🦄🦄🦄
Seorang gadis tengah berjalan beriringan bersama kedua teman barunya, mereka bertiga membawa buku begitu banyak di tangan ketiganya. Hampir saja buku-buku itu terjatuh.
Pada saat yang bersamaan Kara tidak sengaja menyenggol lengan Eva yang membuat Eva menjatuhkan semua buku yang berada di tangannya. Kara memang tidak bisa diam, gadis itu terus bercerita meski sedang membawa banyak buku, dan tidak melihat jalan dengan benar, ya hasilnya membuat orang lain celaka.
Bruk!
"Argh! Kara, lo bisa diem nggak, sih! Jalan bawa banyak buku, tuh diem. Jangan cerita-cerita terus!" kesal Eva yang terduduk di koridor dengan buku bawaannya yang berantakan.
Sedangkan Kara, gadis itu memperlihatkan deretan giginya, ia merasa bersalah kali ini. Dan pada saat itu, ada seorang laki-laki dari arah berlawanan yang akan melewati ketiga gadis itu.
Kini Kara tengah membantu Eva membereskan buku-buku yang terjatuh. Tiba-tiba tangan kekar membantu Eva dan Kara membereskan buku. Jangan tanya di mana Diva, gadis itu sedang duduk di kursi depan kelas dengan buku-buku ditangannya yang lumayan berat. Mereka bertiga sepertinya sedang sial, tau akan disuruh begini Eva, Kara, dan Diva tidak pergi ke perpustakaan.
"Alam," pekik Kara ketika melihat siapa pemilik tangan kekar itu. Sedangkan mata Eva dan Alam tengah beradu tatap.
"Eh, maaf. Ngga bisa lewat." Eva memutuskan kontak mata antara dirinya dan Alam.
"Ngga apa-apa. Lain kali kalo bawa buku banyak jangan bercanda." Alam mengeluarkan deep voice yang banyak siswi Awan ingin dengar.
Mata Kara membulat mendengar ucapan Alam yang menurutnya lumayan panjang.
"What?!" Kara menutup mulutnya tidak percaya, sedangkan Alam. Cowok itu sibuk dengan beberapa buku yang jatuh, ia membawa buku-buku itu.
Eva, gadis itu masih membereskan bukunya. Tak menghiraukan Kara yang sudah heboh menyenggol lengannya.
"Diem, Ra!" tegas Eva yang sadar akan kekagetan Kara.
Diva, gadis itu sudah meletakkan buku disebelahnya. Ia menatap kejadian yang sangat langka ini, mulutnya membulat sempurna ketika Alam datang, apalagi mendengar kalimat yang Alam ucapkan. Apa tadi, kalimat? Seorang Alam Semesta Bratadikara mengucapkan kalimat pada perempuan dan dia tau penyebab kekacauan di koridor saat ini?!
Selesai membereskan kekacauan yang diperbuat Kara. Eva segera mengambil kembali buku-buku yang akan di bawa ke kantor. Ntah buku apa saja yang mereka bawa, ketiganya hanya diperintah Bu Tina, guru Bahasa Indonesia kelas 11.
"Biar gue bantu bawa," ujar Alam mengambil sebagian buku dari ketiga gadis itu.
Kini dirinya yang membawa banyak buku, tidak masalah bagi Alam. Karena ia laki-laki, sudah pasti kuat dengan tumpukan buku yang lumayan banyak.
"Makasih, ya. Maaf, gara-gara kita bertiga lo jadi bantuin kita gini." Eva berucap menatap mata sendu milik Alam.
"It's okay. Btw, ini mau di bawa ke mana?" tanya Alam melihat tumpukan buku ditangannya.
"Ke kantor. Di deket mejanya Bu Tina," saut Diva. Gadis itu masih saja tercengang dengan apa yang baru saja terjadi.
"Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐕𝐀
Teen FictionKisah dua lawan jenis yang berbeda sifat, kemudian takdir mempertemukan mereka untuk bersatu, hingga pada akhirnya mereka harus menjalin hubungan yang akan penuh perjuangan. Happy reading and always inget untuk VOTE and COMMENT, frend!