Janjiku untuk Istriku | 04

85 12 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Masa lalu sudah lama berlalu, dan sekarang hanya ada masa depan yang menjadi takdir yang telah Allah gariskan, jadi jangan berusaha menyangkal, tapi ikhlaskan walau terasa sulit untuk dilakukan."

🏵️🏵️🏵️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏵️🏵️🏵️

Langkah kaki Zara membawanya masuk ke dalam gedung perusahaan tempatnya bekerja. Kakinya ia percepat masuk ke dalam lift yang akan membawanya sampai ke lantai tiga. Helaan nafas panjang ia keluarkan, lalu ia mengetuk pintu di depannya, sebelum akhirnya tangan kanannya bergerak untuk membuka.

Semua orang yang berada di dalam ruangan menatapnya, tidak terkecuali Aldi dan--Kevin.

Detak jantung Zara seakan berhenti berdetak saat netraya bersitatap dengan netra Kevin. Sungguh, Zara tidak menyangka kalau ia bisa bertemu dengan Kakak Iparnya, sekaligus mantan calon suaminya. Kebetulan macam apa ini?

"Zara?"

"Ah iya Pak, mohon maaf saya terlambat," ujar Zara setelah memutus kontak mata dengan Kevin yang sedari tadi menatapnya.

Aldi tersenyum tipis pada Zara, lalu mengangguk. "Masuk, silahkan duduk."

Zara mengangguk. "Baik Pak."

Langkah demi langkah Zara ambil, kemudian ia duduk di kursi yang bersebelahan dengan Aldi, sebab hanya kursi itu saja yang kosong. Sebenarnya kalau boleh jujur, Zara merasa muak dengan tingkah atasan seperti Aldi. Tapi, ia harus menahannya. Karena hari ini hari terakhir ia bekerja. Oleh sebab itu, ia harus lebih penurut sebagai bawahan.

"Baik, rapat bisa dilanjutkan," titah Aldi membuat semua karyawanpun mulai sibuk dengan rapat pagi ini.

©©©

Zara masih terus menatap layar LCD di depannya tanpa melihat orang yang sedari tadi menatapnya walau rapat masih berlangsung. Siapa lagi kalau bukan Kevin.

Zara sungguh tidak tahu, mengapa Kevin bisa hadir di perusahaan tempat ia bekerja. Padahal setahunya, Kevin tidak pernah memiliki kerja sama dengan perusahaan Sanjana Grup's

Helaan nafas Zara keluarkan saat rapat sudah selesai, semua orang satu persatu keluar dari ruangan, sebelum akhirnya ia buru-buru membereskan barangnya, dan melangkah menuju pintu. Namun, lengannya tiba-tiba dicekal dari belakang. Membuat Zara tersentak kaget menatap siapa pelakunya.

"Lepasin Kak," ujar Zara berusaha tenang menatap netra Kevin.

"Aku mau bicara sama kamu," balas Kevin setelah ia melepaskan cekalan tangannya.

Janjiku untuk Istriku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang