Ketika penusukan itu terjadi, tubuh Lord Habriel menghilang begitu saja. Tim Emas dibuat panik, mereka mencari ke tiap sudut ruangan. Namun, tubuhnya tidak ditemukan di manapun. Ketika pintu Ruang Singgasana dibuka, mereka seolah mati kutu. Kanselir datang dengan wajah tegas, kemudian mengatakan pada tim kalau raja menyuruhnya mengantar Tim Emas ke luar gerbang.
Kini, dalam benak Tim Emas hanya satu. Bagaimana bisa Kanselir menyuruh mereka atas nama Lord Habriel agar tim diantar menuju gerbang kastel? Padahal sangat jelas kalau Lord Habriel terbunuh di hadapan mereka. Akhirnya, Tim Emas memanfaatkan momen ini untuk bergegas menuju Angelology Island sesuai memori yang masuk ke dalam otak Neyza.
“Apa tidak masalah kalau begini?” tanya Yui khawatir.
Prixi menggeleng lemas. “Kita seperti kriminal yang melarikan diri. Korban mati di tempat, lalu kita pergi begitu saja. Semoga kita tidak terkena masalah setelah ini.”
Dae Han terdiam. Semuanya terjadi begitu saja, mereka seolah dipaksa melakukannya. Saat ini sebagai ketua, ia tidak bisa berdiam diri melihat semua anggota seperti kehilangan nyawa setelah penusukan Lord Habriel walau ia juga sama takutnya. “Neyza, keluarkan kedua marmut. Kita menuju Angelology Island. Jangan membatah Yui dan Prixi. Kita harus bergegas.” Dae Han memberi peringatan pada dua anggotanya sebelum protes.
Neyza seperti kehilangan kewarasannya. Ia lebih banyak diam, tidak seperti biasanya.a Rasa sakit akibat menusuk orang lain seolah menghantui dan mengganggu kerja otaknya. Saat Dae Han memberi perintah, ia agak nge-blank. “B-baik, tunggu sebentar.”
Tim Emas naik ke atas marmut, lalu terbang melintasi lautan. Mereka meninggalkan wilayah Winterland dengan hati cemas. Perjalanan kali ini menggunakan Holy dagger. Benda tajam itu mengukirkan bentuk Angelology Island yang berada di tengah samudera Maple World. Ingatan Lord Habriel mengenai tempat ini membuat Neyza mengetahui jalan menuju ke sana.
Perjalanan udara dihiasi dengan keheningan, kecuali ada petunjuk lain dari Holy Dagger barulah tim akan berhenti mengudara sekadar membahas maksud dari Holy Dagger. Penerbangan ini membuat rasa cemas terhadap keadaan Lord Habriel yang menghilang begitu saja sedikit memudar. Laut memberi ketenangan dalam beberapa jam perjalanan udara.
“Lautnya indah. Kita tidak mau berenang saja?” tawar Yui.
Dae Han melirik. “Ayo! Nanti akan kukalahkan kamu!”
“Silakan saja kalau bisa,” katanya menyombongkan diri. Yui mengumpulkan mana ke bawah kaki, sehingga mampu berjalan di atas air.
Prixi menggeleng, kemudian berseru, “Bodoh! Kamu menantang Yui, pasti kamu kalah telak!”
Neyza masih diam sembari memperhatikan. Mereka harusnya sampai sebentar lagi. Neyza menyipit saat melihat sebuah pulau tampak dari kejauhan. Tidak lama, ingatan Lord Habriel kembali muncul. Kepalanya terasa ngilu seperti ditusuk, sebuah ingatan mirip film berputar.
“Hei, Neyza. Ada apa?” tanya Yui khawatir.
Neyza menunjuk pulau yang sudah tampak. “Angelology Island.”
Semua anggota melihat arah yang Neyza tunjuk. Angelology Island dari kejauhan tampak seperti pulau kecil. Tempat ini berada di tengah samudera Maple World. Angelology Island tidak mudah ditemukan, harus memiliki izin dari para penjaga ras Fallen Angel, yaitu masing-masing Lord.
Angelology Island berbentuk lingkaran, terdapat tujuh patung Archangel raksasa tengah membentangkan sayap yang menjaga tiap sisinya. Mereka melihat suatu penghalang dari sayap para Archangel yang saling menyatu. Sebuah ingatan kembali muncul, lama-kelamaan Neyza merasa seperti Nastradamus, bisa melihat masa depan. Namun, kasus miliknya mampu melihat sesuatu melalui sebuah ingatan. Ia ingat kalau pelindung itu membuat orang yang berniat jahat tidak akan bisa masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Memory
FantasyKedatangan seseorang yang telah mati dan kabar mengenai Mirror Island terakhir. Akhirnya membentuk empat tim dan sebuah misi menemukan memori berharga di suatu tempat tak terjamah oleh tangan manusia. Tim Emas yang berisi; Neyza Sonya, Yui Kamiyama...