4. ALVA

0 0 0
                                    

🐝🐝🐝

Eva mengernyit ketika mendapati Alam bersamanya ada di UKS. Eva tentu terkejut, mengingat tadi dirinya bersama Bu Rasmi. Kenapa sekarang malah jadi sama Alam? Di mana Bu Rasmi?

"Udah bangun? Apanya yang sakit?" tanya Alam dengan nada sedikit khawatir. Tapi, raut wajahnya tetap saja datar.

"Dingin sama pusing," lirih Eva memeluk tubuhnya sendiri.

Melihat hal itu, dengan cepat selimut yang berada di ujung brankar menutupi tubuh Eva. Alam mengecek dahi gadis itu, terasa hangat. Eva demam.

"Lo, istirahat aja. Nanti gue panggilin temen, lo, buat nemenin." Alam menatap wajah pucat Eva. Gadis itu, kini sudah memejamkan matanya, tapi masih mendengar ucapan Alam sebelum Eva benar-benar tertidur.

Eva hanya mengangguk mendapati ucapan Alam. Ia sudah sangat lemas, butuh makanan. Namun, sebelum Alam pergi. Kedua sahabat Alam datang membawa makanan dari kantin. Tentu saja itu adalah ide cemerlang, Raka.

"Punten gopud!" ujar Raka terkekeh.

"Duh, ayang gue kok bisa sakit, sih. Sini-sini gue peluk!" Yuda menerobos Raka begitu saja, hingga hampir membuat Raka terhuyung ke depan.

Eva yang semula ingin kembali tidur, tak jadi. Ia malah membuka matanya lebar-lebar. Sedangkan Alam, laki-laki itu hanya menatap datar kedua sahabatnya.

Yuda yang sudah mendekat dan ingin memeluk Eva, seketika membuat gadis itu menepis kasar kedua tangan Yuda. Membuat sang empu mencebik kesal.

"Sakit, aja masih ngeselin!" kesal Yuda menatap wajah pucat Eva.

"Bodoh! Dia lagi sakit masih lo modusin? Nggak waras, nih, bocah!" sungut Raka yang sudah geram. Masih sempetnya modus ke cewek yang terang-terangan menolaknya.

Sudah lelah mendengar kedua sahabatnya mulai ribut. Alam segera mengeluarkan suaranya dan akan selalu begitu, ketika kedua antek-anteknya berdebat.

"Jangan ganggu. Dia mau tidur." Seketika ruangan menjadi hening. Yuda dan Raka bergidik ngeri mendengar ucapan dingin Alam. Apalagi mata Alam yang sudah menajam.

"Sorry, kita ke sini cuma mau bawain dia sarapan. Siapa tau dia belum sarapan, butuh tenaga, ya, kan, Yud!" Reka memperlihatkan deretan giginya, nyengir ketika di tatap tajam Alam.

"Udah sarapan?" tanya Alam menatap datar Eva. Gadis itu sedari tadi diam, merasakan kepalanya yang pusing.

"Belum."

Mendengar jawaban dari Eva, Alam segera mengambil nasi rames yang dibelikan Yuda dan Raka.

"Makan dulu. Biar cepet sembuh."

Alam memberikan nasi rames itu pada Eva yang sudah duduk di brankar.

"Kok, perhatian banget, sih! Gue makin suka, Al!" batin Eva meronta-ronta karena perlakuan Alam.

Alam tiba-tiba menjadi laki-laki yang perhatian pada perempuan. Awalnya tidak tertarik, tapi di tatap teduh langsung nyaman, dan mulai tertarik pada gadis yang saat ini di depannya.

"Kayaknya gue harus pergi, deh. Ayang gue udah pada nungguin, nih!"

Yuda yang sedikit kesal menatap dua orang berbeda gender tengah asik mengobrol, lantas beralasan jika semua cewek yang menyukainya telah menunggu. Padahal hal itu tidak terjadi, karena ini, kan, masih jam pelajaran.

𝐀𝐋𝐕𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang