BAB 6

381 46 3
                                    

Dipagi hari yang cerah terlihat pak kepala sekolah beserta murid-murid berdiri didekat stadiun.

"Murid-murid ku tercinta, stadiun yang megah ini di bangun dengan bantuan dinas pendidikan"

"Kalian akan segera menikmati peralatan olahraga terbaru dan secara pribadi aku sangat senang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian akan segera menikmati peralatan olahraga terbaru dan secara pribadi aku sangat senang"

"Karna tugas ku memberikan kalian lingkungan kerja yang terbaik sebisa mungkin dan juga semua bidang"

"Dan ingatlah sebagai mana pepatah dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang kuat"

Dibarisan paling belakang terlihat (name) dan teman-teman nya sedang berbincang.

"Benar kita harus mendengarkannya?"tanya odd

"Tidak perlu, kau bisa tinggal bersama jeremie kalau mau"ujar ulrich

"Omong-omong apa kabar dengan jeremie?"tanya (name)

"Seperti biasa dia berbicara didalam dunia virtual dengan kekasihnya aelita"jawab odd

–●●●

Disisi lain, dikamar asrama milik jeremie. Terlihat pemuda itu sedang duduk didepan komputernya.

"Tinggal sedikit perhitungan lagi dan progam virtualisasi akan selesai""

"Dan kau fikir ini akan berhasil jeremie?"tanya aelita dari balik layar komputer

"Apa aku mempunyai kesempatan memiliki wujud diduniamu dan menjadi seseorang seperti kau"

"Semoga saja, oh ya ada satu lagi yang aku yakin aku tidak pernah seyakin sekarang"

"Oh sejujurnya sulit dibayangkan, kita bisa berhadapan diruang yang sama, kita bisa menyentuh"

Pipi jeremie seketika memerah saat mendengar perkataan dari aelita. "Hm ya itu mungkin akan.. menarik ya itu maksudku"

"Sekarang bersiaplah aku sedang melakukan progam uji coba"

Jeremie menggigit bibir bawahnya saat melihat progam yang ia buat untuk aelita.

Tit

Tit

Tit

Jeremie mengusak rambutnya secara kasar saat melihat progam tersebut gagal.

"Oh tidak aku belum berhasil"

"Ini belum berakhir, aku yakin jeremie suatu hari kau akan berhasil"

Jeremie memegangi kepalanya sambil menunduk. "Aelita aku mulai membayangkan bagaimana kalau aku mulai menyerah pada pekerjaanku ini, pekerjaan progam ini sangat rumit"

Jeremie kembali menegak kan kepalanya sambil mengelengkannya. "Maaf aku hanya cemas dan gelisah, lebih baik aku pergi"

Jeremie berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari kamar asramanya.

Code lyoko×readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang