Istirahat telah tiba banyak murid berbondong-bondong pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah minta di isi oleh cacing-cacing yang berada di dalam perut mereka, di sekolah mereka terdapat tiga kantin, kantin di lantai dua milik para guru. Karna itu kusus untuk para guru, dan tidak ada satupun murid yang bisa datang di kantin tersebut terkecuali guru dan kepala sekolah
Sedangkan dua kantin lagi berada di lantai satu, ada kantin untuk murid-murid populer dan ada juga kantin gabungan, kantin gabungan untuk murid yang mau berkumpul dengan kalangan murid beasiswa
Jika di kantin populer di datangi para pemuda tampan yaitu Arga dan kawan-kawan, maka di kantin sekolah gabungan sering di datangi oleh Nahtan dan para pengikut nya.
Jika Aluna yang dahulu sering ke kantin populer maka Aluna yang sekarang akan pergi ke kantin gabungan, begitu pula dengan Aluna ia akan pergi ke kantin bersama sahabat nya yang sudah lama ia temani, tapi itu di raga jiwa Aluna yang sebelum nya.
ia juga heran Aluna tidak sering kali menindas orang di lihat dari banyak orang yang menatapnya dengan senyuman tulus walau itu tidak yakin akan hal itu. Sedangkan adik tirinya saja Haura dia sangat jarang menyentuh, selama yang ia tahu Haura lah yang sering memfitnah dirinya
Di lihat dari kejadian, Haura menangis tersedu-sedu sedang dirinya tidak menyentuh gadis itu sedikit pun, yang ia simpulkan sekarang adalah bahwa yang menyayangi nya dengan tulus hanya sang Kaka, yang rela berkorban demi dirinya
"Yuk ke kantin bareng" ujar Kaleta merangkul sahabatnya itu yang tengah melamun
"Akh Iyah!" Ujar Aluna sedikit tersentak kaget
Kaleta ingin mengajak sahabat nya ini makan di kantin gabungan, karna ia tau kalau sahabat nya ini tidak pernah menginjakkan kakinya ke kantin gabungan, Aluna tidak tau saja bahwa kantin gabungan lebih bagus ketimbang kantin populer mengingat disana banyak
Hama yang membuat nya jengah sendiri"Luna keadaan lo sekarang udah mendingan kan?" Tanya Kaleta ia tahu kalau sahabat nya ini memiliki penyakit yang cukup membahayakan
Kalian akan menanyakan bukan? Kenapa Kaleta mengetahui penyakit sahabat nya tersebut jawabannya hanya satu, ia di beri tahukan oleh jiwa Aluna yang asli.
"Iyah udah agak mendingan dari kemarin" ujar Aluna seadanya
"Makanya lo jangan banyak fikiran, jangan capek-capek, trus jangan lupa hindari paparan radiasi dan paparan bahan kimia" omel Kaleta saat melihat sahabatnya itu selalu saja tidak mendengar kan apa yang ia katakan, selalu saja membuat nya pusing
Saat Aluna sakit ia tidak datang untuk menjenguk sahabatnya itu, di karena kan ia sedang berada di luar negeri bersama keluarga nya, itu sebabnya ia tidak menyempatkan diri untuk melihat kondisi sahabat nya itu secara langsung
"Lun? Gimana hubungan lo sama Nathan udah membaik kan?" Tanya Kaleta penasaran
"Iyah, bagus ada kemajuan! Seriosly gue dulu nyesel bener dekat sama Arga"
"Lo sih di bilangin ngeyel"
"Heheh! Insyaf gue beb"
"Apaan sih, geli banget tau nying" ujar Kaleta sembari mendorong kepala Aluna gemas
Saking gemas nya Aluna di dorong sampai bertabrakan dengan dada bidang seseorang
"Aw!" Pekik Aluna merasakan sakit bagian pundak kirinya
"Kalau jalan itu pake mata" sarkas Arga kepada Aluna, dan menatap tajam gadis tersebut
"Heh! Kalau jalan itu pake kaki bukan mata" ujar Aluna tak kalah meninggikan nada bicaranya
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Aruna [On Going]
أدب المراهقين"Sebuah hati yang hancur, tidak akan pernah kembali utuh jika masih orang yang sama" -Aruna- [SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA FOLLOW] Apa jadi nya kalau seorang ibu rumah tangga yang bertransmigrasi di tubuh seorang gadis yang bisa di bilang hancur dala...