"Makan sayur yang banyak! kulit mu sepucat ini karna jarang makan sayur." Ujar Sinwoo tegas sulitnya meminta Sarang untuk makan sayur, dia memang tak suka sayur jadi harus ada yang memaksanya, "kenapa dia disini juga?" Sarang menatap Seongeun di hadapannya. "Kenapa? aku juga lapar." Seo Seongeun melahap nasinya tak lagi menanggapi cewek itu.
~ ~ ~
"Kau mengikuti ku?" Seongeun berbalik, karna dimana mana dia selalu melihat Sarang, "jangan terlalu pede, untuk apa mengikuti mu cihh!" Sarang berbalik merapikan baju-baju yang tak beraturan, setelah itu ia memilih keluar mencari Han Sinwoo.
"Bagaimana kak?" tanya Noan, Sinwoo yang melihat kedatangan Sarang meminta Noan meninggalkannya, "nanti kita bahas lagi kau bisa pergi, kenapa disini?" tanya Sinwoo pada Sarang.
"Ada masalah apa?" tanya Sarang melipat tangan di depan dada nya, "tak ada masalah apa pun, anak kecil jangan ikut campur." Mendengar itu Sarang kesal, "uang saku yang kami berikan terlalu sedikit kan? kenapa kakak tak mau tarik uang dari kami? setidaknya..." Sinwoo berdiri mengambil kursi untuk Sarang, "Seperti biasa, kamu bisa baca pikiran orang lain?"
Sarang duduk di sana, "kak, apa lagi masalah Bigdeal kalau bukan uang? aku mau cari kerja saja biar bisa membantu kakak walau sedikit."
Sarang menawarkan sementara Sinwoo tersenyum kecil, "hey, anak kecil jangan pikirkan itu, biar oppa yang mencari jalan keluarnya, kalau begitu oppa pergi dulu~" Sinwoo berdiri meninggalkan Sarang yang terdiam.
"Kemana?" tanya nya, "urusan orang dewasa." Setiap bertanya pasti dia selalu mengatakan hal yang sama, "Aku bukan anak kecil lagi, mau sampai kapan kak Sinwoo menganggap ku anak kecil? aku harus membantunya." Gadis itu meninggalkan tempat itu dan pergi entah kemana.
"jalanan ini sangat sepi, pemasukan tak pernah cukup selalu saja kurang, bagaimana caranya..." Yeonhee melihat jalanan yang sepi, semua yang menjaga toko pun sama seperti diri nya.
~ ~ ~
Sarang kembali saat malam hari. "Walaupun sulit untungnya bibi itu mau menerima ku, gerah.." langkah kaki nya menuju rumah kecil itu, tugas matahari selesai digantikan dengan bulan yang bersinar terang.
Rambut yang masih basah dibiarkan mengering dengan sendirinya, "kau dari mana?" tanya Gimyung yang melihat Sarang jalan menuju tempat biasa ia bersantai. "Cari angin, kenapa?" ia berbalik tanya, "sampai seharian? Seo Seongeun mencari mu dari tadi, lihatlah anak itu mabuk." Gimyung memberikan minuman pada Sarang.
"Apa urusannya dengan ku?" Sarang menerima minuman itu. "Aku mau jaga jalan ini, seperti yang kau bilang, tempat ini layak di jaga dan lagi melihat kak Sinwoo membuat ku semakin betah disini, tak ada bau preman."
Sarang tersenyum senang, "benarkah? bagus lah, pegang omongan mu sendiri ya janji~" Sarang memberi jari kelingking nya dan di ikuti Gimyung, "janji, kau mau kemana?" tanya Gimyung saat sarang berdiri. "Melihat orang mabuk."
Sarang hanya geleng-geleng kepala melihat anak dibawah umur dihadapannya ini, "Ya! Seo Seongeun karna aku tak ada kau bisa bebas minum?" Sarang mengambil botol soju yang entah botol ke berapa, "kembalikan, kenapa kau seenaknya mengatur ku? tak ada yang berani mengatur ku selain kau, tapi~ seharian ini kau kemana?" tanya Seongeun.
"Bukan urusan mu." Sarang membuang sisa soju tadi dan berniat meninggalkan cowok itu, " boleh aku minta air hangat?" Sarang terlihat berfikir sesaat, "dirumah ku, akan ku ambilkan" saat ia akan bergegas Seongeun menahan tangannya. "Aku ikut ayo."
"Kau mabuk? tunggu disini" ujar Sarang menahan Seongeun yang berdiri dengan linglung, "aku masih sadar, ayo cepat." Seongeun menarik lengan cewek itu dengan terburu- buru.
"... Tunggu disini." Sarang berlalu menuju dapur untuk mengambil air hangat, bukannya mendengar perkataan Sarang, Seo Seongeun mengikuti gadis itu, "ini pasti cukup kan?" saat berbalik ia hampir menabrak tubuh Seongeun, "YA! kau mau kena air ini?!"
Bukannya menjawab cowok itu menatap nya lama, membuat Sarang bingung, "kau lihat apa?" tanya nya.
"Pergi lah... pergi dari pikiran ku, kau... kenapa mengusik ku setiap saat?" Sarang tak paham dengan maksud orang di hadapannya ini, "kau bicara apa?" Seongeun mengambil gelas tadi dan meletakkan nya di meja yang ada dibelakang Sarang, "kau mengatur ku, orang pertama yang berani mengaturku, apa aku boleh mengatur mu juga?" mendengar itu membuat Sarang semakin bingung.
"Ayo keluar, kau bicara omong kosong karna mabuk." Sarang mendorong tubuh Seongeun namun ia tak bergerak sedikitpun, "Seo Seongeun kau mabuk!"
... Kecupan singkat di bibirnya membuat pikiran nya blank, Seongeun menatap mata Sarang dalam, "kau selalu mengganggu ku~" benda kenyal itu kembali menempel di ujung bibirnya, "apa ini.. aku tak mau melakukannya dengan orang yang mabuk!" Sarang mencoba mendorong tubuh itu namun ia tak sekuat itu, tangan kiri Seongeun menahan pinggang kecil milik Sarang agar tak menjauh dari nya.
Seongeun menggendong tubuh Sarang menuju kamar berukuran kecil itu, "aku tak mau jika kau mabuk begini.." suara gadis di bawah nya ini membuat Seongeun gemas, "aku masih sadar.. kita akan mengingat semuanya besok, jadilah gadis penurut karna aku yang mengatur mu malam ini~"
~ ~ ~
Sarang terbangun dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, ia mencoba mencerna semuanya, apa kah itu cuma mimpi, "hm~" tangan kekar memeluk nya erat, deru nafas Seongeun membuat Sarang merinding, "jadi itu bukan mimpi? mimpi mengerikan macam apa itu.." ujar Sarang dengan suara kecil.
"Ku bilang itu bukan mimpi, semalam menyenangkan~" wajah gadis ini memerah mendengar suara berat Seo Seongeun tepat di telinga nya, "pergi dari sini sebelum kak Sinwoo datang, Aigo jam berapa ini.."
Tak mendengar nya, Seongeun semakin memeluk pinggang itu erat, "sebentar lagi~" entah kenapa ia malah menurut, "sulit dipercaya ternyata kau masih- " Sarang memukul dada cowok itu dengan sikut nya.
"Diam! ini memalukan aish! singkirkan tangan mu ini!" Sarang berniat bergegas mandi namun ia malah kembali terduduk, membuat Seongeun menatapnya bingung, "kenapa? mau mandi bersama?" ia melingkarkan tangannya di pinggang cewek itu mengecup punggung tak berbalut kain, "Aw.. aku tak bisa jalan.. kau benar-benar gila..."
"Ku akui aku kalah dalam urusan ranjang, tapi apa sesakit itu?" Seongeun mendapat tatapan tajam, "wah lihatlah karya indah ku~"
Seongeun mengambil kaca yang tak jauh darinya dan memberikannya pada Sarang. "YA! bagaimana cara menutupinya? Seo Seongeun! kau benar-benar!" Sarang terlihat frustasi, "ayo ku mandikan." Tanpa aba-aba cowok itu membawa Sarang menuju kamar mandi, "Sepertinya semalam aku terlalu semangat~"
~ ~ ~
"Mana Sarang?" tanya Sinwoo seperti biasanya, "dirumahnya di mana lagi?" dengan segera ia menuju rumah adiknya itu, "sepatu siapa ini?" tanya Sinwoo melihat sepatu seseorang di rak.
"NA SARANG! lho? Seo Seongeun kenapa kau disini? mana baju mu? Sarang! kenapa masih tiduran?" Sinwoo menunggu jawaban namun keduanya malah hening.
"Kak, aku hari ini tak enak badan, Seo Seongeun tadi meminjam sesuatu disini.." Sinwoo menatap mereka berdua curiga, "benar, aku akan segera pergi, istirahatlah~"
Setelah itu Seongeun meninggalkan Sarang dan Sinwoo, "kamu sakit apa?" Sinwoo duduk disisi ranjang menempelkan punggung tangannya ke dahi Sarang, "bukan demam, dari kemarin aku diare, perut ku sangat sakit.." ujar Sarang berbohong, berharap Sinwoo percaya.
"Baiklah, oppa cari obat untuk mu, istirahat saja." Setelah Sinwoo pergi baru lah Sarang membuka selimut yang menutupi tubuhnya karna banyak bekas kiss mark di nyaris seluruh tubuhnya.
-31 juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
ActionJust full of my imagination how i live in my fantasy world 🔞 (BUKAN BL) Seo Seongeun x Sarang ( Sarang as yourself ) Edit* Terjadi sedikit perubahan di Eng ver dan versi asli ini. Start writing: (30 Juli 2022 - 10 Agustus 2022) karakter dari LOOKI...