prolog

2.7K 374 37
                                    

Di suatu hari di jalan sepintas yang aku lewati, aku mendengar suara perkelahian.

BUGH!

BUGH!

BRAK!

Aku tidak pernah tau, kalau keputusan ku untuk melihat apa yang terjadi saat itu akan mengubah hidup ku 180 derajat.

Angin sepoi-sepoi mengiringi langkah ku, aku berfikir hanya untuk mengintip sebentar lalu cepat pergi.

Aku mengendap-endap dan bersembunyi di antara semak-semak yang mengelilingi ku. Aku mulai memperhatikan perkelahian itu layak nya seorang detektif.

"KAU PUNYA 50 RIBU WON? AKU MAU MAIN GAME."

"A-ada! 50 ribu won pun akan ku kasih! Karena itu, aku mohon..."

BUGH!

BUGH!

Dia menendang, memukul, menghajar nya habis-habisan, seperti iblis! Darah mengucur dari mulut pria yang dipukul itu.

Darah yang keluar tidak terlalu banyak, tapi itu cukup untuk membuat orang yang memiliki phobia darah seperti ku pusing, pandangan ku mulai kabur dan jatuh pingsan.

BRUK!

***

Aku terbangun disebuah rumah, tapi lebih mirip dojo. Ada seorang pria paruhbaya, masih sangat gagah yang terlihat menunggu di sampingku.

"Kamu sudah bangun nak?"

Tiba-tiba datang seorang pria berwajah pelit, yang membawakan cangkir.

"Nyusahin aja! Sana pulang!"

"Kamu ngga boleh gitu sama tamu, Taehoon."

"Ini diminum dulu, agar tubuh mu pulih." Ucap si pria paruhbaya itu sambil menyodorkan cangkir yang berisi teh.

"Terimakasih."

Aku meneguk perlahan minuman itu, rasanya cukup aneh.

"Rumahmu dimana nak?"

"Aku tinggal disana."

"Disana tuh dimana? DIJONGGOL? HAHAHA!"

"Taehoon lebih baik kau diam."

Aku melirik kearah jam dan melihat keluar jendela.

"Mati aku! Udah sore, tapi aku belum sampai dirumah." Batin ku panik.

"Terimakasih sudah merawat ku, aku berhutang budi pada kalian. Tapi aku harus pamit dan segera pulang."

"Kalo ngerasa hutang budi, minimal ya nyuciin piring dulu baru minggat."

"Taehoon!"

"Kan dia sendiri yang bilang berhutang budi."

"Aku minta maaf telah merepotkan kalian, tapi sekarang aku benar-benar harus pulang cepat."

"Taehoon antar gadis ini pulang."

"Ngga, males."

"Nak, cepat antar gadis ini pulang." Pria paruhbaya itu mengulangi perkataan yang sama dengan melayangkan tatapannya yang tajam.

"Ngga perlu om, saya bisa sendiri kok."

"Ngga papa, inikan udah mau malem, ngga baik juga kalo kamu pulang sendiri."

"Udah ayo cepetan! Keburu gua mager nih."

"Taehoon, pastikan anak ini pulang sampai kerumahnya. Kalau tidak uang sakumu ayah potong."

***

Target 7 vote
Maybe?




Sung Taehoon × [Reader] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang