#31

407 31 0
                                    

Bibi Cheon Pov.

Suasana rumah hari ini sangat hening dan tidak ada suara sedikitpun, kecuali luna.

Semuanya sedang ada keperluan masing masing di luar rumah, termasuk den dobby yang sudah mulai pergi ke sekolah.

Saya beserta para pelayan yang lain terus bergantian berdiri di depan pintu kamar luna, sedari tadi jam 10 pagi terdengar pecahan kaca dan isak tangis non luna.

Saya sudah menelepon ibu dan bapak mengenai hal ini, bahkan pak yoon sampai memberitahu den hyunsuk kalau luna sedang berontak di rumah, sudah beberapa kali luna di bujuk untuk membukakan pintu kamar nya tapi masih saja tetap menangis dan tidak membukakan pintu.

Tangisan luna sama sekali tidak berhenti, malah semakin kencang, sesekali terdengar suara benda yang di lempar oleh non luna. Tidak jarang juga non luna selalu berteriak mengatakan 'Luna sebel, luna pengen bisa jalan, luna cape' kasihan rasanya mendengar non luna menangis sambil berteriak kata kata seperti itu.

Dari non luna masih ada di dalam kandungan ibu jennie, saya sudah bekerja di sini dan merawat non luna sejak ia lahir ke dunia ini.

Sudah hafal betul dengan sifat dan sikap non luna. Bagaimana caranya menghadapi non luna, apa saja yang ia tidak suka, makanan dan minuman apa yang membuat nya alergi, kapan dan jam berapa harus membersihkan kamar nya non luna, hal itu sudah saya pahami.

Melihat non luna seperti ini rasanya sangat sedih, mengingat dirinya yang selalu ceria dan manja, kini dia hanya bisa berdiam diri di dalam kamar nya jika tanpa alat bantu.

Ternyata yang lebih dulu pulang ke rumah ialah, den hyunsuk, ia datang sangat tergesah gesah dengan raut wajahnya yang sangat terlihat mengkhawatirkan adiknya.

Den hyunsuk datang menghampiri kami yang masih berdiri di depan kamar luna.

"Luna kenapa ?", tanya den hyunsuk, matanya sangat membulat lebar.

"Dari tadi non luna ada di dalam kamar nya, den", ucap pak yoon menjawab pertanyaan dari den hyunsuk.

"Gak bisa di buka pintu nya ?", tanya den hyunsuk lagi, kami pun menganggukkan kepala.

"Kenapa gak di dobrak aja sih, pak pintu nya ?", ucap den hyunsuk.

"Lunaa.. bang hyunsuk ada di sini, bukain ya pintu nya ?", ucap den hyunsuk berbicara kepada non luna.

Non luna tidak menjawab ucapan dari abang nya.

"Udah bilang ke papi mami kan bi, pak ?", ucap hyunsuk pada kami.

"Udah den", jawab saya.

"Pak, bantu saya buat dobrak pintu ini ya", ucap den hyunsuk.

Akhirnya kami memutuskan untuk mendobrak pintu kamarnya non luna, setelah pintu kamar nya terbuka, den hyunsuk langsung masuk ke dalam kamar nya non luna dan memeluk erat adiknya.

Terlihat di setiap sudut kamar nya, semua barang barang milik non luna sangat berserakan dan ada beberapa pecahan kaca. Piala yang biasa tersusun rapih di atas meja kini menjadi pecah belah di atas lantai, non luna pun terlihat sedang duduk di dekat meja belajarnya.

"Luna... kamu kenapa sayang ? bang hyunsuk ada di sini", ucap den hyunsuk sembari memeluk adiknya yang masih menangis.

"Non kenapa ? kaki non luna kerasa sakit ? mau bibi usapin kaki nya biar gak sakit ?", saya pun menawarkan hal seperti itu kepada non luna.

"Kaki luna sakit ? iya ?", tanya den hyunsuk.

Non luna menangis di dalam pelukan den hyunsuk, "Luna takuutt..", ucapnya.

My 12Brother TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang