syukur dan kekeluargaan. Ketika acara makan malam pertama dimulai, semua orang bersikap formal dan tidak ada yang berbicara sampai disajikannya hidangan penutup

Neyza menyantap makanan malam ini penuh rasa syukur.  Ia memesan sup berisi sayuran warna-warni, sepotong roti mentega, dan segelas air putih. Tidak seperti siswa lain, meminta makanan berat. Neyza ingin perutnya aman saat malam dan tidur nyeyak tanpa gangguan pencernaan. Ia dengar jika wakil kepala sekolah membatasi berbagai menu dan hanya tersisa beberapa. Beruntung, Miss Elafir tidak membatasi sup dan roti mentega kesukaannya.

Neyza menyukai desain ruang makan karena interior dan furnitur, meja makan dan kursinya terbuat dari kayu berkualitas mahal. Sedangkan, peralatan makan terbuat dari keramik dan perak yang bisa menghilang sendiri dan muncul saat makan malam tiba. Nuansa jingga lembut dan aroma manis menguar di berbagai sudut ruangan. Aroma manis ini tidak membuat perut mual atau kepala pusing. Aromanya terasa meringankan tubuh seolah semua masalah menghilang.

Neyza kadang datang ke ruang makan untuk sekadar duduk. Kegiatan ini ia lakukan untuk menghilangkan stres akibat pelajaran. Beberapa tungku perapian dibangun sebagai penghangat saat musim dingin tiba. Saat musim panas, perapian akan berganti dengan pendingin sihir yang meniupkan aroma pegunungan segar.

Acara makan malam Neyza terganggu oleh gerakan Kaeden. Remaja laki-laki itu mencari peralatan makan yang ternyata tersangkut di rambutnya sendiri. Tidak bisakah rambut kribo itu dipotong? Minimal dikuncir. Rambut Kaeden seperti sarang burung, lebat dan besar. Neyza bisa kembali fokus pada makanannya setelah Gabriella membantu Kaeden mengambil peralatan makan yang tersangkut. Namun, fokusnya kembali pecah saat pisau Serine menancap di depan piring Gabriella.

“Aku minta maaf, Gabriella. Sungguh aku tidak bermaksud ….” Serine segera mengambil pisaunya tanpa menunggu respons Ella.

Neyza bernapas lega saat pisau itu tidak mengenai Gabriella. Ia kembali menyuapkan potongan roti mentega, tetapi tatapan seseorang membuatnya risi. Saat Neyza menoleh, ternyata Serine tengah memperhatikan roti mentega miliknya.

Precious MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang