Arsalan berkunjung

26 5 0
                                    

Minggu pagi ini Miya berlari beberapa kali putaran untuk jadi rutinitas wajib baginya mulai saat ini, Abi pria itu sudah pulang ke Bandung malam tadi karena ada pekerjaan mendesak. Setelah puas membakar lemak-lemak laknat dari tubuhnya, Miya kembali ke flatnya lalu ke dapur untuk membuat teh hangat. Miya menghidup kan televisi lalu duduk di sofa sambil menyatap sebuah Apple hijau sebagai sarapannya pagi ini, Miya bukan tipe jaga badan hanya saja ia lebih suka sarapan buah atau smoothies.

Tuktuktuk .... Ketukan pintu menyadarkan Miya ada seseorang di sana dan membuka pintu untuk orang itu, betapa terkejutnya Miya orang itu Arsalan dengan pakaian santai dan membawa kotak besar. Arsalan tersenyum pada Miya yang masih bingung.

"Masuk ... kok ga bilang-bilang kamu mau mampir" Arsalan masuk setelah Miya mempersilahkannya masuk lalu memberikan kotak besar itu kepada Miya  yang menurut Miya pasti isinya barang-barang dapur tebak Miya.

"Kalo bilang gak kejutan dan aku gak bisa liat kamu belum mandi gini dong" bodohnya Miya memang belum mandi karena ingin bersantai dulu, kini wajah Miya memerah karena malu lalu ia permisi membuatkan teh untuk Arsa.

"Minum ya .... Hmmmm aku mandi dulu ya, bentar aja" Miya pergi tanpa menunggu persetujuan Arsa karena ia malu kalau Arsa mencium bau badannya yang baru olah raga, ia sendiri saja malas mencium bau itu.

"Gak lama kan" ujar Miya yang kini sudah rapih dengan celana traning jogger lalu kaus lengan pendek.

"Kamu udah makan ?" Tanya Arsa lembut membuat Miya terpaku namun satu hal yang belum pernah ia rasakan yaitu degupan kerasa pada jantungnya kata orang itu salah satu ciri jatuh cinta, makanya Miya pun masih menggantung hubungan mereka karena perasaan Miya belum pasti.

"Udah, kamu udah kan ? Kalo belum aku pesenin sarapan mau pake ojek online?" Tanya Miya balik pada Arsa. Arsa kembali menampakkan senyuman manis nya pada Miya. Lagi-lagi jantung Miya tidak bereaksi lebih pada senyuman Arsa yang begitu indah. Pernahkah Miya bilang Arsa tampan apalagi saat tersenyum.

"Aku udah sarapan kok Miya, dan Flat kamu rapih serta pemilihan barangnya sesuai" Arsa memutar matanya untuk melihat sekeliling flat Miya. Tidak besar namun rapih dan nyaman. Apa karena ini tempat tinggal kekasih hatinya makanya ia merasakan nyaman.

"Iya semalam Abi membantu banyak, kamu ingat Abi kan sahabat yang aku ceritain" Miya sering bercerita tentang Abi namun belum pernah mengenalkan Arsa secara langsung pada Abi. Keduanya cukup sibuk jadi sulit untuk bertemu.

"Iya Miya aku ingat ... kita jalan yuk" tujuan Arsa ke sini memang untuk mengajak Miya keluar. Selama Miya di Jakarta Arsa tidak pernah mengajak Miya jalan karena kesibukannya. Sebagai pewaris perusahaan yang besar tentu Arsa tidak punya banyak waktu. Bersyukur ia masih dibantu oleh papa dan mamanya untuk mengurus perusahaan itu. Sedangkan kedua adiknya punya urusan mereka masing-masing.

"Boleh tapi aku ganti baju dulu ya" tanpa menunggu jawaban dari Arsa Miya masuk ke dalam kamarnya lalu memilih baju yang ia rasa cocok untuk dipakai pergi bersama Arsa, setelah mencoba beberapa pilihannya jatuh pada dress putih zara dengan corak bunga berwana ungu. Miya memoles wajahnya dengan sedikit riasan lalu tak lupa ia memakai lipstik dan parfum, Miya juga memadukan dengan weedges berwarna ungu dan tas sandang berwarna yang sama.

"Aku udah siap!" Ujar Miya yang membuat Arsa mengalihkan pandangannya dari ponselnya ke Miya yang kini ada dihadapannya, mata Arsa terpana melihat Miya tampil begitu cantik karena biasanya Miya memakai seragam dinas atau pakaian rumah biasa.

"Kamu cantik" Arsa begitu terpukau melihat penampilan Miya hari ini, degup jantungnya semakin tak beraturan ia bahkan tak pernah segugup ini menghadapi client raksasa sekalipun. Miya selalu mampu membuat Arsa berdebar setiap kali bertemu.

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang