ᴩʀᴏʟᴏɢ

1.3K 78 4
                                    

Semakin dewasa, semakin banyak hal yang kita ketahui. Pemahaman tentang dunia dan berbagai pertanyaan semasa kecil yang terlontar kepada diri sendiri akhirnya dapat terjawab satu-persatu kini.

Seperti contohnya...  apa ya yang dirasakan burung di dalam sangkar? bagaimana ya rasanya ketika sangat dicintai? bagaimana ya rasanya hidup sebagai boneka cantik?

Sebagai anak kecil pula, pasti sangat mendambakan kasih sayang dari orang tua. Terutama dari seorang ayah.

Jujur saja, bukankah mendapat kasih sayang yang teramat sangat dari seorang ayah merupakan impian dari setiap anak? apalagi banyak anak yang merasakan patah hati pertamanya adalah karena seorang ayah.

Sayangnya, aku menyesal karena merasakannya. Maksudku, mendapat kasih sayang yang teramat dari seorang ayah kini menekanku. Merubahku layaknya seekor burung yang terkurung di dalam sangkar. Dapat melihat dunia luar yang luas dan indah, tetapi jangkauannya hanyalah sebatas petak yang berjarak.

Sudah begitu ia malah menganggapku sebagai sebuah permata berharga yang harus disimpan baik-baik.

Dan apa yang kurasakan menjawab segala pertanyaanku dahulu. Ku pikir seperti inilah rasanya menjadi burung dalam sangkar, seperti ini pula rasanya hidup sebagai boneka. Meski menawan, boneka tidak bisa bergerak atas kemauannya sendiri. Ia hanya bisa digerakkan oleh sang pemilik dimana dalam posisiku ayahlah yang berperan sebagai penggerak yang mengatur segala tentang hidupku.

Ini melelahkan tetapi disatu sisi melegakan.

Ketika semua yang ku miliki tak bisa ku genggam dengan benar seutuhnya. Di masa yang tepat untuk menyerah, seseorang memanggilku dengan lembut dan itu mengalihkan segalanya.

“Kakak...”

Ah, Leon adikku yang berharga.

Ialah satu-satunya yang menjadi alasanku untuk tetap bertahan hidup. Sekarang ia sudah dewasa, tetapi tetap saja tampak menggemaskan di mataku.

Ia yang dulunya kecil dan selalu merengek kini tumbuh mendahuluiku. Tampak gagah seolah selalu siap melindungiku.

Ku ucapkan terima kasih karena berkatnya... saat ini hidupku menjadi lebih bebas dan menyenangkan.

“Terima kasih karena telah menyingkirkan ayah dari mansion ini,” ucapku dengan senyum tipis.

Ia balas tersenyum dan berharap aku akan mengelus rambutnya sebagai balasan dari apa yang telah ia lakukan untukku, “apapun untukmu kak.”

Leon melanjutkan perkataannya, “lagipula ayah hanya meninggalkan mansion ini untuk sementara.”

Apa yang dikatakannya memang benar, tapi meski begitu aku sangat bahagia. Meski berada di mansion yang sama, kehadiran ayah adalah penentu segalanya.

“Meski begitu aku tetap senang,” ucapku menanggapinya.

“Kalau kakak senang, aku pun ikut senang,” Leon berkata dengan manis.

Yah, bagaimana pun ialah satu-satunya alasanku untuk tetap waras dan bertahan.

Aku benar-benar menyayangi Leon. Sungguh, rasa sayangku padanya lebih besar dari siapapun.

ྱྱྱ

Ayah mengatakan bahwa akulah satu-satunya permata berharga yang ia miliki. Karena itu ia melindungiku ditempat di mana tiada seorang pun yang bisa mencuriku darinya.

Ia juga mengatakan bahwa aku terlahir dengan begitu cantik, sehingga ayah juga memperlakukanku layaknya boneka barbie yang butuh perawatan ekstra.

Pretty Menace Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang