4. Enemy Attack

56 49 22
                                    

“Siapa di sana?” Prixi menjulurkan seledang biru beraliran listrik ke salah satu rak buku. Sejak tadi ia curiga terdapat sesuatu di sana. Benar saja, ada seorang pengintai. Prixi menumbuhkan sayap khas Fairy, kemudian menghampiri rak bagian atas. Beberapa buku ia periksa, terdapat serbuk halus berwarna putih bercampur keemasan di sela-sela buku. “Perjalanan ini tidak akan mudah. Sudah ada musuh menanti.”

Dae Han terjaga, kepalanya pusing berkat teriakan Prixi. Saat membuka mata, ia menyaksikan darah menetes dari pergelangan tangan Neyza. “H-hei! Tanganmu berdarah!”

Yui menarik pita biru, membuat sanggulnya terlepas. Rambut sepinggangnya yang berwarna jingga tergerai indah. Ia mengikat pergelangan tangan Neyza, sekadar mencegah darah keluar lebih banyak. Mereka tidak sadar kalau darah Neyza membasahi kertas puisi dan memunculkan sinar keemasan yang membentuk gambar hutan emas, Simbol Permohonan, dan gambar Holly Dagger.

Perhatian keempatnya teralihkan oleh sinar keemasan itu. Setelah lima detik berlalu, semua petunjuk hilang. Tim Emas melirik satu sama lain. Dae Han mengambil kertas puisi, tetapi tidak menemukan apa pun. Tak lama, entakan sepatu terdengar menuju ke arah mereka.

“Kami mendeteksi adanya musuh. Apakah kalian baik-baik saja?”

Sebelum Prixi mengucap sesuatu, Dae Han lebih dulu menyela, “Kami baik-baik saja.”

“Baiklah kalau begitu. Harap waspada.” Setelahnya, para prajurit pergi.

Prixi berkacak pinggang. Saat ingin mengomel, Dae Han lagi-lagi menyela, “Jika kita mengatakan  Neyza diserang. Perjalanan kita akan terhenti karena pemeriksaan para prajurit.” Dae Han menatap luka Neyza. “Kira-kira tempat apa yang memungkinkan didatangi, Neyza?”

 “Jika tidak salah, kertas puisi menggambar hutan emas. Winterwall memiliki satu tempat seperti itu, yaitu Fallen Forest,” jelas Neyza sembari meringis.

***

Setelah berdiskusi dan mengobati luka Neyza, tim melanjutkan perjalanan menuju Fallen Forest. Fallen Forest menyimpan banyak hewan dan tumbuhan aneh. Mereka menyimpulkan untuk menemukan elang, mawar kematian, kuda, dan bunga matahari sesuai dengan Simbol Permohonan.

Tim Emas menggunakan marmut kembali. Perjalanan menuju Fallen Forest membutuhkan waktu sekitar satu jam melintasi pegunungan. Mereka sudah menjelajahi Winterwall seharian, kemungkinan bermalam dan istirahat di Fallen Forest. Keesokannya tim akan kembali ke kastel setelah mendapatkan Holly Dagger. Itu pun kalau bisa mendapatkannya. Jika tidak, Lord Habriel pasti mengusir mereka.

“Kamu tidak naik?” tanya Dae Han saat Prixi belum menaiki si marmut.

Prixi tersenyum lebar. “Aku punya sayap. Jadi—“

“Ya sudah kalau mau terbang sendiri,” sela Dae Han lantas menungganggi marmut.

“Hei! Siapa bilang begitu!”

Yui dan Neyza menggeleng, kelakukan Prixi memang di luar dugaan. Walau Dae Han juga seperti itu, tetapi tidak sesering Prixi. Mereka terbang di atas pegunungan, hawa sejuk menyapu  kulit. Di bawah sana, terdapat pemadangan menyegarkan seperti hutan lebat dengan berbagai macam jenis kayu. Padang bunga layaknya pelangi, warna-warni. Sekumpulan hewan tengah merumput atau minum di sungai kecil.

Setelahnya, Tim Emas terbang di antara dua pegunungan seperti melewati jalan sempit. Barulah mereka terbang lebih tinggi. Perubahan suhu dari sejuk menjadi dingin membuat keempatnya hampir membeku. Beruntung seragam Maple Academy mampu menahan dingin seperti ini, sehingga tim tidak mati kedinginan.

Ketika mencapai puncak, Tim Emas melihat Fallen Forest seperti tumpukan harta karun. Warna keemasan sungguh mencolok dari kejauhan, mereka terbang lebih rendah membuat hutan emas tidak lagi tampak. Tim mencari jalan aman agar tidak mati kedinginan, sesekali terbang tinggi untuk melihat arah yang benar. Seharusnya, Holly Dagger berada di Golden Forest, titik terdalam Fallen Forest. Namun, tim harus memastikan kebenaran tentang Simbol Permohonan.

Precious MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang